Prolog

34 2 1
                                    

Aku membuka perlahan mataku yang masih sayu. Badan yang masih tergeletak lemas berusaha meraih ponsel yang terletak tak jauh dari tempatku berbaring. Seperti biasa, aku membuka instagram untuk melihat informasi terbaru dari idolaku, Jonathan Alden. Hmm rupanya tidak ada yang baru dari akunnya. Lanjut ku buka sosial media yang lainnya, mulai dari twitter, tiktok, hingga whatsapp yang terabaikan akibat ke fomo-anku pada Alden. Twitter dan tiktok adalah pembangkit semangatku, melihat cuitan teman-teman mutualku yang beraneka ragam di twitter. Ada yang sedang me-reog, overthinking, mengeluh, hingga marah-marah. Di tiktok pun tak jauh berbeda, beranda tiktokku dipenuhi oleh editan kreatif para Videnist. Sering kali aku terbawa suasana oleh editan mereka.

Aku bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Pagi selalu membuatku malas, yang selalu ingin kulakukan setiap pagi hanyalah kembali tidur hingga siang. Namun terkadang, aku merasa memiliki energi yang lebih karena idolaku. Hanya dengan melihatnya saja aku merasa bersemangat.
Jam istirahat kantor dimulai, aku langsung memesan makanan melalui aplikasi gojek. sambil menunggu makanan pesananku datang, aku membuka instagram. Yap, akun yang selalu kutuju adalah idolaku. Alden selalu menjadi akun yang nangkring diurutan top 3 dalam daftar pencarianku. Rupanya ada yang baru dari instagramnya. Ia memposting foto baru. Jantungku berdebar kegirangan mendapati kabarnya. Dalam foto itu terlihat ia sedang dalam mode cool dan badboy vibes, atau yang sering kami sebut dengan mode Jon. Meskipun terlihat cool, Alden tetap saja menggemaskan layaknya seorang bayi. Ia sedang mengenakan hoodie abu-abu dengan outer jacket hitam. Ia juga menganakan topi krem polos, celana jeans dark blue, dan sepatu putih alexander mcqueen miliknya. Tak lupa kalung berliontin kubus, dan dua cincin masing-masing 1 di setiap tangan. Serta gelang favoritnya yang terpotong.

Baru 3 menit yang lalu! aku cepat-cepat menulis komentar berharap akan mendapat notice. Namun harapan ini tak banyak, mengingat aku hanyalah satu dari sekian ribu penggemarnya. Peluangku untuk mendapat notice darinya pun cukup sedikit. Namun tak apa, bukan itu tujuanku mengidolakan dia. Aku ingin mendukungnya, dan menyayanginya sepenuh hatiku. Tanpa syarat, tanpa pamrih.

Makananku sudah datang, aku makan sambil melihat-lihat beranda twitter. Berandaku dipenuhi dengan wajah alden dari foto yang baru dia posting. Ini merupakan hal yang sangat wajar dalam fandom kami. Selang beberapa saat, ponselku bergetar. Notifikasi muncul dari atas layar ponselku. Jonathan Alden! Tanganku menjadi dingin seketika. Rasa penasaran dan bahagia bercampur menjadi satu. Ia membalas komentarku!

Rasanya ingin menjerit seketika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya ingin menjerit seketika. Alden memang jago gombal, siapa saja ia gombalkan, tetapi tetap saja membuatku lunglai tak berdaya. Kemudian aku pun melanjutkan pekerjaanku hingga waktunya pulang.

Setibanya di rumah, aku melihat instagram storynya yang berisikan tentang give away. Ia mengatakan akan memberikan kaos one fine day untuk 1 orang pemenang dengan syarat menuliskan komentar sekreatif mungkin pada reels terbarunya. Seketika aku menjadi bingung, apa yang hendak kutulis?. Bila disuruh seperti ini, malah membuatku nge-blank. Ku tulis saja apapun yang ada dipikiranku dengan kreatifitas seadanya, dan bantuan quotes dari twitter. Setelah itu aku berbincang dengan mutualku di direct message. Kami saling berbagi pikiran tentang postingan Alden siang tadi. Tentu saja pemikiran kami selalu sama. Alden ganteng. Siapa yang tak terpesona dengan penampilan mode Jon. Setelah itu, malam hari kamipun melakukan rutinitas malam, space.

Siang keesokan harinya, aku melihat pengumuman give away yang diadakan Alden, namun sayang,
"Yah, gak dapet lagi ya" gumamku dalam hati. Namun tak apa, aku percaya bahwa kita semua memiliki rezekinya masing-masing dan akan datang disaat yang tepat.

Hari demi hari berlalu, yang kulakukan hanyalah menjalani hidup seperti biasa sebagai seorang fans. Hal tak terduga terjadi saat aku pergi ke salah satu kedai bakmi di Jakarta.
--

Aldente Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang