1.

2.2K 261 30
                                    

Sebelumnya, jangan terlalu berharap pada cerita ini karna ini cuman hasil kegabutan saya:)
Dan ini mungkin ga nyambung banget dan updatenya ga akan secepat kilat secepat kamu jatuh cinta sama dia :)
-author

-------------------------

Yaiko, seorang pemuda berumur 15 tahun yang ditemukan sudah tak bernyawa dikamar tidurnya dengan kondisi tubuh yang mengenaskan.

Kasus kematian pemuda itu kemudian diselidiki lebih lanjut oleh pihak kepolisian dan mereka menemukan beberapa bukti kuat yang mana mengarah pada pelaku yang melakukan hal keji ini kepada pemuda bernama Yaiko itu.

Kemudian kasus terselesaikan setelah pelaku ditangkap, yang mana pelakunya tak lain adalah ayah tirinya sendiri. Pria berumur 47 tahun itu kemudian mengakui semuanya bahwa ia telah melecehkan dan melakukan kekerasan pada anak tirinya sendiri karna tidak menurutinya dan kemudian ia membunuhnya karna kesal. Pelakupun diberikan hukuman penjara seumur hidup.

Disisi lain korban dari kasus itu, Yaiko sedang berdiri didepan seorang malaikat dengan sayap putih yang besar dan sebuah lingkaran besar diatas kepalanya, malaikat itu mengenakan pakaian kain biasa berwarna putih bersih dan ia memiliki rambut yang ikal berwarna emas.

Malaikat itu terlihat membaca sebuah buku tebal dengan serius. Kemudian ia menghela nafas lelah dan melepaskan kaca mata yang ternyata sejak tadi bertenjer dihidungnya.

"Ku rasa aku sedang frustasi sekarang, kau tidak bisa memasuki neraka ataupun surga karna kau masih memiliki dendam dihatimu" ucap malaikat laki-laki itu dengan telunjuknya yang menunjuk kearah dada sebelah kiri milik Yaiko dengan ekspresi  frustasinya.

"Sudah kuduga" ucap Yaiko datar, ia benar benar lelah untuk hidup jadi jika ia tidak diberikan untuk masuk ke surga ataupun neraka ia baik-baik saja dengan itu.

"Bagaimana kalau kau menjadi malaikat maut? Seribu tahun yang lalu jabatan ini telah ditinggalkan oleh pemilik sebelumnya karna ia ingin pensiun untuk hari tua" malaikat itu menawarkan sebuah pekerjaan yang mungkin terdengar mengerikan dengan santainya.

"Aku akan mengikuti apa yang kau katakan saja, aku juga sudah lelah terlahir kembali" ucap Yaiko dengan raut wajah yang terlihat lelah, ia pikir mungkin menjadi malaikat maut dapat menjauhkannya dari perlakuan buruk dari orang-orang disekitarnya seperti dulu karna itulah ia menyerahkan keputusannya pada malaikat didepannya itu.

"Baiklah, ini adalah kamus pemula Malaikat maut kau harus mempelajarinya dulu. Kau juga harus menjalani training selama kurang lebih 500 tahun, tapi mungkin kau tidak dapat menguasainya secepat itu jadi selamat datang" malaikat itu berucap sembari menyerahkan sebuah buku tebal berwarna hitam pada Yaiko dan kemudian pergi begitu saja membuat Yaiko mengedikkan bahunya acuh.

"Darimana aku harus memulainya?" -Yaiko

------------------

15.000 tahun telah berlalu, kini Yaiko telah bekerja sebagai malaikat maut tetap diantara alam hidup dan mati.

Ia diberikan nama baru oleh para malaikat atasan yaitu Destas sebagai penghargaan karna telah menyelesaikan banyak pekerjaan sekaligus dalam 300 tahun.

Yaiko bahkan sudah bisa menggunakan kekuatan yang diberikan khusus untuk malaikat maut dan menumbuhkan sayapnya.

Sayapnya berwarna putih namun tidak bersih seperti malaikat itu karna ia adalah malaikat maut yang mana itu adalah tahap ketiga sebelum sayapnya menjadi gelap sempurna ia harus mencapai usia yang lebih tua yang mungkin sekitar 20.000 tahun lebih atau mungkin ia bisa mendapatkannya dengan menyelesaikan sebuah pekerjaan yang lebih berat dan sulit.

Hari ini Yaiko mendapatkan tugas dari malaikat atas untuk mencabut nyawa dan menimbang dosa dan kebaikan milik jiwa itu sendiri yang mana adalah seorang raja yang begitu besar di sebuah kerajaan besar yang bernama kerajaan Arkan yang sudah berusia 1.000 tahun lamanya, jika diingat itu adalah masa dimana Yaiko sedang mempelajari dasar dasar untuk menjadi malaikat maut yang baik.

"Sungguh merepotkan" Yaiko menghela nafas saat ia sudah menapakkan kedua kakinya disebuah ruangan yang begitu mewah yang dipenuhi pernak pernik yang antik dan ditengah ruangan itu terdapat sebuah kasur yang besar dengan seorang pria tua beruban yang berbaring menyedihkan disana.

Beberapa dokter memeriksa terus menerus keadaan pria tua itu dengan panik. Yaiko kemudian menunggu dengan tenang mendudukkan diri nya di sebuah sofa yang berada di ruangan mewah yang merupakan kamar dari pria tua yang sedang sekarat ditempat tidurnya itu.

'BRAK!'

Pintu besar ruangan itu terbuka dengan kencangnya membuat beberapa orang didalam ruangan itu terkejut. Sedangkan Yaiko hanya terdiam menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"AYAH!" Seorang pemuda yang mengenakan pakaian pangerang yang mahal dengan Surai hitam dan mata merahnya berlari dan mendekat ke ranjang pria tua itu diikuti seorang gadis dengan gaun indahnya dan Surai hitamnya juga mata merahnya.

"AYAH! AYAH JANGAN PERGI!" Pemuda itu menangis tangannya mengguncang tubuh pria tua yang sedang berbaring lemah itu.

"Cih, mereka sengaja" Yaiko berdecih ketika seorang pria yang tadinya ikut memeriksa keadaan pria tua itu memasukkan sebuah cairan menggunakan jarum dan menancapkannya ke kaki pria tua itu saat perhatian yang lainnya tertuju pada pria tua yang sedang berbaring disana.

Beberapa menit berlalu dan kini pria tua itu telah menghembuskan Nafas terakhirnya dan meninggal. Yaiko kemudian bangkit dari posisi duduknya namun tiba-tiba...

'DRAP'

'DRAP'

'DRAP'

Derap langkah terdengar memasuki kamar mewah itu. Sebuah pasukan berseragam dengan pemimpin mereka, seorang pria bersurai silver dengan manik mata berwarna biru tua mirip dengan warna laut yang dalam.

"TANGKAP SEMUA ORANG YANG ADA DIRUANGAN INI!" Pria iu memerintahkan pasukannya dan dengan cepat semuanya bergerak menahan orang-orang yang berada disana terkecuali Yaiko yang mana ia tidak akan terlihat oleh apapun dan siapapun terkecuali para malaikat dan jiwa-jiwa, dan ia bukanlah manusia lagi.

"APA INI?! APA YANG KAU LAKUKAN ERLOS?! AKU ADALAH PANGERAN MAHKO---" belum sempat pria bersurai hitam itu melanjutkan perkataannya sebuah udara membekap mulutnya dengan paksa, dan itu adalah sihir yang dilakukan oleh salah satu pasukan disana.

Mereka kemudian dibawa keluar dari ruangan itu, dengan cepat Pria bersurai silver itu berlari mendekat kearah pria tua yang sudah meninggal itu.

Ia kemudian melakukan sesuatu yang membuat Yaiko melotot tak percaya pada apa yang telah ia lihat sekarang.

"Sihir pembangkit?" Yaiko bersuara ketika pria itu mulai mengeluarkan rapalan-rapalan mantra dari mulutnya dan ia berhenti merapalkan  mantranya dan menoleh kebelakangnya lebih tepatnya kearah Yaiko yang sedang berdiri dengan ekspresi tercengang.

"Malaikat?..." Pria itu kemudian terkejut dengan apa yang dia lihat.

Malaikat maut tengah berdiri dibelakangnya sejak tadi dan kini ia tengah menatapnya dengan terkejut dan terpukau juga terpesona.

Seorang malaikat maut yang memiliki sayap yang besar dan indah, tubuhnya yang ramping dan indah dibaluti kain-kain tipis yang dibentuk menjadi pakaian, surai hitamnya diterpa angin yang berhembus dari jendela yang terbuka, kedua manik hitam indah seindah langit yang gelap dan kecantikan diwajahnya juga kulitnya yang putih cerah dan sepertinya ia ingin menyentuh kulit malaikat cantik itu.

"Apa yang kau lihat?!" Yaiko menatap kesal pada pria yang tengah menatapnya dengan aneh itu, ia sepertinya melupakan bahwa ada beberapa mahkluk yang spesial dan bisa melihat dirinya.

"Sudahlah! Lanjutkan saja pekerjaanmu!" Yaiko kemudian pergi menuju balkon ruangan itu dan bersiap untuk terbang dan pergi.

"Malaikat yang cantik!, Tolong cabutlah nyawaku!"-Erlos De Marglas

"Orang gila!"-Yaiko

-------------------tbc-------------------

Look (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang