More Sneak A Peak

125 16 2
                                    

'Tangkap ketua Kitty Gang dan bunuh dia ditempat.'

Darah Yoongi mendesir saat perintah itu keluar dari mulut Kim Namjoon. Rapat bahkan terasa amat menyesakkan setiap mereka menyebutkan kata 'bunuh' dan 'Pemimpin Kitty Gang' dalam satu kalimat yang sama.

Hasil investigasi akhirnya keluar. setelah menelusuri seluruh jejak kamera CCTV di daerah komplek perumahan sampai jalanan, akhirnya mereka menemukan satu titik cerah. Atau sebuah akhir untuk Yoongi karena yang terlihat adalah rambut pink, wajah bulat dari balik hoodie dengan bibir tebal khas. Bahkan database dapat langsung mencocokan wajah buram itu dengan identitas yang ia kenal bahkan sampai ke tulang. Park Jimin 25 tahun, status sudah menikah dan pemilik bengkel Pinkies di dekat pelabuhan sekaligus ketua dari Kitty Gang. Salah satu dari survivor yang berhasil selamat dari genosida keluarga Lee.

Marga mereka tidak berubah, Yoongi yang mengusulkan karena takut jika Jimin akan terbawa masalahnya. Ia menganggap semua akan baik-baik saja selama Jimin tidak bersentuhan dengan pekerjaannya yang berbahaya tapi nyatanya masa depan berkata lain. Suaminya sekarang buron, bahkan perintah untuk tembak ditempat sudah keluar.

Seakan masih mengolok, Yoongi menjadi pemimpin dari operasi ini. 'The Pink Kitty', lihat bahkan nama operasi nya sangat spesifik menjurus ke suami manisnya.

Sekarang Yoongi tengah di mobil, kepala bersentuhan dengan stir di tanah lapang yang kosong. Kepalanya sakit memikirkan alasan apa yang membuat Jimin sampai mencuri dokumen itu. Bagaimana bisa Jimin tahu kalau dokumen itu ada di rumah dinas nya?

"Kenapa kau masih terikat dengan masa lalu, Jimin?" tuturnya pelan sambil menatap tangan yang memegang senapan laras pendek.

Misal, Yang Mulia Seokjin memintamu untuk membunuh keluargamu sendiri? Pasangan mu, apakah Mayor Min akan mengikuti perintah itu?

"Brengsek... brengsek, BRENGSEK!!!" Stir berulang kali dia pukul untuk meluapkan segumpal emosi yang sudah dia tahan semenjak rapat. Perih, sakit dan sesak, Dia percaya dengan Jimin tapi kenapa dia harus sampai di persimpangan seperti ini.

Mengambil ponsel di dashboard, Yoongi menatap layar kuncinya yang bergambar Jimin berada di pelabuhan dengan sunset cantik. Pria dengan senyuman terindah yang bahkan mengalahkan pemandangan di belakangnya. Karma rasanya berbalik setelah mengotori tangannya dengan darah sampai dia harus memegang pistol ke suaminya sendiri.

Mengusap layar, berhenti sejenak di beranda lalu menekan icon pesan.

[Ji...]

[Gi..]

[Fast respon? tumben kamu gak sibuk kah?]

[Gak kok hehe, aku loh yang kaget kamu chat aku jam segini dan fast respon juga, nganggur yaa hehe]

[Gitu deh]

[Gi, aku pengen ngomong sesuatu sama kamu nanti pulang]

[Oh apa?]

[Ada deh, kamu pulang jam berapa?]

[Sekarang aku lagi di jalan nih pulang. Aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu.]

[Cepet katanya lembur? ]

[Iya, masalahnya selesai lebih cepat dari perkiraan, jadi ya aku udah di jalan sekarang]

[yeaay~ sipp! aku tunggu di rumah ya..]

[Ok]

[Gi...]
[Apapun itu keputusan kamu nanti, aku yakin itu yang terbaik dan aku akan tetap mencintaimu.]

Yoongi menggigit bibirnya, genggaman tangannya pada pistol G2 Combat mengerat. Dadanya sesak dan sakit tak terperi. Pesan Jimin sekarang terlihat buram, tangannya gemetar saking eratnya ia memegang ponsel, nafasnya pun mulai tercekat.

Apa dia bisa menarik pelatuk ke kening orang tercintanya?

-----
JADIII
Cerita ini adalah PDF pertama ku untuk ultah Jimin tahun laluuu, dan udah mendekati ultah ayank lagi aku memutuskan untuk buka lagi yeayy! Diskon 50% di alboee

MustREAD
1. Ini pdf pertamaku bareng sama hieraeth dan ceritanya masih dalam satu universe
2. banyak yang gak jelas but i kinda proud with it
3. Linknya ada di bio


Jamais Sans ToiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang