Politik Cinta -3

38 7 3
                                    

Keesokan harinya, Gandi bergegas berangkat sekolah dengan sepeda motornya. Saat di perjalanan ia melihat perempuan yang pernah di lihatnya. Tanpa basa-basi Gandi langsung mengikutinya dari belakang dan berhenti di suatu warung kelontong. Di sana terdapat banyak laki-laki berseragam sekolah, namun bukan seragam sekolah yang sama.

"Ehh Fira sayang, cepet banget jam segini udah berangkat sekolah," Ucap laki-laki itu.

"Iyaa dongg kan aku gasabar mau ketemu kamu," Rayu Fira sambil memeluknya.

Firasat Gandi benar, ternyata itu Fira. Pacar dari seorang laki-laki tinggi yang mengganggunya saat hari pertama masuk sekolah. Gandi menyeringai jahat lalu ia langsung mengambil ponselnya dan memotret satu sampai tiga foto. Tak lama kemudian Fira bergegas pergi ke sekolah dengan di ikuti Gandi dibelakangnya dan berusaha mengejarnya.

"Ehemm pagi-pagi sendirian aja nih," ucap Gandi sambil memainkan gas pada motornya.

"Lo siapa sih? Gua gakenal sama lo!" ucap Fira sambil menkerutkan dahinya.

"Yaudah gimana kalo berenti dulu."

Gandi dan Fira lansung minggir ke tepi jalan untuk berhenti sebentar di sebuah taman dekat sekolah.

"Buka kali helmnya," ucap Fira dengan rasa jengkel.

"Ya sabar dong," ucap Gandi sambil membuka helmnya.

"Ohh elu! Si bocah culun kelas 10," ketus Fira.

"Kenapa? Ganteng kan?" dengan pedenya Gandi bertanya.

"Idih NAJIS!" ucap Fira pedas.

"Haha, lucu banget sih lu," ketawa tipis dari Gandi.

"Dih, terus lu mau apa sekarang?" Fira berdecak.

"Mau jadi pacar lu!" ucap Gandi serius.

Tanpa memepedulikan ucapan Gandi, Fira langsung memakai helmnya dan langsung menaiki motornya. Gandi langsung memperlihatkan ponselnya dan beberapa foto yang ia tangkap tadi. Fira kaget saat ia melihat foto-foto itu.

"Dahh ah, gua cabut, gua gamau terlambat" Ucap gandi sambil menaiki sepeda motornya dan langsung pergi meninggal Fira.

"WOIII TUNGGU!!!" Teriak Fira kesal.

***

Gandi tiba di sekolah dengan tepat waktu, dan sudah ada Pery yang sedang tidur dikelasnya karena sehabis bermain game semalaman dengan Gandi dan juga Kevin. Bel masuk pun berbunyi, ketua dan anggota OSIS lainnya datang untuk menyita ponsel seperti hari kemarin. Kedatangan OSIS membuat Pery terbangun dan menggerutu.

"Yailah disita lagi dah ni HP," Pery berdecak.

"Ssst, kalem ae," ucap Gandi sambil mengedip sebelah matanya.

Gandi langsung menjalankan rencananya untuk membuka casing ponselnya sebagai bahan sitaannya, seolah-seolah iya menaruh ponselnya. Pery pun yang melihat langsung mengerti apa maksud Gandi. Kevin langsung mengdepikan matanya sambil mengacungkan jempolnya ke arah Gandi.

"Niceee, nah gini kan enak kita bisa mabar," ucap Pery riang gembira.

"Yoii, tapi gua mohon lu jangan sembarangan ngeluarin tu ponsel. Kalo ada yang liat, terus ngadu ke OSIS, Kevin yang bakal kena. Ini semua berkat dia," Gandi memuji Kevin.

"Terima kasih kevin jasa mu akan selalu ku kenang," ucap Pery sambil mengangkat tangan layaknya orang berdoa.

Bel istirahat pun berbunyi, Gandi dan Pery pergi ke kantin membeli minuman untuk persiapan mabar mereka. Suasana kantin sangat ramai seperti biasa, di tengah-tengah keramaian terlihat sosok Fira yang sedang membeli minuman, hingga mereka tak sengaja bertatap muka. Fira tanpa basa-basi langsung menggengam tangan Gandi dan menariknya ke arah kelas laboratorium. Pery yang melihatnya terlihat bingung.

"Buset dah tu orang hari kedua sekolah udah dapet cewe aja, mana cantik bener lagi," ucap Pery dengan terheran heran

Sesampainya di laboratorium, Fira langsung memepetkan Gandi ke tembok dengan di halangi kedua tangannya. wajah mereka berdekatan sampai-sampai Fira salting tetapi ia menahannya.

"Wess ganas juga lu ya mainnya," Rayu Gandi kepada Fira.

"Apansi, gausah aneh-aneh dah lu!" ucap Fira pedas.

"Lu kalo mau cium gua bilang aja si," ucap Gandi sambil menunjuk mulutnya.

"Gausah bacot dah lu!" ketus Fira sambil menghentakan tangannya ke tembok.

"Yaudah lu maunya apa?" tanya Gandi serius

"Apuss fotonya sekarang juga!" jawab Fira mengancam

Di tengah obrolan panas itu, suara pintu laboratorim berbunyi seperti ada seseorang yang ingin masuk. Gandi dan Fira saling bertatap mata merasa cemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Politik CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang