Sepuluh tahun sudah berlalu sejak kecelakaan hari itu. Setiap tahun, di hari itu, Hanji dan Bundanya akan berkunjung ke pemakaman umum untuk menjenguk makam sang Ayah. Ada banyak perasaan yang tercampur aduk setiap kali Hanji melihat ukiran nama yang tertulis di batu nisan tersebut.
Jika saja Ayahnya tidak ikut..... Bukan, itu tidak akan mengubah kemungkinan kalau Bundanya yang akan mengalami tragedi.
'Jika saja Haru tidak datang pada hari itu....
Jika saja Hanji menolak satu kali saja tawaran Haru untuk mengajaknya membeli game disk....
Mungkin semual hal ini tidak akan terjadi.'
"...." Hanji hanya bisa terdiam terhadap pikiran itu.
Meskipun begitu, Hanji tidak bisa menyalahkan dirinya ataupun Haru karena tidak hanya keluarga Makoto saja yang mengalami kemalangan, keluarga Shinomiya juga merasakan efek dari kecelakaan tersebut. Anak bungsu mereka, Haru Shinomiya, menderita kelumpuhan total akibat tulang belakang serta sebagian sarafnya yang rusak parah.
Hal itu terjadi karena bodyguard Haru yang kurang pandai dalam membuat keputusan, seharusnya salah satu bodyguard selalu berada di sisi tuan mereka supaya dapat melindungi sang tuan secara efektif.
Selain dari Haru, salah satu bodyguard yang menjadi supir dan pengemudi yang menabrak mereka pada hari itu tidak dapat terselamatkan. Mereka sudah kembali ke dalam tanah.
Setelah selesai membersihkan makam dan berpamitan pada Ayahnya, Hanji mengantar Bundanya pulang ke rumah sebelum dia pergi menuju ke rumah sakit yang merupakan tempat di mana Haru dirawat.
Bagi penjenguk, biasanya oleh-oleh selalu dibawa jika akan menjenguk pasien sebagai sebuah formalitas dan pengertian. Namun, Hanji tidak membawa apapun selain dari bunga serta dompetnya.
Ketika Hanji sampai di depan pintu kamar Haru, dia berhenti. Terdengar suara yang redam dari balik pintu kamar itu.
Hanji tahu kalau suara itu adalah milik salah satu anggota keluarga Haru yang masih menjenguk di waktu ini.
Biasanya Hanji akan menunggu selama lima sampai sepuluh menit sebelum keluarga yang ada di dalam kamar Haru tersebut keluar. Namun, entah mengapa hari ini mereka lebih lama dari biasanya. Tiga puluh menit telah berlalu sebelum akhirnya pintu kamar Haru terbuka.
"Ara~? Sudah kuduga kau sedang menunggu di sini. Kalau aku tidak keluar, mungkin kau akan terus menunggu sampai malam."
Hanji dikejutkan dengan sosok wanita yang tiba-tiba membuka pintu.
"Kak Miu!" Hanji seketika berdiri lalu menunduk hormat sesaat kepada kakak Haru.
Sama seperti tahun lalu, kak Miu mengenakan pakaian setelan formal saat dia kenakan ketika menjenguk adiknya. Akan tetapi, satu hal yang berbeda darinya adalah gaya rambutnya yang berubah dari straight hair menjadi crown braids.
Miu pun menarik tangan Hanji sebelum Hanji sempat berbicara.
"Ayo, ke dalam dulu~" ucapnya dengan nada senang, seperti seseorang kakak yang ingin menunjukkan sesuatu yang hebat pada adiknya.
"Tunggu dulu, kak! Aku tidak enak kalau aku mengganggu pertemuan keluarga kakak," Hanji berusaha menolak, tapi dihiraukan oleh Miu.
Hanji tetap menyempatkan diri untuk menutup pintu kamar walaupun dirinya sedang ditarik dengan paksa.
Di dalam kamar rumah sakit ini, pemandangannya terlihat sama seperti tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Ruang toilet yang berada tepat di sisi kiri sesaat memasuki kamar, kabinet untuk meletakkan oleh-oleh yang berada tepat di samping kasur Haru, televisi gantung yang menyala tepat di depan Haru, dan kasur Haru yang berada hampir di ujung ruangan, bersebelahan dengan jendela lebar.
"Lihatlah, Hanji! Kawan terbaikmu sudah bisa bergerak lho~" Miu menunjuk pada satu-satunya televisi yang ada di kamar.
Kedua mata Hanji seketika terbuka lebar, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sebelumnya, dia mengira televisi itu menayangkan sebuah iklan promosi sebuah game, tapi ternyata iklan game itu adalah Haru yang sedang bermain game.
"Ba...bagaimana bisa?" spontan Hanji bertanya.
"Ara-ara?"
Dia segera melirik ke Haru yang berbaring di kasur.
"Bagaimana Haru bisa dive tanpa game-pod? Maksudmu, bukan?" Miu menyuarakan pikiran Hanji.
"YA! BUKANKAH HELM ITU GENERASI PERTAMA YANG MASIH VIRTUAL DAN BUKANNYA DIVE?..." Untuk sesaat Hanji lepas kendali atas suaranya. "Uhm ... maafkan aku. Lupakan saja."
Melihat sekali lagi apa yang muncul di layar televisi -sesosok karakter yang farming monster dengan semangat- mata Hanji pun mulai berkaca-kaca. Jika ditanya, Hanji akan membuat alasan bahwa ada debu yang masuk ke mata walaupun ruangan ini begitu bersih.
Meskipun begitu, tidak kali ini. Jika dia ditanya kenapa matanya merah, maka Hanji akan dengan senang hati menjawab kalau dia merasa senang dapat melihat Haru bermain dengan sepenuh hati.
"Fufufu~ Dive-helmet ini berbeda dengan VR-helmet dan Game-pod yang kau ketahui. Penjelasan singkatnya, jika Game-pod adalah medium yang menghubungkan tubuhmu dengan dunia game menggunakan rangsangan saraf pada tubuh dan otak, maka Dive-helmet adalah medium yang menghubungkan tubuhmu dengan dunia game menggunakan 100% rangsangan gelombang otak. Meskipun prosedur untuk memakai Dive-helmet ini sangat rumit dan berbahaya kalau terjadi kesalahan dalam memasangnya, semua hal itu setimpal dengan hasilnya," jelas Miu.
"Dan dengan sedikit modifikasi pada sistemnya, helm tersebut dapat memroyeksikan game yang sedang Haru dimainkan dengan sudut pandang ketiga," tambahnya.
Mendengar Hal itu, Hanji masih tidak bisa percaya bahwa keajaiban seperti ini telah datang.
"Bagaimana? Apa kau ingin bermain bersama Haru?"
Hanji secara perlahan memutar pandangannya dari layar televisi ke tangan kak Miu yang menunjukkan sebuah game-disk dari game yang sedang dimainkan oleh Haru.
Tidak dapat menahan diri dan ingin langsung berjumpa dengan Haru untuk berbicara banyak hal, Hanji dengan segera meraih game-disk tersebut kemudian langsung mempermisikan diri dari ruangan.
"Terima kasih banyak, kak Miu. Aku pulang dulu, ya! Kalau kakak masih di sini, kakak bisa melihatku dari layar Haru." Hanji bergegas keluar kamar. Dia tidak bisa berlari di dalam rumah sakit sehingga dia melakukan jalan cepat dari lantai tiga menuju lift lalu ke luar rumah sakit. Sesampainya di luar, Hanji pun berlari menuju mobilnya dengan ekspresi yang cerah.
"Tunggu aku, Haru!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I've Got the Impossible Gacha Reward and Turns Out it Sends Me to Another World
AventuraHanji mendapatkan hadiah gacha yang peluang perolehannya adalah 0,001%. Nama hadiah tersebut adalah "Interdimensional Teleporter. Karena Hanji adalah orang pertama yang mendapatkan hadiah gacha mustahil itu, dia tidak mengetahui banyak hal tentang f...