3. Tali yang renggang

1 2 6
                                    

Anna menghela napas mengambil keputusan yang ia pikir baik-baik. Gadis itu melangkah pelan-pelan menuju orang yang akan ia ajak bicara.

"Haii, kamu enggak tidurkan?"

Lipatan tangan yang menjadi bantalan tidur seorang Joy membuat gadis itu mendongak, matanya menatap aneh pada sosok dua orang beda gender yang sedang menatapnya.

"Mau apa kalian?"

Suara serak sehabis bangun tidur begitu kentara lagi mulut Joyra. Anna tersenyum tidak enak karena membangunkan gadis merah itu.

"Kamu enggak lapar?"

"Enggak"

"Beneran? Ini udah mau si-"

"Gue bilang enggak ya enggak"

"Ouh oke kalau gitu, aku du-"

Kruyukk

Alle berbalik menatap apa saja untuk menahan tawa karena ucapan Joy yang angkuh tidak lapar tapi ternyata lapar. Joyra menatapnya dengan tatapan tajam, gadis itu berdiri dan melangkah maju begitu saja.

"Udah ditungguin malah keluar sendiri"

"Haha, biarin Le"

Meskipun saat jalan dari kelas ke kantin kami tidak berbarengan, ternyata, meja kantin kami sama. Akibat istirahat pertama yang begitu dinanti-nanti, kantin ini dipenuhi lautan murid yang lapar.

Anna dan Alle memesan nasi goreng yang sama, sedangkan Joy memesan bakso kuah tanpa antek-anteknya yang memenuhi mangkuk itu.

"Udah ini pelajaran apa?"

"Bahasa Indonesia"

"Yahh, aku gak suka"

"Kenapa?"

"Suka disuruh baca, mana panjang-panjang lagi"

Tawa ceria keluar dari mulut Anna, membuat senyum kecil Alle terukir. Satu orang lagi hanya menyantap makanan dengan tenang, tanpa mengusik dua orang yang sialnya harus duduk bersama karena tidak ada meja kosong.

Suasana hati Joy perlahan membaik, namun jauh dilubuk hatinya, gadis itu merasakan sakit dan bahagia secara bersamaan. Netranya tidak sengaja menangkap siluet seseorang, mengingatkan dirinya tentang berada diposisi tersebut. Anna berdiri, membawa mangkuk bakso yang gadis itu makan dan melenggang pergi ke belakang.

"Eh Joy, mau ke-" Alle mendongak menatap Joy yang berdiri.

Anna menatap kejadian tersebut dari samping, ia sedikit muak dengan kelakuan Joy. Perempuan itu tidak tahu terimakasih.

"Bo-boleh duduk disini?"

Anna dan Alle menatapnya, dua orang itu tersenyum hangat sambil mengangguk. Disisi lain, seseorang tersenyum lega menatap mereka. Lalu tubuhnya berbalik, melenggang pergi menjauhi kantin.

"Heii, ketemu lagi"

Langkahnya berhenti, orang itu terlonjak kaget saat suara sapaan yang ingin ia hindari terdengar.

"Udah berani kesini lagi yah?"

"Hihi, masa enggak sih Marsha. Teman kita yang satu inikan, penguasa sekolah"

Marsha menyunggingkan senyum mendengar guyonan temannya, bibir ranum gadis itu melemah kala orang yang diajak bicara hanya menatap wajahnya.

"Apa liat-liat, tolol"

"Lo yang tolol!"

"Wouhh, kaget sumpah"

Tiga orang itu tertawa, orang yang hanya menatap mereka diam. Tapi amarah sudah menelusuk masuk di sela-sela emosinya.

"Temen kita udah gede yah"

"Temen?" Marsha menatap Cyra dengan bingung dan mengalihkan atensinya ke orang tersebut "Lu aja kali"

"Wlee, gak mau gue"

Tangannya mengepal, ingin sekali ia meninju mulut Marsha dan kedua temannya yang menyebalkan. Tapi masih bisa ia tahan. Tubuhnya berbalik, hendak melangkah sebelum jengutan dirambutnya terasa seperti tersengat.

"Muka songong lo gak usah ditunjukin ke gue, ngerti?"

Marsha kembali tersenyum menatap orang itu, matanya menatap puas setelah menjengut rambutnya. Kalau saja bukan ditempat ramai, Marsha tidak akan melepaskan mainannya. Ia berbalik pergi bersama temannya, meninggalkan sisa sakit hati yang sedikit demi sedikit perlahan mendalam.

Mata orang itu memanas, kepalan ditangannya menjadi limpahan benci. Kapan ia akan hidup tenang? Kapan mereka akan berhenti merundungnya? Kenapa mereka melakukan hal itu kepadanya? Semua pertanyaan terus menjadi kelemahan bagi dirinya. Pelan tapi pasti, ia menjadi benci sosok dirinya.

Orang itu berbalik, seseorang yang ia kenal berjalan ke arahnya. Ia hanya tidak mau merepotkan seseorang yang baik hati sudi menemani seperti apa dirinya.

Waktu kian berlalu dengan cepat, jam pertama, istirahat dan kembali lagi menempuh jam pelajaran selanjutnya. Dari seisi kelas yang berisik, hanya 11 A1 yang tetap tentram dibawah materi bahasa Inggris. Meskipun salah satu dari mereka tertekan karena terlalu serius.

Anna menatap ke sisi jendela yang berada Joy disampingnya, tapi ia hanya melirik gadis tersebut dan menelisik awan yang tadinya biru kini mulai menghitam. Setetes air mulai terlihat berjatuhan, membawa bau tanah yang pekat dan dingin mulai menusuk.

Ia merupakan salah satu orang pecinta novel, didalam isi cerita tersebut, Anna mengingat si tokoh novel yang selalu menangis saat hujan.

"Kenapa hujan mencirikan kesedihan?" pertanyaan Anna meluncur begitu saja.

Joy menatap Anna, pertanyaan yang terlontar dari Anna membuatnya sedikit heran. Ia sudah mendiamkan gadis itu beberapa kali, tapi kenapa Anna tidak kapok terus saja mengajaknya bicara!? Joy berpaling ke depan sambil bergumam menjawab pertanyaan Anna.

"Karena awan menangis"

"Ffftt"

Kepala Joy berputar menatap Anna jengkel, gadis itu menahan tawa mendengar jawabannya.

"Mana ada awan nangis, kamu ini anak senja pasti"

"Gue bukan anak senja"

"Ah mas-"

"Yang dibelakang diam atau keluar!"

Anna menutup mulut, kedua gadis itu langsung menunduk. Anna mengumpat dalam hati, Joy melotot ke arahnya. Tapi Anna tidak bisa menghiraukan, senyum dibibirnya berusaha ia tahan. Tinggal beberapa langkah lagi ia bisa dekat dengan seorang Joy.

Gadis Dora itu menatap ke depan dalam diam, matanya mengering saat Alle menatapnya. Dirinya baik-baik saja, dan entah sejak kapan keputusan ini di ambil, Anna ingin jauh lebih dekat dengan teman sebangku.

"Jangan senyum"

Anna menatap Joy bingung, mata gadis itu menatap Anna dengan benci.

"Gak usah sok kenal sama gue, dan jangan sekali-kali lagi ngomong sama gue"

Amarah Anna tersulut, dari awal pertemuan mereka, sampai harus sebangku, dan makan bersama tadi. Apakah Joy tidak membuka hati sama sekali?

"Sebenarnya, apa sih yang bikin lo sebenci gitu sama gue?"

*
*
*

•Thanks for reading•















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A1 (The Sircle Class)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang