21: 1996

2.8K 493 104
                                    

CHAPTER 21:
1996

[Playlist: Brother Su, SE O – While You Were Sleeping]

***

Q: Kurasa kamu kecewa karena tidak ada Juliet hari ini. Jika kita bisa memanggil seorang Juliet kemari sekarang juga, menurutmu pakaian apa yang akan digunakannya? Dan, apa kalimat pertama yang akan dia katakan padamu?

Kurasa dia akan datang dengan pakaian yang nyaman, seperti kaos putih dan celana jeans. Dan, dia akan mengatakan 'aku merindukanmu'.

***

200420 #JAEHYUN Interview for W Korea "Two Romeo's" – May 2020 Issue diakses baru saja.

Di atas nakas sebuah ruang kamar, ada ponsel yang nyala layarnya menampilkan hasil pencarian di situs internet. Sang pemilik tengah berdiri di depan rak tinggi, meneliti deretan kado-kado spesial hari jadinya yang tertata rapi di sana. Ia tengah mencari satu, yang kotaknya—kalau tidak salah ingat—warna abu-abu.

Jisoo yang berikan. Katanya—sambil tersenyum mencurigakan—dari seseorang yang namanya enggan disebutkan. Meski demikian, Rosé bisa langsung tahu siapa yang pengirim setelah membuka isinya. Bersama sebuah atasan crop sepinggang warna putih, lengan pendek berkerah v-neck, ada secarik kartu ucapan.

I hope, this brings you comfort
happy birthday
stay happy and healthy

From:
someone who still worship you

Sudah dua bulan berlalu sejak hadiah itu diterima. Baru kini Rosé mencobanya, dan entah bagaimana ukurannya bisa se-pas itu, bisa secantik itu ketika ia memadukan dengan celana jeans biru pudar, mematur dirinya di depan cermin besar.

Baiklah. Ini akan menjadi pilihan terbaik untuk ia kenakan esok hari, di acara menginap bersama kawan-kawan sirkel sembilan tujuh selama dua malam di kota kelahiran Mingyu: Anyang, Provinsi Gyeonggi.

"Bajumu cantik."

Itu adalah komentar Jennie di kala pagi, saat mereka duduk menyantap sarapan bersama, dan Rosé sungguh-sungguh mengenakan baju pilihannya semalam.

"Hadiah ulang tahun."

"Dari siapa?"

Melirik Jisoo yang tengah mengoleskan selai cokelat pada selembar roti tawar, Rosé mengedikkan bahu. Namun, siapa sangka, Jisoo akan segamblang ini bersuara.

"Jaehyun menitipkannya padaku."

Rosé melebarkan mata tapi tak selebar Lisa di sebelahnya yang menunda menelan gigitan roti hanya untuk memberikan tatapan super tajam sarat akan keterkejutan. Jennie hanya ber-oh ria lantas menyeruput sisa jus brokolinya.

"Makan yang banyak, ya, Chaeng."

Tepukan pelan diberikan Jisoo pada lengan Rosé usai meletakkan setengah dari rotinya di atas piring perempuan itu sambil tersenyum tipis.

Jadi kesimpulannya, tentang Rosé dan Jaehyun, tiga orang itu berada di kubu yang berbeda. Lisa masih setia menjadi kubu kontra. Jisoo—setelah banyak menganalisa—tetap setia pula berada di kubu pro. Sementara Jennie, netral saja.

Tentang bagaimana Jaehyun bisa menitipkan hadiah untuk Rosé kepada Jisoo, tidak begitu komplek ceritanya. Mereka bertemu di gedung agensi sebelah, ketika Jisoo berniat mengunjungi Seulgi. Tak terlalu hapal denah gedung, Jisoo memutuskan untuk bertanya pada Jaehyun saat mereka menghuni lift yang sama. Jaehyun menahan Jisoo sebentar di depan ruang tujuan setelah berbaik hati mengantar. Ia berlarian ke ruang latihannya lalu datang kembali dengan sebuah kotak berukuran kecil, katanya hadiah Natal.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang