~ 01 ~

858 114 4
                                    

Kota Seoul ramai dengan perbincangan panas berita kasus pembunuhan serta pemerkosaan yang belakangan ini meresahkan masyarakat.

Pelaku telah ditangkap dan dijatuhi hukuman mati, semua kembali normal dan tentram seperti semula.

Hanya saja ...

Kehidupan Jeno lah yang kini telah berubah. Lee Jeno, putra dari pembunuh yang dibenci banyak khalayak.

.

.

.

.

"Halmeoni?" Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun mengetuk pintu kayu sebanyak tiga kali, memanggil si nenek berulangkali.

Tak lama berselang, pintu terbuka. Wanita baya dengan rambut memutih tersenyum pada cucu satu-satunya.

Meski raut keriput wajah wanita baya itu tengah tersenyum, tapi tatapan sendu dan mata memerah tak bisa membohongi keadaan yang sebenarnya.

"Halmeoni, Nono sudah siap." Anak kecil itu meraih tangan neneknya untuk digenggam.

Pun sama, dua insan manusia dengan paut umur berpuluh tahun jauhnya tengah dilanda berkabung atas kematian dari Lee Younghe, ayah dari Jeno.

"Ayo kita ke pemakaman," ajak nenek Lee.

Seperti sudah terprediksi, tak ada yang datang pada acara pemakaman Lee Younghe, hanya ada Nenek Lee dan Jeno kecil yang meratapi tanah peristirahatan terakhir Younghe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti sudah terprediksi, tak ada yang datang pada acara pemakaman Lee Younghe, hanya ada Nenek Lee dan Jeno kecil yang meratapi tanah peristirahatan terakhir Younghe.

Jeno yang membawa bunga warna marun dan putih meletakkannya diatas tanah, air mata yang menggenang ditahan dan diusap dengan lengan baju hitamnya.

Buk!

Jeno meringis ketika punggungnya dilempari sesuatu, ia membalikkan badan melihat apa yang baru saja menimpa punggung kecil itu.

Buk! Buk! Buk!

Lemparan bertubi-tubi kembali menghantam tubuhnya, Jeno melindungi kepala dan area wajahnya. Nenek Lee juga kena lemparan, tapi ia lebih memilih memeluk cucunya dan melindungi Jeno kecil dari lemparan buah tomat dari beberapa remaja tanggung.

"Dasar keluarga pembunuh!" Ucap salah satu dari lima anak remaja itu, kembali melempari Jeno dan nenek Lee dengan tomat.

Jeno menyembunyikan diri diperut neneknya, ketakutan dan meringis kecil. Sedangkan nenek Lee menangis dalam diam mengelus rambut cucunya memberi ketenangan dan perlindungan.

Biarlah punggung ringkihnya menjadi sasaran dari lemparan, asalkan cucunya yang sama sekali tidak bersalah aman.

Entah bagaimana kehidupan mereka kedepannya, nenek Lee berharap agar dunia tidak begitu kejam pada Jeno kecilnya yang tidak tau apa-apa.

= Hated =

= Hated =

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hated || Jaemjen Ft. TennoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang