bab 3 : hukuman

7.2K 23 0
                                    

Goeun tersadar dari lamunan akan masa lalu, ia pun melangkah masuk ke dalam perusahan besar itu. Menyapa resepsionis lalu berjalan ke arah lift. Sudah 1 tahun lamanya ia bekerja di perusahaan fashion itu. Dan tak menyangka ia bisa bertahan walau dulu ia ingin keluar dari perusahaan itu.
Ting....

Pintu lift terbuka dan di dalamnya keluar seorang wanita yang sudah memasang wajah super juteknya. Wanita itu keluar dan tentu saja Goeun memberi salam kepadanya.
"Selamat pagi Bujangnim."
"Masih berani masuk sudah jam segini?" Sindir Hanna.
"Maaf saya terlambat," ucap Goeun menunduk.
"Berapa kali harus kau minta maaf atas keterlambatannya. Jangan karena kau sekretaris Sajangnim bisa seenaknya, kau di sini sama seperti karyawan lainnya yang harus taat aturan," ucap Hanna.

Maksud Hanna adalah sindiran untuk Goeun yang mendapat pembelaan dari CEO perusahaan itu ketika ia hendak mengeluarkan perempuan di depannya itu.

"Tidak pernah jera kau selalu di hukum? Mau habis gajimu karena di potong?" Hanna mulai meninggikan suaranya.
Sedangkan Goeun hanya bisa menunduk, dalam hatinya seandainya Hanna tahu kenapa ia bisa terlambat karena ulah si CEO perusahaan itu tak mungkin wanita itu marah-marah.

Para pegawai yang melintas pun menoleh ke arah kedua wanita itu. Hanna sengaja turun ke lantai bawah agar semua orang melihat sikap sembarangan Goeun dan bisa di jadikan pembelajaran bagi yang lain jika berniat datang telat akan dapat hukuman seperti apa. Selama ini Hanna hanya mengomeli Goeun  di ruangannya.

"Sekarang sebaiknya kau pulang saja tidak usah masuk," titah Hana. "Tapi bujangnim saya harus masuk karena harus menyiapkan keperluan Sajangnim yang akan pergi ke luar negeri," ucap Goeun.
"Untuk hal itu biar aku yang bertanggung jawab, sudah sana pulang," usir Hanna.

Goeun masih belum beranjak dari tempatnya ia masih berkutak dalam pikirannya jika ia pergi, maka ia akan mendapatkan kemarahan dari Mr.lee lalu bagaimana caranya agar ia bisa tetap masuk, ia tak mungkin mengirim pesan kepada CEO nya untuk menolongnya.
"Kenapa diam, sana pulang," ucap Hanna mendorong tubuh Goeun.
Goeun pun membalikkan tubuhnya menuju pintu lobby, berjalan sangat pelan sesekali menengok ke belakang berharap ada mukjizat.

Ting...

Pintu lift terbuka

"Goeun mau kemana kau?"

Goeun yang hampir sampai di pintu lobby pun memberhentikan langkahnya begitu mendengar suara tersebut, dalam hatinya ia senang.
Goeun memutar tubuhnya dengan ekspresi sedih, "Saya di suruh pulang sama Miss. Hanna, Sajangnim."

Minho keluar dari lift dan semua orang menunduk hormat termasuk Hanna. Dalam hati Hanna, kenapa atasannya itu turun.
Minho berjalan ke arah Goeun sambil melirik ke arah Hanna. Hanna bisa mengerti arti lirikkan atasannya itu, dan ia menghela nafas.

"Kenapa kau di suruh pulang?" tanya Mr. Lee.
"Saya terlambat dan di hukum di suruh pulang," ucap Goeun.
"Ikut denganku," titah Mr. Lee.
Goeun pun mengikuti langkah Minho berjalan menuju lift.
"Hanna, untuk hukuman Goeun biar aku yang berikan. Aku perlu kehadirannya untuk membantuku meeting di luar negeri," ucap Mr. Lee.
"Baik Sajangnim," ucap Hanna.

Minho dan Goeun pun masuk ke dalam lift, mereka menuju lantai di mana ruang kerja Minho berada.
Dalam lift mereka bersikap layaknya atasan dan bawahan.
"Jangan keseringan telat," ucap Mr. Lee.
Perkataan atasannya itu membuat mata Goeun membelalak. "Hoel, aku telat memangnya karena ulah siapa?" Gumamnya.
"Iya Sajangnim," ucap goeun.

Ting...

Mereka tiba di lantai ruangan Minho. Keduanya masuk ke dalam ruangan Minho. Dan Goeun pun dengan sigap menyiapkan berkas yang akan di bawa oleh atasannya itu. Sedangkan Minho duduk santai sambil membuka laptop di meja kerjanya.

"Mr. Lee semua berkas sudah saya siapkan. Saya permisi kembali ke meja kerja saya," ucap Goeun.
"Eummm." Minho masih fokus menatap laptopnya.

Goeun pun melangkah menuju pintu, namun langkah nya terhenti oleh interupsi dari atasannya.
"Siapa yang menyuruhmu kembali ke mejamu?"
"Sajangnim...tadi kan saya sudah ijin," ucap Goeun.
"Kesini." Minho mengkode tangannya agar Goeun mendekatinya.

Goeun pun menghampiri atasannya nya itu. "Apa masih ada yang harus saya siapkan?" ucapnya.
"Coba lihat ini," ucap Minho yang menunjuk ke laptopnya.
Goeun yang tadinya berdiri di depan meja kerja Minho, berjalan memutari untuk dapat melihat apa yang di maksud atasannya itu. Begitu ia di sisi Minho, ia melihat layar laptop dan betapa terkejutnya ia dengan apa yang ada di laptop tersebut.
"Hukumanmu harus seperti itu," ucap Mr. Lee menunjuk ke layar laptop.
Minho langsung menarik tubuh Goeun hingga duduk di pangkuannya. Ia langsung mencium bibir sekretarisnya itu. Goeun berusaha mengimbangi ciuman atasannya itu.
Setelah puas melumat bibir sekretarisnya, Minho melepaskan pagutannya.
"Sekarang kerjakan hukumanmu," titah Mr. Lee.

Bagi Goeun mendapat hukuman dari Mr. Lee sudah biasa ia dapatkan. Goeun pun turun dari pangkuan atasannya dan berjongkok di hadapan Mr. Lee.
Tangannya mulai membuka resleting celana atasannya itu juga ikat pinggangnya lalu menurunkan celana atasannya itu. Minho sedikit membantu agar prosesnya cepat, ia mengangkat tubuhnya sedikit ke atas.
Begitu semua turun, milik Mr. Lee sudah terlihat tegak berdiri.
Goeun berdiri, ia pun menurunkan dalaman yang berada di balik rok nya. Lalu ia membalikkan badannya membelakangi Mr. Lee, kemudian ia mengangkat rok kerjanya dan mulai memposisikan dirinya agar milik atasannya itu bisa masuk ke dalam miliknya. Dengan menggesekkan untuk mempermudah jalan masuk, goeun menuntun kepemilikan Mr. Lee masuk.
Minho sendiri hanya melihat bagaimana goeun memasukkan juniornya ke lubang hangat miliknya.
Saat juniornya masuk sempurna, Minho menahan tubuh goeun untuk tidak bergerak. "Tunggu." Lalu ia memajukan tubuhnya, tangannya pun merambah ke area depan dada goeun. Ia melepaskan kancing kemeja wanita itu, lalu membuka dan membuangnya ke sembarang arah. Tak lupa kain yang membungkus gunung kembar pun tak luput Minho lempar. Setelah itu tangannya mengutik laptopnya sehingga kini wajah goeun dan Minho tercetak jelas di layar laptop.
"Mr. Lee--" goeun hendak protes namun jari Minho di tempelkan ke bibir wanita cantik itu tanda ia harus diam.
"Bergeraklah baby," bisik Minho sensual di telinga goeun.
Goeun mulai bergerak, dengan memegang pegangan kursi Minho ia menaik turunkan bokong nya.
"Euhhmmm, nikmat baby." Minho mengecup punggung goeun tak ketinggalan tangannya ikut bergerak meremas bukit kembar wanita itu.
Suara desahan yang keluar dari bibir goeun membuat Minho tak tahan, dengan tangan satunya ia menarik dagu wanita itu untuk menyamping dan Minho langsung meraup bibir goeun dengan sangat beringas. Mendapat serangan di bibirnya membuat gerakan goeun sedikit menelan dan ia hanya memutarkan bokongnya dan itu membuat Minho mengerang dalam ciuman nya.

Ciuman itu pun pindah ke leher goeun dan Minho mengecapnya dengan sangat kuat. "Faster baby," titahnya.
Goeun kembali menggerakkan pinggulnya dengan cepat. Erangan demi erangan keluar dari bibir Minho yang mendapatkan kenikmatan. Punggung putih goeun tak pelak jadi lampiasan gairah Minho. Pria itu mengecap bahkan menggigit hingga membekas. Tangannya pun meremas kencang dada goeun.
"Mr. Lee .....ughhh....." Goeun tak kuat tatkala hasratnya semakin memuncak di tambah gerakan tangan pria itu.
"Kau hampir mencapainya?" Bisik Minho.
Goeun hanya mengangguk, matanya terpejam namun ia terus bergerak.
Minho melihat wajah goeun dari layar laptopnya, ia sangat menyukai paras saat wanita itu berada dalam gelora hasratnya.
"Kita bersama," ucap Minho. Ia langsung membantu pinggul wanita itu bergerak lebih cepat, ia ingin bisa bersama-sama mencapai puncak dengan wanita itu.

Hentakkan terakhir dan erangan keras keduanya menandakan mereka mencapai orgasme.
"Akkkhhh...."
"Baby....."

Minho memeluk tubuh wanita itu dengan sangat erat. Ia tak membiarkan wanita itu berdiri langsung. Ia ingin berlama-lama di dalam, namun sebuah ketukan pintu membuat Minho harus mencabut juniornya. Keduanya bergerak cepat membenarkan pakaian dan penampilan mereka.

"Siapa yang berani mengganggu," gerutu Minho.

CINTA DAN DENDAM SEKRETARIS MR. LEE (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang