35. Serumah?

11.9K 1.1K 54
                                    

⚠Tekan dulu bintangnya♡

Happy Reading
⋇⋆✦⋆⋇

"Hei, Wake up baby."

Suara serak seorang pria juga sentuhan halus yang diberikannya pada pipi gembul Cila membuat gadis itu terusik dalm tidurnya.

"Eugh... Apasih ah jangan ganggu!" kesalnya menaikan selimut sampai menutupi wajah.

Pria itu adalah Saviors, ketujuhnya kompak bangun pagi-pagi sebelum gadisnya terlebih dulu agar Cila tak terkejut nanti, mereka juga masih berada di mension ini tanpa ada niatan untuk pulang. Bahkan untuk membangunkan Cila, Saviors dan Damian harus berdebat terlebih dulu.

Saviors terkekeh dengan jarak wajah yang amat dekat, ia menurunkan selimut itu lalu mengecup bibir dan menggigit gemas hidung Cila yang mana membuat gadis tersebut membuka matanya cepat.

"Aaakh! Sak- Yaaaakkk!!!" Cila berteriak nyaring kala wajah tampan itu datang tiba-tiba didepan wajahnya hingga...

Dugh!

Gadis itu menjedutkan pelipisnya ke pelipis Saviors dengan keras.
"A-akh... Jidat mulus gue-"

"Jangan melukai dirimu Baby, lihat ini jadi memerah," Cila tertegun melihat wajah khawatir Saviors yang kini mengusap dahinya juga mendaratkan kecupan ditempat yang terasa berdenyut itu.

Pria itu bahkan mengabaikan jejak merah di pelipisnya.
"L-lo juga luka Sapi..." ucap Cila pelan dengan tatapan menyesal.

Bukannya menjawab Saviors malah menegakkan tubuhnya sambil menarik lengan Cila agar terduduk.
"Aku tidak apa-apa, tapi pelipismu perlu diolesi obat."

Cila menatap pergerakan Saviors yang mencari kotak obat di bawah rak lemarinya tanpa ragu sedikitpun, gadis itu masih mencoba mengumpulkan nyawa jadi masih tidak bisa membedakan alam mimpi dan kenyataannya.

Saviors datang menenteng kotak obat ditangannya, bibirnya berkedut menahan tawa kala melihat Cila yang masih mengantuk bahkan berkali-kali hendak jatuh kebawah jika saja lengan Saviors tidak cepat menangkapnya.

"Masih ngantuk hm?" ucapnya menjadikan Dadanya sebagai sandaran Cila. "Ada yang sakit selain dahimu baby?"

Saviors mulai mengolesi obat didahi gadisnya.

Cila mengerjap pelan, ia mengucek matanya namun segera ditahan Saviors diganti oleh elusan halus diarea kelopak matanya.
"Jangan dikucek nanti matamu memerah."

"Mmmm? Badan Cila pegel banget kayak ketiban gajah, oh. Iya Saviors masih disini? Terus Daddy mana?" Saviors terkekeh mendengarnya, jelas saja karena tubuh Cila dipeluk oleh mereka tanpa celah.

"Aku masih disini karena kemarin terlalu larut untuk pulang, Sekarang dia ada dibawah, setelah ini mandi lalu sarapan," ucapnya beralih membuka kancing baju Cila dan menggagalkannya hingga yang tersisa hanya dalaman yang menutupi area tertentu.

Saviors menggeleng berusaha menahan hasrat bejat nya, ia memangku tubuh Cila menuju kloset untuk memandikan bayi besarnya itu.

"Cila bisa sendiri..." leguhnya tertidur kembali dibahu lebar Saviors.

Cup...

"You are so cute Baby kitty," bisiknya setelah mengecup rambut pirang Cila yang sedikit acak-acakan juga mengusap punggung terekspos itu dengan gerakan sensual.

Saviors sudah melihat semua yang ada didalam tubuh gadisnya, dan itu adalah hal yang sudah biasa namun tidak dengan jantung dan otak gilanya yang meronta ingin menjamah lekukan indah itu lagi dan lagi.

Protagonis Sengklek (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang