Berlari lah Fadil Sang Macan Muda!!

3 0 0
                                    

Matahari Jakarta yang cukup terik hari itu mengiringi kick off pertandingan pertama Persija U-14 menghadapi PSM Makasar U-14, pertandingan akan di langsungkan di Lebak bulus tepat sebelum Persija senior akan menghadapi PSM Makasar senior. Para penonton sudah mulai berdatangan kebanyakan adalah lara orang tua para pemain dan yang lainnya adalah penonton yang akan menyaksikan pertandingan liga Indonesia senior yang sudah datang lebih awal. “Line up sudah saya berikan kemarin sore saat latihan, bermain lepas bermain dengan lambang di dada bukan nama yang ada di punggung, PSM memiliki striker yang sangat berbahaya, kemampuan agility nya cukup baik di usia nya, jangan terpengaruh dengan pergerakannya lihat sekitar main kan offside trap untuk garis pertahanan yang tinggi, semoga hari ini kita di berikan kemenangan!! GUE PERSIJA!!” Kata coach hartono memberikan instruksi dan motivasi terakhir. “GUE PERSIJA” sahut pemain dan staff berbarengan.
Para pemain satu persatu meninggalkan ruang ganti dan menuju lorong masuk ke lapangan sementara fadil masih terduduk di ruang ganti sambil memegang sesuatu di tangannya. Ya, yang di pegang nya adalah ban kapten dengan lambang Monas ban kapten yang di gunakan aris Indarto dan Bambang pamungkas di senior, dan dia memikulnya sekarang untuk tim junior. “Ada apa capt? Ada sesuatu yang mau di ceritakan?” Kata bang Iskandar asisten coach, “engga bang, gue ngerasa bangga dan sedih aja di saat gue main dan megang ban kapten ini ayah ga bisa lihat bang” katanya tersenyum sedih. “Dil, semua yang lu udah lakuin sampe sekarang ayah lu pasti bangga, sekarang lu jangan sedih lagi lu punya temen temen yang harus lu pimpin, lu punya tim yang harus lu menangin hari ini sekarang sana ke lorong jalan di depan di belakang wasit, senyum ke penonton anggap ayah lu ada di sana, buat dia bangga” kata bang Iskandar membangkitkan motivasi fadil.
“Siap bang do’ain yee bang” kata fadil tersenyum.
“Nah gitu dong, sini gue pakein ban kaptennya kaga kegedean kan?” Kata bang Iskandar sambil melingkar kan ban kapten di lengan fadil.
Fadil pun ke lorong pemain di sana sudah ada tim PSM juga bersiap siap, kemudian tak lama anthem FIFA pun berkumandang para pemain pun masuk ke lapangan, dan tepat di tribun vip, ketika para pemain berbaris untuk bersalaman, fadil melihat ibunya, pak gatot, bu gatot dan pak andrianus hadir untuk menyaksikan pertandingan. Fadil pun melambai ke mereka, mereka tersenyum dan pak gatot berteriak “saya libur kantor buat kamu dil jangan kecewain orang kampung kita yaaaa!!” Sambil mengepalkan tangan dan tersenyum. Fadil pun balas melambai sambil tersenyum.

Kick off pun di mulai, pertandingan berlangsung kurang baik untuk tim fadil, walaupun berstatus tuan rumah tapi mereka sepertinya gugup karena mungkin bagi mereka ini momen pertama kali bermain di depan ratusan bahkan ribuan orang. Fadil pun memahami, maka dia cukup aktif berbicara dan memberikan instruksi di lapangan. Benar apa yang di ucapkan coach hartono striker PSM punya mobilitas dan gocekan yang sangat baik bahkan memiliki kecepatan juga untuk mengelabui para bek Persija, Darren terlihat kesulitan menjaga nya. Statistik 30 menit pertama sangat timpang, 16 tembakan ke gawang berbanding hanya satu peluang dan tembakan ke gawang PSM, penguasaan bola pun seperti nya 70-30 persen untuk PSM, fadil tidak leluasa untuk menyerang karena lini tengah Persija sangat tidak berkembang maka dia pun harus ikut membantu pertahanan. PSM Makasar pun sangat baik dalam transisi, menyerang dan menutup pertahanan cukup baik, mungkin jika Persija dalam kondisi mental terbaik nya pertandingan akan berlangsung seru. Tapi bermain bertahan tentu akan menjadi petaka untuk Persija, dan itu yang terjadi di menit 34 ketika para pemain tidak dalam fokus karena sudah akan turun minum gol untuk PSM terjadi, bermula dari tusukan sayap kanan nya kemudian berhasil melewati wing back Persija dengan kecepatan nya kemudian mengirimkan umpan daerah ke striker nomor punggung 17 yaitu Alamsyah, dengan kecepatannya melewati Darren dan akurasi instingnya dia menchip bola melewati kepala penjaga gawang Persija. Gol yang cukup indah untuk ukuran junior. Tak lama peluit akhir babak pertama pun berbunyi.
“Permainan apa yang kalian lakukan boys? Salah passing, main long pass, tidak akurat, gerakan kalian sangat kaku, seperti kalian baru bermain sepak bola” kata coach hartono di ruang ganti. “Aku ga mau melihat permainan seperti itu lagi, kalian tim junior profesional, kalian tuan rumah kalian yang harus nya mendominasi dengan dukungan semangat keluarga kalian” kata coach hartono lagi. “Oke babak kedua mau di mulai, kembali berlari lah macan macan muda!!!!” Kembali coach hartono memberikan motivasi.
Fadil pun memimpin rekan rekannya masuk ke lorong pemain kali fadil yang berbicara. “Ayo SEMANGAT!!! Kalian semua ini MACAN ga ada cerita MACAN loyo sama lemas begini!!!” Kata fadil setengah berteriak dan memberikan tepukan ke pundak rekan rekannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mimpi, Gedung, dan SepakbolaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang