*YUUKI POV*
Aku melihat jam dinding yang tergantung cantik di ruang tamu menunjukkan pukul 21.13 tapi batang hidung Henry sama sekali belum kelihatan. Ada apa dengannya? Atau dia ga pulang hari ini? Tapi kok ga bilang kalau dia ga pulang? Setidaknya telpon ataupun sms kan bisa. Ck ck ck, masa sekarang sudah punya teknologi canggih tapi ga di manfaatin.
Aku kembali melihat jam dinding, lalu melihat hpku apa ada sms darinya atau ga ada. Kutunggu beberapa menit akhirnya kuputuskan untuk sms kepadanya.
'Bapak kok belum pulang? Pekerjaannya setonkah? Sampai jam segini pun belum pulang.'
Clik! Send!
Kutunggu lagi, ga ada balasannya sama sekali. Apa dia lagi bersama wanita? Atau dia di bar atau di club bersama wanita? Atau... dia tidur di hotel bersama wanita?
Ting Tong!
Eh? Siapa? Henry? Tapi kok ga pakek kuncinya?
"Kenapa baru pu-" ucapanku terhenti karena yang kulihat adalah bukan Henry tapi seseorang yang ga kukenal, ia memakai jas berwarna hitam dan memakai kacamata hitam, tampaknya seperti orang yakuza.
"Andakah yang bernama Yuuki?" Tanya orang berjas hitam itu.
"Ah... ya-ya... a-ada apa ya, Pak?" Tanyaku dengan takut . Takut! Aku takut! Mereka yakuza! Tolong! Aku akan di bunuh!
"Saya datang kesini mau membicarakan tentang Tuan Henry."
Eh? Henry? Henry ada masalah dengan yakuza.
"An-anda si-siapa?"
"Saya ini Tam."
"A-apa hubungan-"
"Maaf, bolehkah saya masuk?"
"Oh... si-silahkan." Aku membuka pintu lebih lebar agar dia bisa masuk.
"Hm... makasih."
Aku mengikutinya sampai di ruang tamu. Eh? Sekarang yang pemiliknya siapa?
"Silahkan duduk," kataku sambil berjalan ke dapur, "Saya mengambil minuman dulu. Anda mau-"
"Ah...ga usah, makasih."
Aku berjalan kembali dari dapur lalu duduk berhadapan dengannya.
"Saya mencari Anda karena-"
"Maaf, bisa langsung ke topik?" Potongku, aku hanya ingin tahu apa yang terjadi pada Henry.
"Ok, jadi... bisakah Anda pindah keluar dari sini? Atau lebih tepatnya mengundurkan diri dari pekerjaan Anda sekarang?"
Hah? Memangnya kenapa?
"Ke-kenapa? Saya hanya... pengasuh anaknya saja."
"Saya tahu, tapi... Anda ga tahukah dia sudah mempunyai tunangan?"
Tunangan?
Seperti dia bisa melihat aura kebingungan dari wajahku.
"Tunangannya yang akan menjaga anak Tuan Henry. Jadi Anda ga usah lagi menjaga anak Tuan Henry."
"Tapi-"
"Saya akan ganti rugi bahkan membayar dua kali lipat dari gaji Anda. Gimana?"
"Maaf. Saya-"
"Tunangan ini pilihan Tuan Henry sendiri. Dia yang membawa wanita itu datang dan meminta izin ke Tuan Domy atas pernikahan mereka. Oh... Jika Anda mempunyai perasaan padanya, lebih baik cepat di selesaikan, karena dia hanya bermain-main dengan Anda. Jika dia membuat sesuatu yang dapat membuat hati Anda bergetar, tolong jangan dianggap serius. Dia suka memainkan pria maupun wanita yang menyukainya, tapi wanita itu beda. Tuan Henry benar-benar mencintai wanita itu. Tuan Henrylah yang bertekuk lutut duluan pada wanita itu. Jadi Anda-"