Dirinya hanyalah sosok yang lemah. Omega. Status yang ia dapat kala umurnya telah 17 tahun. Dari awal ia memang sudah menyadari akan daya tubuhnya, tapi dari itu semua Yoongi menahan banyak hal. Selama sembilan belas tahun ia sembunyikan identitas aslinya dari banyak orang. Hanya sang ibu yang tahu benar bagaimana dirinya. Lantas bagaimana dirinya tahu akan identitasnya?
Ibunya pernah mengatakan saat dirinya berusia 17, tanda itu akan muncul. Awalnya Yoongi tidak terlalu peduli, tapi kala tanda itu terlihat oleh mata kepalanya sendiri, ia tahu bahwa dirinya sudah dewasa—dalam artinya ia tengah memasuki fase untuk memproduksi banyak hal.
Tanda itu begitu cantik, tersampir pada dada bagian atas mendekati pundak. Bergambar kupu-kupu yang terbang dengan anggunnya. Yoongi selalu bertanya-tanya siapa sosok yang memiliki tanda sama sepertinya.
Dari rentetan kejadian yang sudah dialami, bagaimana ia menyembunyikan identitas akan statusnya? Mudah saja. Yoongi masih bisa menyamarkan bau khas yang ia miliki. Beruntung sampai saat ini dirinya belum terkena fase heat, salah satu tanda untuk Omega. Ya, Yoongi belum mengalaminya dan ia patut bersyukur akan hal tersebut sehingga teman-temannya tidak tahu siapa dirinya yang sebenarnya.
"Yoon, aku menyukaimu!"
Katakan Yoongi begitu simpati serta naïf—harus ia akui— hingga mau menerima kalimat ajakan seperti itu. Ini sudah kesekian kalinya dan selalu berakhir sama. Entah ia yang tersakiti atau memang ternyata sang kekasih sudah punya gandengan sendiri atau itu sudah takdir akan tato yang tercipta pada mereka. Tidak ada yang tahu bagaimana Tuhan mengatur semuanya. Sebagai makhluknya kita hanya mengikuti alur yang Tuhan berikan.
Tapi untuk yang terakhir ini, sedikit bertahan lama. Yoongi selalu dirundung rasa syukur yang tidak mampu ia ucapkan lagi.
"Kau lapar? Mau makan sesuatu? Aku bisa belikan, kau hanya tinggal menunggu!" Yoongi tampak menggeleng lirih, tangannya menahan tangan yang lebih besar.
"Tidak perlu, tetap duduk seperti ini. Aku akan makan jika benar-benar lapar!" Tolaknya halus dengan sebuah ulasan senyum.
"Serius, aku bisa belikan sekarang dan kau bisa memakannya nanti!"
Lagi, Yoongi memberikan jawaban berupa gelengan kepala dan membuat sosok yang lain menghela napas, mengangguk pasrah. Sosok itu mengusak kepala Yoongi. "Hei, aku tidak ingin kejadian lalu terulang lagi, kau mengerti?"
"Aku tahu, Will. Untuk kali ini tunggu aku sampai benar-benar lapar, aku akan mengatakannya kepadamu!"
Berakhir William mengangguk. Tidak bisa memaksa juga, tak sampai sedetik William terlihat membisikkan sesuatu kepada Yoongi dan itu sukses membuat sosok yang lebih kecil menatap dirinya nanar juga sendu.
"William!" Lirih. William juga tak mampu berbuat banyak. Karena—
'Yoon, ada sosok yang ingin bertemu denganmu dan maaf, aku tahu siapa dirimu yang sebenarnya'
***
William menuntun Yoongi untuk bertemu dengan sosok yang tadi pria itu sebutkan. Entahlah, Yoongi tidak tahu siapa gerangan. Kemungkinan William akan jujur kepadanya kala dirinya sudah bertemu nanti.
"Eiri!" Tapi betapa terkejutnya Yoongi kala netra indahnya menangkap sosok yang begitu ia kenali. Teman yang begitu akrab dengannya. Sedangkan sosok yang namanya baru saja tersebut mengulas senyum tipis.
"Hai Yoon. Maaf menyembunyikan ini. Ayo masuk dulu, kita berbicara didalam!"
Yoongi masih cukup linglung dengan apa yang terjadi. Eiri menceritakan banyak hal termasuk William yang ternyata pasangan jiwanya. Sontak Yoongi merasa udara yang ia hirup mendadak habis. Ia tak mampu berkata-kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FanfictionMin Yoongi hanya butuh pelindung, tidak masalah dirinya tersakiti, karena ia yakin sosok itu akan datang tepat kala dirinya sudah tak mampu untuk berpijak lagi "Kita sepasang jiwa yang tak terpisahkan"