4. Ravange

88 6 0
                                    

Setelah puas tertidur dengan lelap, Haechan akhirnya terbangun dari tidurnya.

Rasa pegal langsung menyerang Haechan, begitu dia membuka matanya. Tubuhnya yang ingin ia renggangkan pun tertahan, ketika ada seseorang yang tiba-tiba mengeratkan pelukkannya.

Ah, bahkan Haechan tidak menyadari kalau ada orang yang memeluk dirinya. Dia benar-benar gak tau kalau misalkan ada seseorang di sampingnya.

Huang Renjun. Orang yang tengah tertidur pulas ini, berhasil memeluk tubuhnya yang sedang bertelanjang dada ini.

Bahkan Haechan tidak menyadari bahwa dirinya belum memakai baju, sejak kejadian tadi. Dia langsung tidur, begitu menyuruh Renjun keluar.

Haechan menatap wajah polos Renjun yang tengah tertidur pulas saat ini. Wajah Renjun terlihat damai dan snagat tenang, berbeda ketika diri-nya sudah bangun. Wajahnya langsung berubah menjadi menyebalkan. Ya walaupun Renjun ini sama cantiknya, dan sama suksesnya membuat Haechan jatuh hati.

Tangannya langsung menyingkirkan rambut Renjun yang menutupi wajahnya. Ia mau melihat Renjun lebih jelas.

Tanpa terasa, Haechan mulai tersenyum tipis begitu melihat mulut Renjun, yang tengah mengerucut ketika tidur. Apakah ini sudah menjadi kebiasaan Renjun ketika tidur? - batin Haechan.

Setelah sadar apa yang ia lakukan, dan ia katakan. Haechan langsung menggelengkan kepalanya, dan langsung beranjak dari tidurnya.

Perlahan tapi pasti, Haechan mulai memindahkan tubuh Renjun lebih ke atas ranjangnya, agar Renjun bisa tidur dengan nyenyak. Haechan mulai menidurkan kepala Renjun di atas bantal empuk, Agar kepala Renjun tidak sakit, karena tidur di atas lengan Haechan. Bisa sakit kepala Renjun, kalau terus-terusan tidur di lengannya.

Tak lupa Haechan menyelimuti tubuh Renjin, sampai menutupi lehernya. Namun, baru saja di selimuti, Renjun sudah membuka, dan menendang-nendang selimut yang menutupi dirinya.

"Panas!" Gumam Renjun, lalu mulai tenang kembali setelah itu.

Perkataan Renjun sukses membuat Haechan tertegun. Panas? Heol! Bahkan Air Conditioner di sini sudah menyentuh suhu terendah. Ruangan juga terasa susah sangat dingin, dan Renjun masih bilang panas? Perkataan konyol macam apa itu? Apakah Renjun seorang vampir yang tahan akan rasa panas?

Tak mau mengambil pusing, Haechan pun bergegas beranjak untuk mengambil baju yang ada di lemarinya.

Namun baru saja ingin membalik kan badannya, pergelangan tangannya sudah di cekal oleh tangan Renjun.

Haechan langsung membalikkan tubuhnya. Menatap Renjun yang masih menutup kedua matanya dengan tenang.

Baru saja Haechan ingin melepaskan cekalan tangan Renjun, tubuhnya sudah di tarik lebih dulu oleh Renjun.

Tindakan Renjun, sukses membuat Haechan oleng, dan terjatuh tepat menindih Renjun. Untung saja Haechan itu sigap. Ia langsung menahan bobot tubuhnya dengan kedua tangannya, agar tidak menindih tubuh Renjun.

Haechan langsung menghela nafasnya lega, begitu melihat Renjun yang sudah lebih tenang. Renjun benar-benar merepotkan! Entah itu ketika dia terjaga, atau tertidur sekalipun. Sukses membuat Haechan kewalahan, atas tingkah Renjun yang terkadang sangat luar biasa.

"Teddy bear! Teddy bear jangan tinggalkan Renjun lagi!" Gumam Renjun, yang masih menutup matanya.

Haechan mendelik. "Apakah dia mengigau?" Gumam Haechan, seraya menggoyangkan tangannya di hadapan wajah Renjun.

"Teddy bear! Jangan tinggalin Renjun!" Teriak Renjun, yang langsung meremat tangan Haechan dengan keras.

Lambat laun tangan Renjun langsung memeluk tubuhnya. Menaruh kepalanya tepat di atas dada bidang Haechan yang sedang shirtless.

Haechan menggeram di saat ia merasakan deru nafas Renjun di tubuhnya. Bukan hanya itu, Renjun sudah mendusel manja kepada Haechan.

"Teddy bear jangan nakal lagi ya?! Jangan tinggalkan Renjun lagi." Gumam Renjun yang sudah sesegukan.

Haechan di buat terkejut lagi, ketika mendengar Renjun yang sesegukkan. Ia langsung memeluk Renjun. Mengusap bahu, dan pucuk kepala Renjun. Haechan dapat mencium wangi shampo yang Renjun yang benar-benar sangat harum.

"Sssttt. Teddy bear tidak akan pergi meninggalkan Injuniee lagi. Sekarang Injun tidur yang tenang ya. Jangan memimpikan apapun." Tanpa sadar Haecha  mengucapkan kalimat itu untuk menenangkan Renjun.

Haechan tidak mau Renjun bermimpi di dalam tidurnya. Kata para ahli kesehatan, kalau seseorang tertidur dengan keadaan bermimpi, berati tidur orang itu tidak nyenyak, karena otaknya yang terus bekerja. Renjun terlalu kelelahan, dan harus tidur dengan nyenyak.

Haechan dapat merasakan deru nafas Renjun yang sudah kembali normal. Haechan langsung menghela nafasnya kasar. Ia langsung mengusap wajahnya frustasi.

Tubuhnya saat ini sedang bertelanjang dada. Suhu ruangan yang ada di dalam kamar Haechan sudah sangat dingin. Ia ingin menutupi tubuhnya, tapi selimut sudah terjatuh di lantai karena ulah Renjun.

Percuma juga kalau menutupi tubuhnya dengan selimut. Renjun pasti membuka selimut itu. Ingin menaikkan suhunya, Renjun pasti akan kepanasan. Haechan ingin beranjak dari tidurnya, Renjun pasti menariknya kembali.

"Kau tau? Kenapa kau sangat merepotkan sekali?" Gumam Haechan, yang sangat berbeda dengan hatinya.

Haechan sebenarnya sudah sangat lelah oleh tingkah, kelakuan dan sifat Renjun sedari tadi. Sedari tadi dia terus menahan dirinya agar tidak kehilangan kontrol karena Renjun.

Kejahilan Renjun saat ini sudah tidak dapat di tolong oleh Haechan. Walaupun dia suka jahil ke Renjun, tapi dia gak pernah sejahil ini ke Renjun. Berbeda dengan Renjun yang langsung mengambil tindakan.

Satu kata yang dapat menggambarkan Renjun adalah luar biasa. Semua tingkah, kelakuan, dan sifat Renjun benar-benar luar biasa. Terkadang dirinya bingung harus menghadapi Renjun kayak gimana lagi. Kalau Renjun bersikap seperti ini.

Renjun itu tipikal orang yang gamau di ganggu. Tapi sekalinya di ganggu, dia gak bakalan ngelepasin orang yang telah mengganggu dirinya.

Renjun tidak akan melepaskan seseorang yang sudah menjahili dirinya. Ia akan membalas hari itu juga orang yang telah menjahili-nya. Atau Renjun akan membalasnya 2 kali lebih jahil, dari orang yang menjahili dirinya.

Kalau tidak terbalaskan hari itu juga? Renjun akan terus memantau, seraya merancang serangan pembalasan yang lebih kejam, dan sangat jahil.

Maka dari itu terkadang Haechan suka kewalahan kepada Renjun, ketika Renjun tengah menjalankan aksinya.  Karena apa? Renjun akan sadis kalau membalas dendam. Ia tidak akan membiarkan orang itu hidup tentram, sampai dendam-nya terbalaskan.

Bahkan Mark, kekasihnya pernah menjadi target Renjun. Bagaimana tidak menjadi target Renjun? Ia tidak tau penyebab Renjun menjadikan targetnya.

"Fuck Huang Renjun!" Ringis Haechan, ketika merasakan kejantanannya di usap dari luar oleh kaki Renjun. Haechan dapat merasakan perlahan kejantanannya mulai bangkit.

"Kau tau? Aku itu lelaki normal yang akan terbangun apabila kau menggoda diriku." Haechan menggeram rendah. Ia sudah menelusupkan wajahnya di kepala Renjun.

"Hentikan Renjunuee. Kau bisa membuat aku hilang kendali." Sambung Haechan, yang masih mencoba mengontrol dirinya atas ulah Renjun.

"Hah~~" helaan nafas lega ketika Renjun berhenti.

TO BE YOUR BOYFRIEND - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang