Hal tak terduga terjadi saat aku pergi ke salah satu kedai bakmi di Jakarta. Kedai ini sudah cukup terkenal, dan ramai. Syukurlah masih ada beberapa kursi kosong. Aku memesan 1 mangkuk bakmi ayam dan es teh manis. Saat aku sudah mulai membayar, ternyata meja yang ku incar sudah diduduki orang. Mataku meneliti satu persatu meja siapa tahu ada meja yang kosong, tetapi nihil.
Sambil berjalan dengan pasrah dan hampir memutuskan untuk dibawa pulang saja, aku melihat ada lambaian tangan dari seorang wanita di sudut tepi sana. Saat ku hampiri betapa terkejutnya aku, ternyata yang memanggilku adalah kak Pebby. Sesuai dugaanku, pria yang di depannya adalah Alden. Aku yang malu-malu, dan takut membuat mereka terganggu berpura-pura saja tidak mengenali mereka. Kak Pebby menyuruhku untuk duduk di sebelahnya, karena kebetulan di meja mereka hanya ditempati oleh 2 orang saja, sedangkan kursinya cukup untuk ber- empat. Akhirnya aku memberanikan diri untuk menyapa mereka tanpa memberi tahu identitasku sebagai fans berat Alden.
"Hai, ko Alden ya?"
"Iyaa"
"Sorry ya ko, udah ganggu, ikutan duduk boleh?"
"Oh iya boleh boleh duduk aja"
"Permisi kak, maaf ganggu ya, terimakasih ya kak" ucapku kemudian pada kak Pebby.
Seberusaha mungkin aku menutupi rasa salah tingkahku, dan bersikap normal. Kak Pebby pun mulai mencairkan suasana."Kamu sendiran?"
"Iya kak, sendiri"
Kemudian Alden ikut bertanya,
"Kok sendirian? Gak sama temen?"
"Engga ko, memang tadi rencananya mau beli sesuatu di depan, terus laper akhirnya kesini hehe"
"Oooh"
Kami pun lanjut makan.Tiba-tiba kak Pebby ingin pergi ke kamar kecil. Dan jadilah kami canggung disana. Bagaimana bisa aku ditinggal berdua-an dengan Alden. Bagaimana bisa aku menahan rasa ingin pingsan. Tetapi jika aku diam saja aku telah melewatkan kesempatan yang takkan mungkin bisa datang dua kali ini. Aku memberanikan diri untuk bertanya.
"Sorry ko, kakak yang barusan itu teman koko?". Pertanyaan bodoh, sudah jelas aku pasti tau siapa dia. Tetapi ini memang rencanaku akibat overthinkingku yang takut membuatnya terganggu."Oh yang tadi managerku"
"Aahh gitu"
Kemudian kami pun berbincang-bincang kecil. Sebelum pulang aku memberanikan diri untuk meminta foto dengan Alden. Ka Pebby dengan baiknya membantu mengambil gambar. Setelah itu aku pulang ke rumah tak sabar ingin segera melampiaskan perasaan ini.
Ingin rasanya ku menjerit sekuat tenaga. Namun sesampainya di rumah aku malah lemas. Tak sanggup lagi untuk menjerit karena ini semua benar-benar di luar dugaanku dapat bertemu idolaku di luar pekerjaannya. Aku bisa terbilang fans yang jarang mendapatkan notice, apalagi menang give away. Untuk datang ke eventnya pun terasa sulit, selalu saja ada halangan. Namun aku percaya pada rezeki.
Overthinkingku kambuh. "Kenapa aku tidak mengatakan kepadanya saja bahwa aku penggemar beratnya. Mungkin saja kita tidak akan secanggung tadi" keluhku. Aku hanya bisa menyesal sembari merebahkan tubuhku pada kasur, kemudian kututup diriku dengan selimut hingga tertidur dengan perasaan kesal.
Setelah bangun, ku posting foto tadi ke instagram story. Karena terdapat wajahku disana, kuputuskan untuk mengunggahnya di akun instagram pribadiku, bukan di fan account.
Space malam ini sangat seru karena kami flashback pada saat Alden masih di galeri. Kami membahas hal-hal yang terjadi semasa itu. Sampai kami baru menyadari Alden ternyata sudah sebesar ini. Banyak sekali yang telah kami lalui. Senang sedih, pasang surut, guncangan dan kejutan, semua kami rasakan bersama. Kami sebagai fans sangat menyadari perkembangannya. Mulai dari fase robot hingga Alden yang sudah fasih di depan kamera. Sebenarnya jika diperhatikan dengan seksama, Alden telah mengubah hampir seluruh penampilannya. Gaya rambut, fashion style, kacamata, aksesoris, body language, gaya bicara, ekspresi hampir semuanya telah berbeda dari yang dahulu kami lihat. Namun ada 1 yang tidak berubah. Yaitu sifatnya. Alden tetaplah Alden. Ia tetap menjadi sosok yang rendah hati, ramah, dan apa adanya. Hal itu membuat kami tidak memiliki alasan untuk meninggalkannya, justru kami semakin menyayanginya.
*Ting!!!
Dentingan notifikasi.
Direct message.Seketika darah berdesir ke seluruh badan. Ini pertama kalinya Alden mengirim pesan padaku. Setelah sekian lama aku tidak mendapatkan reaksi darinya, bahkan melihat instastoryku pun sangat jarang. Aku sangat mensyukuri karna ini seperti waktunya giliranku untuk mendapat notice. Benar, rezeki tidak kemana.
Demi planet neptunus, aku sangat terkejut.
Namun sejak saat itu, aku tidak terlalu sering mengirim pesan padanya, hanya sesekali aku membalas instastorynya. Editan-editan yang kubuat pun tetap kuunggah pada fan account milikku.1 Bulan kemudian
Aku mengunggah instastory berisikan food photography bakmi. Tak lama datang pesan dari akun yang bernama @jonathan.alden_.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldente Love Story
FanfictionKisah seorang Aldente yang bertemu dengan idolanya, Jonathan Alden tanpa disengaja. Lalu bagaimanakah kelanjutan setelah pertemuan itu?