Kejutan

1 1 0
                                    

Laki-laki yang baik akan datang kepadamu dengan niat yang baik. Tidak ingin membangunkan cintamu tapi terus menumbuhkan benih cintanya dengan senandung doa, sampai hatinya mantap untuk tak menyia-nyiakanmu bahkan saat ia melihat banyak kekurangan dalam dirimu.
 
~pengagumhujan_rya

 
 
           “Oke Tan, kita pergi dulu. Terima kasih Tante,” ucap Ghibran meraih tangan Ismi dan berpamitan diikuti  sepupunya yang memberi senyum manis sebagai tanda ramahnya.
 
           “Iya, rajin-rajin belanja disini ya, Nak.”
 
           “Siap Tante, asal ada diskonnya.” Ghibran menaik turunkan alisnya sembari pergi meninggalkan toko baju muslim dan muslimah milik tante Ismi.
 
           Melihat dua anak laki-laki tadi Ismi melamun panjang, memperhatikan mereka hingga benar-benar tak kasat mata lagi. Ismi teringat akan anak laki-lakinya yang meninggal sembilan tahun silam. Ia adalah kembaran dari Camila. Tentu melihat Ghibran dan sepupunya, Ismi membayangkan sosok buah  hati yang sangat ia rindukan.
 
Kata orang rindu paling berat adalah rindu kepada seseorang yang sudah berbeda alam. Hal itu memang benar, apa yang bisa kita lakukan saat rindu tak bisa terungkapkan walau dengan sepatah kata. Hanya doa yang selalu menjadi obat.
 
           “Umi kenapa?” tanya Camila dan Umi segera menyeka air mata yang berhasil lolos dari pelupuk matanya.

Melihat Ismi yang rapuh Camila spontan memeluk bidadari tak bersayapnya, tanpa di beri tahu Camila paham bahwa setiap kali Ismi melihat sosok anak laki-laki seumurannya menggunakan peci ia akan teringat pada saudara Camila.
 
 Saudara Camila dulunya sangat suka memakai peci padahal usianya masih sembilan tahun kala itu. Ismi juga sering mengatakan jika anak laki-lakinya itu akan menjadi seorang ustad. Tapi Allah berkehendak lain.
 
           Setelah sibuk membantu Ismi setengah hari, Camila beralih pada dunia virtualnya, menarik ulur beranda beberapa sosial media sampai tangannya berhenti karena matanya menangkap foto Aurel juga teman-temannya yang lain tampak asik dan bahagia di acara mereka.
 
           Camila sangat iri dengan hal itu. Setelah melihat orang yang bebas bergaul dengan lawan jenisnya Camila selalu merendahkan dirinya dan membanding-bandingkan dirinya dengan wanita lain. Fisik, kepintaran, prestasi bahkan materi yang ia punya.

Mata Camila menyipit dan fokus pada seorang laki-laki yang ada di pojokan foto, laki-laki itu seolah tak peduli dengan apa yang orang lain lakukan, di tangannya mengemgam hanphone dan asik akan itu, memaki kemeja abu-abu yang terlihat dari kerahnya, celana hitam, sepatu sneakers dan hoodie. Penampilan magnet yang cukup menarik perhatian kaum hawa.
 
           “Bukannya ini temannya Ghibran tadi ya? Ah ... ternyata ia tampan juga.” Camila berbicara sendiri  sambil tersenyum kagum, saat ini pipinya juga blushing. Jika ada yang melihat tingkah gadis ini pasti akan segera mencubit daging kenyal di wajahnya,  Camila terlihat sangat menggemaskan.
 
“Assalamualaikum, Camila! Oh Camila!”
Camila melihat jendela dan mendapati teman-temannya di bawah seperti hendak demo di kantor DPR. Aurel melambaikan tangannya ke arah Camila yang melihat dari atas. Camila sangat kebingungan.
 
 Malam-malam begini mereka datang ke rumah tanpa aba-aba. Tanpa pikir panjang Camila mengambil jilbab rasikul warna coksu dan memakainya sambil menuruni tangga yang tak begitu tinggi.
 
           “Kalian nga-“
 
           “Selamat ulang tahun!”
 
Semua temannya bersorak gembira, Camila tak habis pikir, ia bahkan tak ingat sekarang tanggal berapa. Camila syok dan pingsan saat itu juga. Teman-temannya menjerit histeris, panik dan segera membawa Camila masuk.
 
"Camila ..., ya Allah jangan tutup usia dulu, Jihan masih mau makan-makan." Jihan malah memikirkan makanan di saat semua orang panik. Sungguh akhlak yang tak pantas di contoh.
 
"Mulutmu nanti kucium ya," ucap Ghibran, "asal ngomong aja gak mikir suasana."

 Seketika mata jihan hendak keluar dari tempatnya dan menutup mulutnya mendengar kata-kata horor dari Ghibran.
 
Untung saja Camila sudah di bawa masuk dan hanya mereka berdua yang berdialog sebagai sepasang remaja yang mempunyai status kekasih.
 
Tak butuh waktu lama Camila langsung siuman. Pingsannya juga pingsan bahagia jadi tak ada yang perlu di khawatirkan.
 
 Ismi dan Amir serta Omah juga sudah mengetahui hal itu jadi mereka tentu sudah mempersiapkan beberapa hal.
 
 Ada beberapa macam hidangan dan beberapa anak yatim untuk acara syukuran.
Saat bangun dari pingsan cantiknya yang pertama kali ia lihat adalah Jihan dan Aurel. Camila melempar dua gadis itu dengan bantal sofa, ia geram dengan semua tipu muslihat mereka. Camila sedang di permainkan dan sedikitpun ia tak menyadari kejanggalan dari teman-temannya.
 
“Kalian jahat!” Geram Camila, hatinya jengkel dengan dua hawa itu malah tertawa melihat tingkahnya.
 
“Yey maaf, tapi happy 'kan? Hayo.” Aurel mencoel hidung Camila.
 
Camila menepis tangan Aurel. "Apaan, sok romantis.”
 
“Ada yang cemburu ya?” ledek Jihan. Jihan tahu Camila sangat iri dengan hubungan mereka. Apalagi Aurel yang sering pamer kemesraan dengan pacarnya, Enzi.
 
“Sudah silahkan makan dulu anak-anak, lalu nanti kita do’a minta keselamatan ya, terutama untuk putri Umi ini.” Ismi merangkul Camila. Camila merasa segan dan merasa terlalu di anggap anak-anak oleh Ismi.
 
“Ih iya umi, nanti kalau mereka lapar juga makan.”

“Wuhh sensi amat, Mil. Lagi Pms ya?” tanya Jihan.
 
Sontak mata laki-laki yang ada disitu membulat. Camila segera mencibit perut Jihan. Jihan selalu membuat darah Camila mendidih. Mulutnya memang tak punya penyaringan untuk memilah kata yang harus di lontarkan.
 
“Auu sakit,” Ringisnya semua hanya tertawa dan menahan tawa.
Mereka mulai menikmati hidangan dari keluarga Bapak Amir dan Ibu Ismi. Suasana semakin meriah saat anak-anak yatim itu menampakkan tingkah lucu mereka.
 
Memuliakan anak yatim merupakan salah satu akhlak terpuji yang nabi lakukan. Dalam sebuah kisah Rasul dan sahabatnya Dari As-Saib bin Abdullah berkata; saya dibawa ke hadapan Nabi Shallallahualaihiwasallam dan bersamaku Utsman bin Affan dan Zuhair, maka mereka memuji Rasulullah lalu Rasulullah  bersabda kepada mereka, kalian tidak usah memberitahu diriku tentang dia (As-Saib), dia adalah sahabatku di Masa Jahiliyyah.
 
 (Mujahid Radliyallahuanhu) berkata; As-Saib berkata; Ya wahai Rasulullah! Sebaik-baik sahabat adalah anda. (Rasulullah) bersabda: "Wahai Saib, lihatlah akhlak yang telah kamu perbuat di Masa Jahiliyyah, maka lakukanlah akhlak tersebut dalam Islam yaitu muliakanlah tamu dan hormatilah anak yatim serta berbuatlah baik kepada tetanggamu."
 (HR. Ahmad) [No. 14953]
 
 Teman-teman Camila juga rata-rata sangat menyukai anak-anak. Waktu yang sangat cepat berputar tak terasa acara bahagia mereka sudah berjalan tiga jam, sekarang waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Satu persatu teman Camila pamit pulang tak terkecuali anak-anak yatim yang lucu tadinya.

🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

Assalamualaikum Sahabat Amp
Kabar baik, ya

Gimana-gimana? Belum ada konflik ya. Heheh

Cus sambung lagi ceritanya.

Eits, jangan lupa baca Al-Qur'an

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Mau PacaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang