03. KERICUHAN KANTIN

10 2 0
                                    

Suasana kantin kali ini sangatlah ramai, terlebih lagi istirahat kedua sehabis upacara tadi pagi. Melody menggerutu pasalnya antrian sangatlah panjang, gadis itu masih sangat lemas karena perutnya yang melilit sakit.

Meringis pelan, terasa tangannya ditarik pelan membuat gadis itu menoleh mendapati wajah teduh Arlan kali ini.

"Duduk aja, biar gue yang antri." titahnya, Melody bahkan sempat tertegun. Mengapa ia baru sadar jika perlakuan Arlan semanis ini?

Tak mau pusing Melody segera menuruti dan mendudukan pantatnya di kursi yang sudah disinggahi oleh para sahabatnya.

"Ciee.. Makin mesra aja ekhem! Ngapain aja tuh di UKS." ledek Via, Pipi Melody memerah tentu saja.

"Aelah, makin bucin aja si Arlan." celetuk Bima, sahabat Arlan yang kini duduk disebelah Bila.

"Aduhh! Aku jadi salting kackss.." imbuh Bila mengerling jahil ke arah Melody.

Gadis itu mendengus, "Apaan sih! Gaje banget kalian," ketus Melody, walau dalam hati sudah berteriak tak karuan.

"Iya deh.."

"Eh Mel, lo tau gak si.. tadi ada murid baru dikelas kita," Ujar Bila dengan antusiasnya.

Melody menaikan alisnya, "Oh ya? Cewek?"

"Cewek, tapi cantik banget tau.. kayaknya posisi lo Primadona sekolah bakal digeser deh."

"Siapa namanya?"

"Itu tuh.. yang lagi celingak-celingukan dipintu kantin." Tunjuk Bila pada salah satu perempuan dengan penampilan modisnya.

Melody menoleh mengikuti telunjuk Bila, sejenak ia tertegun. Mendadak wajahnya pucat pasi, kenangan buruk melintas dalam benaknya. Melody menunduk menyembunyikan segala hal yang memberontak dalam dada.

Terasa kursi sampingnya diduduki mendapati Arlan dengan nampan ditangannya.

"Kenapa Mel? Perutnya sakit?"

"Ah, Enggak kok." Melody berusaha tersenyum seperti biasa.

"Yaudah nih makan, Gue pesenin nasi goreng." titah Arlan, menaruh piring berisi nasi goreng ke arah Melody.

"Ayo makan Mel, kok ngelamun. Apa mau gue suapin hm?" Melody melotot, tatapan jahil para sahabatnya tertuju padanya.

"Duh, mau dong disuapin ayang bebep." goda Via yang sedari tadi menyimak.

"Cihuyy! gass terus Ar, jangan sampe kendor!" sorak Bima.

Melody menatap Bima sinis, "Apaan si!" ketusnya, meraih piring nasi goreng dan memakannya.

Arlan yang disebelahnya hanya senyam-senyum sendiri.

"Hai, boleh gabung gak? soalnya kursinya penuh semua." lontaran kalimat tersebut membuat mereka menoleh serempak, mendapati murid baru dengan nampan ditangannya.

"Oh hay juga cantik! boleh kok, sini duduk disamping Aa bima." timpal Bima mengerling genit.

"Bima!" Bila menatap Bima berang, ingin sekali mencakar wajah pucekboynya.

"Duduk aja." papar Arlan yang sedari tadi menyimak.

Tanpa tahu ada seorang gadis yang mati-matian menahan sesak didadanya. Melody bangkit, menyembunyikan rautnya dibalik rambut panjang tergerainya.

"Gue ke toilet dulu." pamitnya dan berlalu cepat, hingga membuat para sahabatnya menatap aneh. Pasalnya tak biasanya Melody bersikap seperti itu.

Biasanya jika ke toilet akan meminta diantar Bila ataupun Via.

Arlan & MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang