P. 7

61 17 0
                                    

Wanita cantik yang sudah berusia setengah abad itu hanya bisa memijat pelipisnya dan menghembuskan nafasnya lelah

Sementara yang paling muda hanya berdiam diri sambil menikmati teh hangatnya, dengan menimpakan satu kaki diatas pahanya

"Mamah gak tau bujuk kamu pake cara apa lagi, gak kamu gak papahmu sama sama keras kepala. Pusing mamah"

Yang muda hanya terdiam sambil sesekali menganggukkan kepalanya, meletakkan cangkir berisi teh itu dengan perlahan dan kembali menatap sang wanita tercintanya

"Mah, mamah gak usah pusing ataupun bingung. Aku udah dewasa bahkan umur ku juga sudah matang. Biarkan aku mencari wanita yang menjadi kriteria ku sendiri. Aku juga sudah lelah dengan perjodohan perjodohan tak masuk akal ini"

"Sena, kamu tahu bahkan sangat paham dengan usia dan kematangan kamu. Lagi pula apa kurangnya Kayana, Keysa, Sherly, Monita, dan yang terakhir Bulan? Kurang apa mereka nak? mereka sudah cantik, anggun, pintar, berpendidikan tinggi, bahkan mereka juga anak terpandang"

Kali ini pria berusia 26 tahun itu yang menghela nafas perlahan. Lalu sang anak tunggal mengeluarkan ponselnya dan membuka sesuatu disana

Tak lama memberikan ponsel tersebut dan menayangkan beberapa video berdurasi pendek pada sang ibu

"Astaga, mereka... "

"Bagaimana? Apa mamah masih mau mereka menjadi menantu mu?"

Sang ibu tercengang kala dirinya sudah melihat semua video berdurasi pendek itu

Apa apaan ini? Baru saja Sena memperlihatkan beberapa tingkah dan perilaku wanita-wanita yang pernah mamahnya jodohkan padanya seperti,

Video Keysa, Kanaya dan Monita yang suka keluar masuk tempat terlarang alias clubbing, lalu bahkan ada video Sherly yang sedang menghina pengemis dan mendorong anak kecil yang sedang memunguti sampah,

Dan video terakhir ada Bulan yang sebenarnya bukan dari keluarga terpandang. Melainkan hanya keluarga di golongan menengah, dan ternyata dirinya beserta keluarganya dibohongi oleh semua gadis-gadis itu

Yeah, untuk kriteria untuk menantu mamahnya ya itu begitu tinggi. Seperti salah satunya bukan peminum, atau pembohong— ah maksudnya salah duanya, ya begitulah

"Apa papahmu sudah tahu?"

Sena mengangguk sekilas dan kembali mematikan ponselnya untuk ia masukkan pada saku celananya

"Ya, bahkan papah juga memutuskan kontrak kerja dengan orang tua mereka"

"Ya Tuhan"

Wanita paruh baya itu memilih bersandar pada sofa dan memejamkan matanya, dirinya benar-benar tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Sungguh, merasa dibohongi dan dikecewakan sangat sangat menyebalkan

"Baiklah, kalau begitu mamah kasih kamu kesempatan untuk bawa seorang gadis pilihan kamu sendiri kedepan mamah dan papahmu, mamah tunggu seminggu lagi"

Seketika Sena tersedak dari acara menyeruput teh hangatnya, dan tersadar apa yang diucapkan ibunya membuat matanya membulat

"Ya? Mamah~ mana mungkin bisa hanya dalam waktu seminggu"

Sang ibu mengangkat bahunya acuh, kemudian berdiri dari duduknya dan berkacak pinggang

"I dunno and I don't care, apapun caranya mamah gak peduli pokoknya jika sampai dalam waktu seminggu kamu gak bawa seorang gadis kesini. Mamah paksa nikah kamu sama anak temen mamah yang masih kuliah"

Setelah berbicara panjang dan lebar sang mamah pun akhirnya pergi meninggalkan Sena sendiri yang termenung di sana

"Aih~ wajah ku makin keriput saja jika begini terus. Harus rajin perawatan lagi. Haduh.. "

𝙻𝚞𝚌𝚔𝚢 𝚃𝚘 𝙷𝚊𝚟𝚎 𝚈𝚘𝚞 [𝐒𝐮𝐧𝐠𝐡𝐨𝐨𝐧 𝐄𝐧𝐡𝐲𝐩𝐞𝐧] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang