Welcome Cookies

51 14 2
                                    

Pagi ini Hazel berniat untuk membuat cookies sebagai welcome cake, walaupun udah telat sebulan dari hari pertama dia pindah ke apartemen.

Karena Hazel gak ada kelas sama sekali hari ini makanya Hazel bersemangat buat akhirnya bisa baking lagi.

Dengan celana jogger, kaos putih polos, dan rambut yang di cepol berantakan Hazel siap banget buat berangkat ke supermarket untuk belanja semua bahan - bahan cookies.

Setelah selesai membeli segala kebutuhan nya Hazel langsung ke dapur siap banget buat ngotorin dapurnya itu.

Dua jam lebih Hazel habiskan di dapur buat ngebuat beberapa cookies yang sekarang ada di hadapannya masih di dalam loyang, baru selesai di keluarkan dari oven.

"Halo, Ro liat nanti deh gue gabung atau gak." kata laki - laki di luar apartnya Hazel.

Kemudian suara pintu beradu menandakan yang punya suara sudah masuk ke dalam apartnya sendiri.

Hazel melihat ke cookies nya, tiba - tiba ada perasaan ragu dan takut buat ngasih cookies buatan nya ke tetangga itu tapi kalau di pikir sudah sebulan dan Hazel masih gak tau nama tetangga nya itu siapa.

Mereka beberapa kali emang berpapasan di lift tapi gak ada yang membuka suara, baik Hazel maupun laki - laki itu fokus ke HP masing - masing.

"Walaupun dia nyebelin tapi dia tetangga lo Zel, mau gimana juga lo kejebak sama dia buat waktu yang lama," Monolog Hazel, kemudian membereskan beberapa cookiesnya.

Setelah siap dengan satu toples cookies buatan nya itu, Hazel berlari ke depan kaca memastikan bahwa dirinya terlihat baik - baik aja.

Menghindari adanya ledek - meledek sama tetangga itu.

Hazel sudah dua kali memencet bel namun gak ada yang buka pintu juga, padahal baru berapa menit lalu cewe ini ngedenger kalo tetangga nya itu masuk ke dalam kamar.

Sekali lagi Hazel memencet bel kamar tersebut, dan akhirnya ada suara terdengar dari balik pintu di hadapannya.

"Gue bilang kan sore aja--" Katanya, terpotong. "Loh?"

Mereka sama - sama melihat satu sama lain selama semenit, sebelum akhirnya cowo itu berdehem. "Ngapain?"

Hazel mengedipkan matanya beberapa kali, mengembalikan kesadaran dirinya yang tiba - tiba melayang tadi.

"Cookies," Kata Hazel, kemudian menyodorkan satu toples cookies tadi.

Cowo itu langsung mengkerutkan alis nya bingung, "Lo mau ngajak gua pdkt?"

Kali ini gantian Hazel nya mengkerutkan alis nya bingung.

"Maksud lo?"

"Ini? apa?" Jawab cowo itu.

"Cookies, budeg ya lo? welcome cookies."

Cowo itu sontak langsung ketawa, "udah sebulan lo disini baru ngasih welcome food?"

"Baru sempet."

"Harusnya gue gak sih yang ngasih lo welcome food gini?"

Hazel berdiam diri berpikir, betul juga kalau dipikir - pikir ya harus nya cowo ini yang ngasih Hazel makanan karena cewe ini baru pindah tapi kenapa sekarang malah Hazel yang kasih makanan.

"Bawel lo ah, siniin kalo gak mau," Kata Hazel, berusaha mengambil kembali cookies miliknya dari pelukan tangan cowo tersebut.

"Gak. Gak. Siapa yang bilang gue gak mau?"

Hazel menstop kegiatan merebut cookies tersebut setelah mendengar ucapan dari cowo itu.

Cowo itu kemudian mengajurkan tangan ke depan Hazel, cewe itu mengangkat alisnya ragu, "Kenalan biar akrab."

Hazel membalas tanganya, ukuran tangan mereka berbanding jauh. Tangan Hazel jelas terlihat jauh lebih mungil saat ini.

"Brian."

"Hazel."

Lagi, keadaan awkward menabrak kedua nya buat kesekian kali.

"Cookiesnya gak lo kasih racun kan?" Tanya Brian, setelah mereka menyudahi jabat tangan mereka.

"Gak lah, gak ada untungnya juga gue racunin lo."

"Oh atau pas sebelum makan gue harus sg ini, bilang kalau ini enak dan ngetag akun olshop lo?"

"GAK!" Kata Hazel sedikit teriak, "Itu beneran cuma welcome food, gak enak tetanggaan tapi gak saling kenal."

"Oh lo emang mau modus ngajak gue kenalan."

"BRIAN."

Brian langsung ketawa melihat raut wajah Hazel nya yang terlihat kesal menanggapi semua perkataan nya Brian.

"Mau masuk gak?" Tawar Brian.

Hazel diem dulu sejenak, memikirkan kalau dia mengiyakan apa yang akan terjadi dan kalau dia bilang tidak apa yang bakal kejadian buat seterusnya.

"Gak bakal gue macem - macemin elah, lo gak mau liat ekspresi pelanggan pertama lo makan cookies ini?"

Gatau kesurupan setan mana, Hazel mengiyakan ajakan nya Brian buat mampir ke dalam apartemen milik tetangga nya itu.

Bagitu masuk Hazel tidak menyangka kalau apartemen milik Brian sangat rapih, bahkan di sofa nya bener bener bersih dari pakaian. Berbanding tebalik dengan milik Hazel yang masih tergeletak beberapa cardigan yang sering dia pakai.

Mereka duduk di depan TV, sesuai janji nya Brian nyobain cookies buatan Hazel pertama kalinya di depan Hazel nya langsung.

"Beneran pake bahan yang aman kan?"

"Iya bawel."

Brian memasukan satu cookies ke dalam mulutnya, kaget, karena rasanya melampau jauh lebih enak dari pada ekspresinya.

Tadi Brian udah bersiap banget kalo aja rasanya pahit atau semacam nya, namun waktu nyobain rasa manis di cookies semua nya pas.

"Ngaku deh Zel, nama olshop lo apa?"

"Gue gak punya olshop Brian," Tegas Hazel "Enak gak?"

"Enak, banget."

Hazel kemudian mengeluarkan ekspresi sombongnya, dan Brian hanya menanggapi dengan senyuman tipisssssss banget.

Setelah itu mereka ngobrol tentang perkuliahan, Hazel cerita kalo dia ada di kejar kating sampe sekarang dan itu ngebuat dia takut ke kampus.

"Lo kapan ada kelas?"

"Besok siang, kenapa?"

"Nah pas."

Hazel mengkerutkan alisnya, bingung, "Apanya yang pas?."

"Besok berangkat sama gue, di jamin aman setosa hidup lo dari kating - kating gatel."

•••••

Natural Disaster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang