1. Two Worlds Collide

184 24 2
                                    

Mata Yoongi berkedip, mengerjap beberapa kali dan dia menemukan dirinya di sebuah kamar luas dengan dinding putih. Suara Beep terdengar jelas, sumbernya berasal dari nakas di pinggir kasur. Kepalanya ikut berdenyut mengikuti suara beep itu. "Ughhh..," tangannya meraih kotak hitam yang terus berbunyi kini menunjukan angka 5:45. Waktunya bangun, waktunya bersiap, waktunya bekerja. Jemari panjangnya menyentuh tombol di atas jam digitalnya, suara berhenti, kembali ke nakas.

Yoongi meregangkan tubuhnya sebentar lalu menatap ke atas langit-langit. Jiwa nya berkelana ke mimpinya yang baru saja dialami. Dia tidak ingat sepenuhnya tapi dia rasa itu adalah mimpi buruk karena dia terbangun dengan dada berdebar bahkan pipinya basah. Yoongi baru sadar akan itu saat dia bangun dan melihat bulir besar air mata jatuh. Berhenti sejenak, Yoongi melirik orang di sampingnya yang masih terlelap dalam buaian mimpi. Helaian rambut coklat sedikit terlihat dari balik selimut terlihat halus dan meminta untuk disentuh. Yoongi, sebagai manusia tentu tidak bisa menahan godaan untuk menyentuh rambut itu. Tangannya mengelus rambut dengan tekstur amat lembut itu lalu dihadiahi dengkuran pelan lalu sebuah senyumnya terulas.

Perasaan lega membanjiri dirinya, tanpa sadar Yoongi menahan napas bahkan dia baru sadar kalau semenjak tadi bahunya menegang.

"Uhmmm... gi..," igauan kecil lalu beringsut masuk ke dalam selimut. Senyum kecil tersungging di bibir Yoongi, dia lalu bangkit berjalan ke kamar mandi untuk memulai hari dengan kupu-kupu berterbangan di perutnya menggantikan rasa cemas dan takut yang sedari hadir sesaat dia membuka mata.

6:30 sudah terdengar suara desisan wajan dan wangi nikmat dari nasi goreng dari dapur. Dengan mengenakan apron pink hasil pemberian suami tercinta saat valentine kemarin, Yoongi memasak sambil mendengarkan siaran berita di tv di kamar. Tangan panjangnya lihai menggoyang wajan sembari memasukan bumbu ke dalam nasi yang mulai terlihat kilau nya. Yoongi mulai mengecap rasa nasi goreng yang ia buat. Kurang cinta? Oh tentu tidak, hanya kurang pedas. Jimin menyukai rasa pedas bahkan untuk makanan pembuka harinya.

Menabur bubuk cabai, mengaduk singkat lalu menuangkannya di dua piring. Nasi Goreng, segelas jus, kopi semua lengkap oh belum - kudapan. Yoongi membuka kulkas, melihat kudapan manis yang cocok disantap bersama nasi goreng.

"Baumkuchen??" Yoongi mengendus kue berbentuk bulat berlapis itu, memastikan kue itu tidak mempunyai bau aneh. Setelah yakin kue lapis itu masih layak makan dia memotong menjadi bagian kecil kemudian menaruhnya di sebuah meja lipat.

Pelan, Yoongi membawa nya ke kamar. Mengintip sedikit ke dalam memastikan apakah orang di dalam sudah bangun atau belum.

"Gi... Pagi," sebuah sapaan manis menyambutnya sesaat ia membuka pintu. Bareface, rambut berantakan dan dengan sedikit kotoran di mata. Bagi Yoongi, Jimin cantik sekali.

"Pagi, Ji..," Yoongi masuk, menaruh meja kecil di atas pangkuan Jimin lalu menghadiahi suami manis nya dengan kecupan seringan bulu di pipi. "Aku bikin nasi goreng buat sarapan," Yoongi mengambil kursi, meletakkannya di samping kasur kemudian duduk di sana. Dia tidak menyukai sarapan di atas kasur.

"Terima kasih eh Baumkuchen!!" Perhatian Jimin langsung tertuju ke kue lapis asal barat itu. Wajahnya begitu bahagia saat menyuap potongan kecil ke mulutnya.

"Nasi goreng dulu Ji, mana ada makan dessert duluan. Eh ya, ini Baumkuchen kapan?"

"Ada!! Akuuu~~ ih ini kita beli kemarin tahu, habis keluarin aku dari kantor polisi," kue sudah habis, tangan Jimin mulai menyentuh makanan utama.

"Kamu lebih sering keluar masuk kantor polisi karena kamu sering kebut-kebutan sama jarang pake helm daripada dinner sama aku tahu."

Kening Jimin berkerut, dia berhenti menyuap bulir nasi goreng, menatap Yoongi seakan dia baru saja menghina buyut kucing peliharaannya. "Kita memang jarang dinner ya, masa aku terus yang disalahin. Kalau mau aku lebih sering dinner ya ayo dinner! Lagian setiap diajak kamunya bilang sibuk mulu!! Kamu sama aku lebih sibuk kamu kemana-mana!"

Jamais Sans ToiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang