ғᴏᴛᴏ

672 109 40
                                    

"Kau tahu, (Y/n)... aku masih menyimpan
foto akuarium kita dulu. Masih ingat
dengan black ghost?"

▵▾▵

"Wuoh...! Ini pertama kalinya aku lihat lumba-lumba!" Manik (Y/n) berbinar-binar menyaksikan pemandangan di hadapannya. Dainsleif hanya diam, ikut menonton pertunjukan lumba-lumba kecil.

Hari ini kelas mereka melaksanakan study tour ke salah satu akuarium terkenal Tevyat, akuarium SEAPRIMOS. Setelah para murid diberi instruksi dan peraturan, mereka bebas berkeliling asalkan kembali berkumpul pada waktu yang ditentukan.

(Y/n) dan Dainsleif belum berjalan cukup jauh, sudah menemukan acara pertunjukan lumba-lumba. Mereka menonton beberapa menit, lalu melanjutkan perjalanan.

"Ikan hiasnya banyak banget!" (Y/n) menempelkan wajah ke salah satu sisi kaca akuarium. Ia fokus menatap ikan satu per satu, kesempatan emas ini tidak boleh dilewatkan! Kapan lagi bisa jalan-jalan seperti ini, dengan biaya yang ditanggung pihak sekolah?

Mendadak, seekor ikan hitam dengan sirip bergelombang lewat tepat di hadapan (Y/n). Sang gadis tercengang, dan tak lama, ia mulai berteriak.

"I-I-IKAN DAINSLEIF!?"

Teriakan (Y/n) mampu membuat Dain menoleh dan berjalan ke arahnya. Dain terdiam menatap ikan yang ditunjuk (Y/n), lalu menghela napas pasrah.

"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"

"MIRIP KAMU!"

"Bagian miripnya di man--"

"SAMA-SAMA SEREM!"

Dain tidak mampu berkata selama beberapa detik. Tak lama, ia menghela napas lagi, lalu menatap (Y/n) bersama alis yang mengerut.

"Aku seram?"

"Oh, kamu nggak nyadar, Dain? Kalo kamu main ke rumahku, tetanggaku pada ngira aku bawa preman ke rumah," balas (Y/n) tanpa basa-basi.

Dain tidak berbicara lagi, bingung harus membalas apa. Namun pada akhirnya, dia hanya menerima fakta itu.

(Y/n) tiba-tiba mendorong Dainsleif hingga punggung si remaja laki-laki menyentuh kaca aquarium. Kemudian (Y/n) melangkah agak jauh, sembari memegang handphone dan menyalakan kamera.

"Nah~ supaya nggak mirip ikan seramnya, coba senyum pas aku foto!"

Dainsleif terbungkam. Sungguh ide (Y/n) terdengar agak... mustahil. Sebelum sempat membalas, (Y/n) sudah duluan memberi aba-aba.

"Oke! Dalam satu... dua..."

Dainsleif merasa gelisah, apa yang harus dilakukannya? Hanya senyum? Baiklah, dia akan mencoba sebisa mungkin.

"Tiga!"

CEKREK

Begitu selesai mengambil foto, ekspresi (Y/n) berubah drastis. Mata menyipit, mulut menganga kecil, kepala miring menandakan gadis ini kebingungan atas apa yang dia lihat di galeri ponselnya.

"Ini... mau sampai kapan, Dain? Kapan kamu bisa senyum kalau difoto, sih!?"

Itu bukan yang pertama kalinya. (Y/n) sudah berkali-kali mencoba mengambil gambar seorang Dainsleif yang tersenyum ketika difoto, tetapi selalu nihil. Ia mengira kali ini akan berhasil, tetapi nampaknya akuarium pun tidak terlalu menyenangkan bagi Dain.

"...aku sudah senyum, kok."

"SUDAH SENYUM? SENYUM YANG KAU MAKSUD ITU BEGINI?" (Y/n) membalikkan ponselnya dari jauh, dan terpampang gambar Dainsleif yang berwajah datar. Tepat di sampingnya, ikan black ghost pun tak kalah menunjukkan ekspresi datar terbaiknya.

[END] 𝗝𝘂𝘀𝘁 𝗔 𝗙𝗿𝗶𝗲𝗻𝗱!? ┊▿Dainsleif Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang