4

1.2K 144 8
                                    

Kwakwakwakwak 🦅

-----------------------------------

"Cantik sekali..."

Yaiko yang mendengar suara itu dengan cepat berlari secepat mungkin untuk menghindari orang gila yang mengejarnya itu.

Namun sayangnya, ia tertangkap oleh pria itu dan kini ia tengah duduk diatas sofa yang dimana kini didepannya sudah ada Ganti dan anaknya yang tak lain adalah Erlos yang terus saja memperhatikannya hingga membuat bulu kuduk milik Yaiko mungkin akan segera menghilang saking merindingnya karna ditatap oleh kedua mata pria itu.

"Jadi katakan, siapa yang mengirimmu kemari?" Ganti akhirnya mengeluarkan suaranya dan bertanya kepada Yaiko yang tengah berkeringat dingin.

"Itu... Rahasia.." mendengar jawaban dari Yaiko membuat Ganti tidak puas.

"Katakan dengan jujur atau akan ku patahkan sayapmu yang disebelahnya" ucap Ganti dengan aura mengerikannya membuat tubuh Yaiko bergetar hebat.

'Apa salahku? Aku kan masih kecil' batin Yaiko dengan ekspresi takut diwajahnya.

Melihat hal itu, Erlos akhirnya mengeluarkan suaranya yang mampu mengundang banyak pujian itu.

"Sudahlah ayah lagipula dia hanya melakukan tugasnya" mendengar perkataan anaknya, Ganti akhirnya menarik kembali aura mengerikannya dan memilih untuk menenangkan dirinya.

"Katakanlah yang sejujurnya, aku akan melepaskanmu jika kau mengatakan yang sejujurnya" Ganti kembali berucap membuat Yaiko kembali berfikir untuk membuat keputusan.

Erlos yang melihat ekspresi dan gelagat mahkluk cantik didepannya itu kembali terpesona. Bagaimana tidak? Lihatlah wajah cantik Yaiko yang tengah berkeringat banyak membuat Erlos berfikir kotor.

Ia terus membayangkan Yaiko terengah-engah dibawah tubuhnya yang kekar.

"Aku... Hanya melakukan tugasku saja.." Yaiko akhirnya menjawab dengan penuh kehati-hatian.

Mendengar suara Yaiko yang indah akhirnya menyadarkan Erlos dari bayangan kotornya.

"Aku bertanya siapa yang memberimu tugas!" Ganti kembali bertanya dengan nada yang naik karna emosinya. Kedua matanya yang memiliki warna yang senada dengan anaknya itu mulai menggelap karna emosi pada dirinya.

"Sudahlah ayah, anggap saya dia hanya hantu saja" perkataan anak tersayangnya membuat Ganti membuang nafas dengan kasar.

"Beri aku waktu, aku butuh waktu untuk mengatakan sesuatu pada orang itu" mendengar perkataan Ganti, Yaiko merasa beruntung karna terselamatkan dari kematian untuk kedua kalinya.

(Loh kan dah mati dia -author)

"B-baiklah, tapi kau harus menentukan berapa waktu karna aku tidak bisa memberikan laporan kosong pada atasanku" ucap Yaiko dengan tegas membuat Erlos kembali terpesona karna mendengar suara indah Yaiko.

"Itu bukan masalah, berikan aku waktu satu tahun saja sudah cukup" mendengar ucapan dari pria didepannya itu membuat tubuh Yaiko menegang.

"I-itu diluar kemampuanku---" Yaiko akan mengatakan hal lain namun Ganti dengan cepat menghilang dari ruangan itu dan ternyata pria itu telah meninggalkan ruangan itu.

Kini hanya ada Erlos dan Yaiko, Yaiko akhirnya memutuskan untuk pergi.

Namun, ketika ia akan melangkahkan kakinya untuk pergi menuju balkon, ada dua lengan kekar memeluk tubuhnya dengan erat seolah tidak memberikannya celah untuk pergi.

"Tetaplah disini, cantik"-Erlos

"BANGSAT LEPAS!"- Yaiko

-------------------------

Sementara itu, di sebuah alam yang begitu indah dan dipenuhi banyaknya pepohonan dan juga berbagai macam mahkluk baik lainnya.

Terlihat seorang pria tengah membaca sebuah dokumen yang berada dimejanya saat ini.

Pria dengan rambut pirang panjang yang terurai, ia miliki mata tajam dengan bola mata emasnya yang terlihat semakin indah saat diterangi cahaya matahari.

Benar-benar mencerminkan seorang malaikat berpangkat tinggi.

Ia adalah Cassius. Seorang malaikat berpangkat tinggi yang menangani takdir seluruh mahkluk hidup di dunia itu.

Benar, ia adalah malaikat yang dicintai Rail hingga saat ini. Dan faktanya Cassius juga menyukai Rail. Namun ia tidak bisa melakukan hal seperti itu.

Dunianya memiliki norma, ia tidak bisa melakukan hal kotor seperti itu. Terlebih lagi ia adalah seorang malaikat berpangkat tinggi.

Namun entah mengapa ia terus saja memikirkan Rail yang terus datang membantunya untuk melaksanakan tugasnya.

'Tok'

'Tok'

'Tok'

Sebuah suara ketukan terdengar membuat Cassius sedikit terganggu.

"Masuklah" ucap Cassius dengan pandangan yang kembali berfokus pada dokumennya.

Seorang malaikat maut memasuki ruangan itu dan kemudian mendekati tempat dimana Cassius berada saat ini.

"Ada apa?" Cassius jelas tau siapa mahkluk didepannya itu.

Ia adalah Rail yang kini tengah berdiri dengan canggung didepan meja kerjanya.

"A-aku--" Rail baru saja akan berkata sesuatu namun sebuah suara dari ambang pintu menghentikkan niatnya untuk berbicara pada Cassius.

"Tuan! Keluarga mempelai telah sampai!" seorang malaikat datang dan berkata demikian.

Hal itu membuat Rail terdiam, Cassius kemudian memandang Rail yang terdiam.

"Baiklah, lakukanlah perjamuannya" setelah berucap begitu, malaikat itu kemudian pergi untuk melaksanakan perintah tuannya.

Cassius kemudian berdiri dari posisijih semulanya dan melangkah pergi melewati Rail.

Namun sebelum mencapai lambang pintu, tanpa berbalik iapun berkata,

"Sebaiknya kau kembali kemari lain kali saja"

Setelahnya, Cassius pergi meninggalkan Rail yang kini hanya terdiam dengan kepala yang menunduk kebawah.

Tanpa sadar bulir-bulir kecil jatuh dari matanya.

"Kau ..... Berubah..."-Rail

-----------------tbc-----------------

Maaf ya aku baru bisa up sekarang 🙏
Terimakasih ya untuk yang terus baca ceritaku dan yang sudah memberikan vote serta komen.

Maaf ya baru bisa up sekarang dan nanti aku baikal up lagi 🙏
Terimakasih 🙏 😇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Look (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang