3

1.7K 195 40
                                    


.
.
.

Sunghoon pergi menemui sang penasehat kerajaan di ruang kerja nya.
Heeseung sedang memeriksa laporan dari Youngbin yang baru saja kembali dari daerah utara.

"Mulai besok tugaskan prajurit lebih banyak disana. Beberapa yang terbaik yang kita miliki..."
Titah Sunghoon.

"Baik Yang Mulia."
Heeseung menutup lembar terakhir laporannya.
"Besok pagi buta, akan Saya tugaskan Panglima untuk memilih langsung dari camp. Apa Yang Mulia ingin ikut?"

"Tidak, mungkin aku akan menyusul nanti..."

Heeseung mengangguk-angguk.
"Saya tidak menyangka jika Putri Jaeyun akan ikut kemari saat ini,"

"Aku tidak memintanya."

"Ah, tidak... Bukan begitu maksud saya,... Lagipula sebenarnya itu bagus."

"Maksudmu?"

Heeseung tersenyum.
"Seperti yang sudah saya usulkan beberapa waktu lalu. Kerajaan kita membutuhkan seorang permaisuri secepatnya."

"Ya. Aku ingat itu."

"Selir Kim masih menolak?"

Sunghoon mengangguk. Berbagai cara sudah ia coba tapi Sunoo masih menolaknya.

"Jika begitu keputusan yang tepat membawa Putri Jaeyun, Yang Mulia..."

Sunghoon tertawa remeh,
"Kau yakin? Jangan bohongi dirimu sendiri. Aku bisa melihat wajah cemasmu."

Heeseung tersenyum kecut. Iya, dia sangat mudah tertebak.

"Jangan khawatir. Aku tidak ada sedikitpun niat untuk menjadikannya permaisuriku."

"Saya tidak mencemaskan apapun selain kekosongan posisi permaisuri. Para penasehat senior sudah mendesak untuk segera memilih... Bahkan desas-desus nya mereka sudah menyiapkan daftar yang bisa Anda pilih."

Sunghoon berdecak pelan.
"Katakan pada mereka untuk berhenti melakukan hal yang tidak berguna. Aku tidak menginginkan siapapun selain Selir Kim."

"Astaga, sangat keras kepala,,,"
Heeseung tersenyum. Bagaimanapun ia sudah melayani keluarga kerajaan sejak kecil bersama keluarganya sendiri.

Mungkin hanya ia yang bisa bebas berani berkata demikian.

Keduanya mengenal sejak muda, Heeseung yang paling mengenal sifat Sunghoon.

Sunghoon lebih muda 3tahun dari Heeseung.
Menjadi raja diusia yang masih terbilang muda membuatnya memiliki beban yang sulit untuk dimengerti.
Sunghoon adalah pangeran yang masih sangat muda saat itu, bahkan ia belum 100% menerima ajaran untuk menjadi sang pewaris tahta.

Hingga tiba-tiba penyerangan tak terduga dari kerajaan seberang menghancurkan segalanya. Sunghoon harus kehilangan seluruh keluarganya dalam peristiwa itu.
Dan ya, ia terpaksa menjadi Raja di usia belasan tahun dengan beban yang tidak ringan.

.
.
.
.
.

Sunoo tidak bisa tidur sekeras apapun ia mencoba.
Tubuh rampingnya yang juga berisi -bagaimana menyebutkannya- hanya berbolak balik sejak tadi.

Wanita cantik itu memutuskan untuk duduk dan minum.
Juga, dinyalakannya lampu utama di kamarnya.
Ia menghela nafas kesekian kalinya.

"Aku rindu rumah,..."
Ucapnya pelan dengan mencebikkan bibirnya.
Wajahnya tampak lesu dan sedih.
Ia benar-benar rindu suasana desa nya.

Tok tok.
"Yang Mulia, boleh saya masuk?"

"Hmm, masuklah Jungwon."
Sunoo sudah hafal dengan suara manis pelayannya itu.
"Ada apa? Duduklah disini,"

Selir Kim ( Sungsun / Sunsun ) GS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang