Bab 4 - Resort Mewah

10.3K 1.6K 36
                                    

Aku menatap Bima dan Bisma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap Bima dan Bisma. Keduanya tampak senang menikmati ice cream dan kue yang sudah tersedia di hadapan mereka. Lalu aku kembali menatap Mas Sam. Dan berakhir dengan kekecewaan lagi. Kecewa bahwa pria ini telah membohongiku. Tapi aku tak bisa berbuat apapun, bukan? Kebahagiaan anak-anak adalah yang utama.

Pada akhirnya, aku mengalah. Kutolehkan wajahku ke arah jendela kaca di sebelahku. Mataku sudah berkaca-kaca, karenanya aku tidak bisa menatap Mas Sam lagi.

"Kamu ada masalah? Kalau iya, tolong cerita sama aku..." pintanya. Tapi aku tidak mengindahkan permintaannya itu. Aku tidak sanggup bertanya padanya, kenapa dia melakukan semua ini padaku? Aku takut bahwa pertanyaanku itu malah akan membawaku kenyataan pahit dan membangunkanku dari mimpi indah. Aku tidak sanggup melakukannya...

********************

Bab 4 – Resort Mewah

Kami akhirnya sampai di Bali. Di jemput oleh sebuah mobil yang kata Mas Sam adalah fasilitas yang telah diberikan oleh resort tempat kami akan menginap.

Pada akhirnya, sampailah kami di resort tersebut. Resort yang sangat mewah dan tampak sangat indah. Kami diantar ke sebuah kamar yang akan kami tinggali selama berada di bali. Kamar yang sangat bagus dan mewah. Entah, Mas Sam haru bayar berapa agar bisa menginap di sini.

Aku menuju ke sebuah meja yang letaknya di dekat pintu masuk. Di sana ada minuman dan makanan yang tersedia untuk menyambut para tamu. Bima dan Bisma segera meraih kokies dan memakannya, sedangkan aku lebih fokus dengan brosur yang tersedia di sana, meraihnya, dan membacanya.

Brosur itu menunjukkan fasilitas apa saja yang disediakan resort ini, makanannya, dan juga tempat-tempat menarik di area resort ini. Terdapat juga nama perusahaan pemilik dari resort ini. PM Group. Lalu aku menutupnya kembali setelah membacanya. Tempat ini milik Mas Sam. Astaga...

"Bagaimana? Kamu suka tempatnya?" tanya Mas Sam saat dia baru saja selesai mengantar pegawai resrort yang sedang membawa barang-barang kami.

Aku menatapnya dan bertanya "Kamu harus membayar berapa buat bisa menyewa tempat seperti ini?" tanyaku yang masih pura-pura tidak tahu bahwa tempat ini adalah miliknya.

"Uumm, ini hadiah dari bossku. Kamu ingat, nggak, selama kita menikah, aku hampir nggak pernah meminta cuti untuk liburan. Maksudku, teman-temanku mendapatkannya, tapi aku selama ini hanya fokus bekerja. Mungkin karena alasan itulah, Bossku jadi memberikan bonus ini padaku."

Dia berbohong.

"Sini, lihatlah." Mas Sam meraih brosur yang tadi kubaca. "PM Group. Aku kerja di sini. Dan resort ini salah satu asetnya. Jadi... mungkin Boss aku mau kalau aku menikmati masa liburanku di tempatnya."

Dia berbohong lagi...

Aku hanya mengangguk menanggapinya. Aku memutuskan meninggalkan Mas Sam dan menuju kepada Bima dan Bisma. "Anak-anak... ayo sekarang kita mandi dulu, habis itu bobok siang, yaa... nanti sore kita habisin waktu di pantai, siapa yang mau main pasir-pasiran di pantai?"

SECOND WIFE (Senja & Samudera)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang