Gandi memulai hari pertama sekolah dan ingin menunjukan siapa dia sebenarnya. Di SMP ia hanya murid biasa yang tidak suka bergaul dan hanya membaca buku dikelasnya. Karena sosoknya yang pendiam, dia kerap sekali menjadi bahan bullyan teman dan juga kakak kelas-nya. Tapi entah bagaimanapun Gandi pernah menjadi Ketua Osis pada kelas 8 dengan cara yang mengejutkan.
Gandi memang anak yang sering kali menjadi bahan bullyan, tetapi ia rela begitu untuk mencapai tujuannya menjadi ketua Osis dan memang tidak bisa dipungkiri dialah pemenangnya. Apapun yang diinginkannya pasti akan tercapai dengan berbagai cara. Itulah prinsip dari seorang Gandi
Hari pertama sekolah, Gandi sudah disambut Pak satpam.
"Selamat Pagi"
"Pagi, Pak" Gandi tersenyum ramah
Terdengar dari kaka senior membicarakan anak kelas 10 yang baru saja masuk ke SMA
"hahaha lucu-lucu banget ya."
"culun banget dah pakaian mereka."
"Wih banyak yang cantik-cantik juga cuy."
Gandi berjalan di tengah-tengah lorong seperti tahanan yang ingin masuk ke dalam sel. Matanya melihat ke kiri dan kanan layaknya seseorang yang telah di awasi.
"Hei," Sapa seorang laki-laki tinggi di depannya
"Ah, iyaa."
"Bisa awas ga!" katanya. Gandi mengangguk.
Tak lama kemudian, seorang murid perempuan datang menghampiri laki-laki berbadan tinggi itu.
"Sayangggg, jangan galak-galak dong sama adek kelas," sambil memeluknya.
"Engga ko Fira sayang, aku cuma menyapanya saja"
Gandi lanjut berjalan ke arah kelasnya dengan menyeringai
"Jadi namanya Fira, dan ternyata mereka pacaran ya.
Sesampainya dikelas Gandi langsung mencari bangku kosong. Terlihat bangku kosong di belakang, di samping murid laki-laki yang sedang sibuk dengan ponselnya. Gandi menghampirinya.
"Permisi, disini kosong?" tanya Gandi.
"Ya lu bisa liat sendiri kan," jawabnya kasar. Gandi langsung duduk disampingnya, lalu memainkan ponselnya.
"Eh lo main ML juga?"
"Ya lu juga bisa liat sendiri kan?!" Gandi tersenyum meledek, lalu dibalas olehnya
"Bisa aja lu ah," sambil memukul bahu Gandi
"Oh iyaa gua Gandi," Gandi mengepal tangannya dan mengulurkan tangannya, lalu dibalas olehnya.
"Fery."
"Entar istirahat mabar lah," kata Pery dengan sok asik.
"Ayo boleh"
Tak lama kemudian, Ketua OSIS dan anggotanya datang ke dalam kelas. Suasana pun langsung hening seketika, murid-murid yang berkumpul kini Kembali ke bangku masing-masing.
"Kalian kelas 10 tidak ada yang boleh membawa ponsel karena, kalian masih baru disini dan tidak berpengaruh banyak ke kegiatan belajar kalian," Kata Fikri ketua OSIS dengan tegas dan di saut oleh Fery.
"Berisik!!!"
Tanpa basa-basi seluruh anggota OSIS langsung menggeledah dan menyita ponsel semua orang di kelas termasuk Gandi dan Fery
***
Fikri Ananta Saputra, cowok eksis idaman para wanita kelas 12 IPS 1. Tatapan matanya seperti harimau yang mencari mangsa. Semua takluk padanya. Kata-kata yang keluar dari mulutnya bersifat mutlak, karena jabatan ketua OSIS yang dimilikinya.
Fikri dan Pery adalah teman masa kecil, sekaligus tetangga dan tidak heran Pery bisa melawannya saat penggeledahan ponsel di kelas. Hingga tak lama kemudian bel pun berbunyi, kantin mendadak ramai, Fikri dan anggota OSIS berkumpul duduk membentuk seperti layaknya konfrensi meja bundar.
"Ini ponsel mau diapain nih?" tanya Kevin, kelas 12 IPS3
"Kaga tau gua juga, iseng aja haha," Fikri tertawa.
"Emang ge lu biar keliatan keren aja di depan adek kelas," Sindir Nesa, teman kelasnya.
"Bacot dah lu," ucap Fikri
***
Suasana kelas Gandi seketika berubah menjadi suasana pasar yang sangat berisik. Di kebisingan itu ada dua orang yang terlihat tidak bersemangat.
"Aduh bete banget anjir, gabisa mabar," Kata Pery menggerutu
Gandi hanya bisa terdiam dan mendengarkan ocehannya Pery. Setelah selesai mengoceh ia langasung pergi meninggalkan Gandi
"Eh lo mau kemana?" tanya Gandi.
"Kantin, ngambil HP gua, lu mau diem aja emang?"
Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk menghampiri ketua OSIS dan mengambil Ponsel miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Politik Cinta
Teen Fiction"Skakmat, misi gua berhasil," kata Gandi. Tanpa kita sadari di kehidupan sehari-hari kita sudah berpolitik, entah untuk keuntungan diri sendiri ataupun bersama. Sekolah salah satu tempat berpolitik yang paling bisa kita rasakan, mulai dari jabatan...