14. Luke dan geng Armor (Revisi)

22.3K 2.2K 131
                                    

⚠Tekan dulu bintangnya♡

Happy Reading
⋇⋆✦⋆⋇ 

Dikamarnya yang hanya terbatasi lampu kecil tentu tak akan mampu menerangi seluruh ruangan gelap itu.

Tapi lain hal dengan Arshaka yang tampak santai memandangi figura besar diatas dinding kamarnya yang dimana penerangangan hanya terpusat pada foto tersebut, gambar itu memperlihatkan seorang gadis yang tengah tersenyum lebar hingga kedua mata indahnya menyipit ke arah kamera.

"You are so beautiful dear, kamu bahkan bisa membuat mataku teralihkan dari rumus-rumus itu," ia mengelus wajah dari foto tersebut sambil memejamkan matanya.

"Kamu harus bertanggung jawab Cecila..."

Yap, gambar besar tersebut adalah wajah cantik Cecila. Jika saja penerangan diruangan itu melebar sepenuhnya mungkin akan terdapat banyak sekali foto polaroid dari sang gadis yang selalu Arshaka ambil dengan kameranya, ia selalu menempelkan foto terbaru diruangan rahasia itu dan pastinya tidak ada yang boleh memasukinya.

Segila-gilanya Arshaka, lebih gila lagi Savior yang kini tengah menyandarkan punggungnya pada kursi kamar dengan tatapan terpaku pada sebuah laptop.

Bibirnya menyunggingkan senyuman miring melihat gadis yang sangat ia cintai tengah misuh-misuh pada kucingnya.
"You look so cute baby."

Namun tak lama tatapan gelapnya menajam dengan lengan terkepal kuat melihat seorang pria memasuki kamar gadisnya, ditambah pria itu begitu lengket memeluk tubuh kekasihnya.

Brak!!!

"Argghhh! Kenapa begitu banyak hama disekitarmu baby?!" Savior menggeram marah. "Apa aku perlu membunuh para bedebah itu?"

Tok... Tok... Tok...

Savior semakin geram dengan suara ketukan itu, itu pasti asistennya sebab dirumah ini hanya ada dia beserta beberapa bodyguard dan Maid.

Orang tua Savior sudah dinyatakan meninggal namun pria itu sama sekali tak bersedih berlarut-larut karena detik itu juga dia berhasil membantai keluarga musuh sampai ke akar-akarnya karena telah lancang membuat kedua orang tuanya mati.

"Masuk!"

Pria muda berwajah tegas tanpa senyum itu masuk ke dalam.
"Anda telah ditunggu ditempat biasa untuk memantau siapa pemenang lomba kali ini Tuan."

Savior mendengus kasar.
"Memang siapa lagi kalau bukan anak didikku itu? Untuk apa aku kesana jika pemenangnya saja sudah bisa kutebak."

Veron, sang asisten terdiam.
"Siapa tau kali ini akan ada kejutan yang menarik perhatian anda Tuan."

"Hm," dehemnya kemudian pergi mendahului Veron keluar kamar tanpa mematikan laptopnya.

____________❃

Jasver mengambil jaket kulit serta kunci motornya sebelum turun dari tangga.

"Mau kemana lagi kamu Jas?" tanya sang Daddy yang tengah bermesraan dengan Mommy nya diruang keluarga.

"Biasa Dad, aku izin balapan dulu," ucapnya membuat Mommy Jean mendelik.

"Tumben izin biasanya juga maen nyelonong aja," Jasver mendengus dan memilih abai. "Kamu tuh kalau pulang sekali-kali bawain Mommy cewe cantik, bukan malah motor batur yang dibawa!"

"Emang mau ngapain sama ceweknya sayang?" tanya Daddy nya seraya mengelus rambut isterinya itu.

"Kalau sampe itu anak bawa cewe yang cantik, gemoy tambah lucu, udah fiks. Mommy bakal nikahin kalian lagsung!" Jasver menghentikan langkahnya yang sudah hampir mencapai pintu begitu mendengar sindiran keras Mommy nya.

Protagonis Sengklek (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang