Jalan

17 2 7
                                    

--
Suatu saat aku tak sengaja menekan tombol telepon di DM IG.
Gawat, aku segera mematikan panggilan itu. "Maaf ko kepencet" jelasku.

Satu jam kemudian, ponselku berdering. Rupanya panggilan dari Alden. Aduh pasti dia memanggilku karena tadi aku menelpon dia, atau malah dia juga tak sengaja menelponku. Setelah ragu, akhirnya kuangkat panggilan itu.

"Halo ko?"

"Haloo, sorry yaa, aku tadi abis kerja. Kenapa telpon?"

"Maaf ko kepencet tadi, tadi aku udah chat juga kalo ga sengaja kepencet ko"

"Oh ya? Belom kubaca berarti"

"Ohh hehe sorry ya ko"

"Haha gapapa gapapa santaii
aja"

"Oh iya hehe..ini ku tutup aja telponnya ko?"

"Kenapa? Kok ditutup telponnya? Kamu mau pergi ya?"

"Engga ko, kan tadi kepencet hehe"

"*Tertawa kecil* kamu lagi apa emangnya?"

"Aku lagi tiduran aja ko bosen hehe, klo koko?"

"Akuu lagi apa yaa"

"Loh gatau ko, kan aku ga liat haha"

"Mo liat?"

"Mau kalo deket mah haha, jauh sii ko Alden"

"Yaudaah aku deketin dehh"

"Emang bisa?? Pindah rumah gitu? Becandaa"

"Boleh, klo ada tanah kosong di deket rumahmu aku langsung pindah situ"

"Hahaha ngarang banget"

"Becanda jugaa hahahaha"

"Yahh kirain beneran, udah seneng lho tadi padahal hahaha"

"Yaudah klo gitu cari tanah kosong yuk mau ga?"

"Hah buat apa ko? Buat rumah kita? Hahaha"

"Buat balap karung"

"Hahaha kurang lucu si ko hehehe"

"Iihh jahat banget, lumayan lucu loh itu"

"Boleh dehh bolehh"

"Cari steak atau yang lainnya yuk, mau ga?"

"Hah dimana ko?"

"Ya belum tau, kan belum dicari haha"

"Oh iyaa hahaha"

"Cari bareng gitu mangkanyaa, yuk mau ga?"

"Ehhh, mendadak banget ko? Boleh deh aku juga lagi gabut"

"Harus dadakan biar tetap hangat seperti tahu bulat"

"Wah apanya tu yang hangat?"

"Tahu bulat hahahaha"

"Ternyata bener kata orang2 ko Alden Dory haha"

"Enggak laahh hubungannya maksudnyaa, pertemanannya gitu lho"

"Oalaahh hahaha, oke aku siap2 dulu ya ko"

"Okey, nanti km shareloc yaa"

Beberapa saat kemudian, terdengar suara mobil dari depan rumahku. Ku intip perlahan dari balik gorden. Mobil hitam yang terparkir di depan rumahku, sudah dapat kuduga siapa orang di dalamnya. Kuberjalan ke arahnya dengan tersenyum. Kaca jendela terbuka, dan terpampang wajah ceria sang empunya. "Ayo" seru Jonathan Alden.

Aku memasuki mobil itu dan duduk disebelahnya. Ini pertama kalinya aku pergi hanya berdua saja dengannya. Awalnya kami sangat canggung, terlebih padaku. Namun Alden orangnya tidak begitu kaku. Dia memecah keheningan dengan bertanya ringan padaku. Kemudian kami mulai terbiasa dengan obrolan santai hingga bersenda gurau. Sampai-sampai aku lupa bahwa orang yang berada disampingku adalah idolaku.

Sesampainya di tujuan, Alden memimpinku berjalan ke arah meja yang ditentukan olehnya. Saat ini, pandanganku adalah sosok pria berpipi chubby nan menawan.

 Saat ini, pandanganku adalah sosok pria berpipi chubby nan menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemandangan yang sangat Indah. Perbincangan kami kali ini cukup dalam. Ia menanyakan apa pekerjaanku, hobiku, hingga statusku. Hahaha ini bukan seperti sedang wawancara kerja kok. Hidangan penutup datang, kami memutuskan kegiatan apa yang kami lakukan setelah ini. Saat bermain ponsel, aku melihat ada film yang sedang ramai diperbincangkan. Alden yang mengetahui hal itupun segera bertanya padaku apakah aku tertarik untuk menontonnya. Rupanya ia juga belum pernah menonton, tetapi temannya banyak yang merekomendasikan film itu. Akhirnya kami memutuskan untuk menonton film selepas makan.

Saat film hampir berakhir, aku mendapati dirinya sedang tertidur pulas. Aku sedikit merasa kaget dan ingin tertawa melihatnya. Mengapa ia bisa tertidur saat menonton film di bioskop.

Setelah film berakhir, aku memotretnya untuk ku simpan sebagai kenangan.

Rupanya sangat manis saat tertidur lelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rupanya sangat manis saat tertidur lelap. Sepertinya ia sedang kelelahan. Sejujurnya aku juga tak tega membangunkan dirinya.
Kami pun pergi menuju parkiran mobil, dan berangkat untuk berjalan-jalan mengelilingi kota.

Di perjalanan, ia memutar beberapa lagu. Hingga terputar lagu Tulus. Malam itu semakin menjadi sejuk dikala ia turut bernyanyi. Senandung nadanya mendamaikan jiwa yang dirundung rasa lelah dengan rumitnya kehidupan. "Semoga rindu ini menghilang, konon katanya waktu sembuhkan, akan adakah lagi yang sepertimu.. Ku kira kita akan bersama, begitu banyak yang sama, latarmu dan latarku". Sepanjang lagu aku hanya tersenyum sambil sesekali memandangi wajahnya yang sedang sibuk bernyanyi sambil mengemudi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 2 pagi.

"Udah laper belum? Mau makan ga?" tawarnya dengan nada yang lirih.

"Belum, masih lumayan kenyang, koko laper?"

"Lumayan, pengen ayam"

"Perasaan tadi baru makan😂"

"Yaa namanya juga laper, siapa yang taau" ujarnya, tersenyum malu.

"Gimana? Mau engga? Nanti kamu pesen yang ga begitu berat aja" wajahnya menatap ke arahku sambil tersenyum merayu, seakan memaksaku untuk menyetujuinya.

"Boleeh ayo".

Lalu ia memutar kemudinya ke kanan dan mencari-cari restoran yang masih buka pada saat itu. Kami menemukan Mc Donald's di seberang sana. Ia memesan 1 dada ayam, kentang goreng, dan teh hangat. Sedangkan aku hanya memesan 1 cup es krim.

"Hehehe makasi yah" ucapnya.

"Jam 2 pagi udah makan ayam aja, pantes pipinya gembul"

"Ya gapapa, kamu juga makan es krim, pantes-"

"Pantes apa?"

"Pantes manis"

"Ihh hahaha-"
--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aldente Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang