[7] N

9 4 0
                                    

7. Warkop

"Kemarin Bi Ami bilang waktu kapan gitu, ada cewek yang dateng ke sini, itu Kinara?" tanya Bunda di meja makan sembari mengambilkan lauk untuk Edgar dan Ayahnya.

Edgar mengangguk, sejurus kemudian matanya berbinar-binar melihat menu kesukaannya, ayam woku.

"Cewek?" tanya Ayah.

"Iya, pinter banget dia si ranking satu itu kan ya?" tanya Bunda pada Edgar, dibalas anggukan oleh Edgar.

Ayah tertawa, "Bisa aja Edgar nyari pacar pinter, harusnya nyadar buat diri sendiri biar jadi pinter juga."

"Loh," Edgar langsung berhenti mengunyah. "Bukan pacar."

Bunda ikut terkekeh, "Itu dia cuma ngajarin Edgar kimia."

"Ohh," Ayah mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lagian bilangnya cewek."

"Lah, Kinara kan emang cewek, harus disebut apa lagi, dong?" tanya Edgar.

"Lah, iya juga."

Edgar menghela nafas pelan, sedangkan Bunda hanya tertawa.

"Tumben kamu mau belajar bareng gini, kemauan sendiri apa disuruh guru?" tanya Ayah.

"Kemauan sendiri lah,"

"Nggak deng, boong." lanjut Edgar sambil menyengir.

"Kamu nggak bilang boong aja Ayah udah bisa nebak kalo itu boong."


"Ada kemajuan nggak belajar sama Kirana?"

Bunda dan Edgar menatap Ayah secara bersamaan.

"Kinaraaa!" koreksi keduanya membuat Ayah menepuk dahi karena lupa.

"Iya, si Kinara. Gimana? Kamu udah paham sama materinya?"

"Lumayan, waktu itu aja Edgar bisa ngerjain soal di depan." ucap Edgar dengan bangganya.

"Widih, kalo ayah kasih tantangan mau nggak?"

"Tantangan apa?"

"Kalo masuk 10 besar, nanti—"

"Ya Allah, Yah. Ibarat baru bisa megang pedang, udah disuruh ke medan perang aja."

Ayah tertawa, "Emang nggak bisa?"

"Ya, enggak lah," Edgar menggeleng. "Pinter tuh perlahan, nggak langsung jadi Jerome."

"Yaudah, gini deh, kamu belajar sama Karina—"

Edgar berdecak, "Yah, Ki-na-ra."

"Iya, iya, namanya juga lupa. Lagian beda tipis."

"Tadi Kirana, sekarang Karina." gumam Edgar.

"Kamu belajar sama Kinara pelajaran apa aja?"

"Kimia doang."

"Yaudah, kalo UTS nanti nilai kimia kamu diatas 90, ayah kasih hadiah."

Edgar menghela nafas, "Di atas KKM aja bersyukur, ini di atas 90 yang bener aja."

CHEMISTRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang