Bab~1

2.3K 147 9
                                    

Dia tumbuh dari keluarga broken home. Dan sekarang Ayahnya sedang mengajarinya untuk membina rumah tangga.

Jungkook tersenyum geli sembari terus menuang dan meneguk beer yang tampak ia nikmati bersama dengan tawa pilunya.

Besok ia akan pulang ke Korea Selatan. Ke tanah kelahirannya. Tempat di mana ia dulu dilahirkan dan juga dibesarkan secara bangsat.

Ibunya adalah penggila popularitas, sehingga menikah dan mempunyai anak adalah hal yang paling menyiksa dalam hidupnya. Kehidupan glamournya seakan terikat dan terkekang oleh sebuah status pernikahan. Hanya karena giuran dari bau harum sabuah kekayaan, Hekyo hampir saja mengorbankan panggung gemerlap penuh bertabur bintangnya.

Dan sekarang Hekyo secara tidak langsung telah menelantarkan satu-satunya anaknya.

Sedangkan Ayahnya adalah penggila moralitas. Di mana menunjukkan keluarga yang harmonis dan bahagia di depan umum adalah suatu yang harus dijunjung tinggi. Tidak perduli bagaimana keadaan dibalik layar rumah tangganya, yang terpenting bagi seorang pejabat seperti Jongki adalah tampilan luarnya.

Nyatanya, kehidupan sempurna yang dimiliki oleh keluarga Jungkook tak menjajikan kebahagiaan sama sekali. Tidak ada satupun orang yang bahagia di dalam keluarga Jungkook. Yang ada hanyalah rasa puas karena pencapaian yang telah mereka dapatkan. Dan mungkin hanya Jungkook yang belum mendapatkan pencapaiannya.

Jungkook akan menjalani pernikahan hasil dari perjodohan. Peraturan kuno yang masih dipegang teguh oleh keluarga yang masih mempunyai silsilah keluarga kerajaan seperti Keluarga besar Kim. Mengatur perjodohan untuk keturunan mereka dengan orang berpengaruh di Korea adalah suatu keharusan, untuk menunjukkan pada dunia, bahwa kedudukan mereka masih kuat dan kokoh. Dan kali ini yang mendapatkan kehormatan itu adalah keluarga dari Gubernur Jeon Jongki.

Gelas beer telah tandas, tapi tampaknya Jungkook masih terjaga dan tersadar. Insomnia yang menyiksanya ditiap malam yang datang, begitu sangat mengganggu dirinya.

Dia beranjak dari single sofanya dan pergi menuju lemari pendingin. Langkahnya masih kokoh, tak ada tanda-tanda sedikit pun jika Jungkook sudah mabuk. Jungkook adalah peminum yang hebat. Alkohol dengan kadar 90% pernah ia teguk dan habis satu botol dan Jungkook samasekali tidak merasakan apapun.

Jungkook ingat jika dirinya masih menyimpan setengah botol anggur oleh-oleh dari salah satu rekan bisnisnya Namjoon yang baru saja melakukan perjalanan bisnisnya ke LA. Dan... Jungkook mendapatkan anggur itu, meneguknya segera tanpa menggunakan perantara seperti gelas.

Mengingat Namjoon, Jungkook tersenyum sendiri dibalik botol anggur yang sedang ia tuang kedalam mulutnya. Jungkook teringat bagaimana lucunya Namjoon saat baru pertama kali bertemu dengan calon pendampingnya, Kim Seokjin. Namjoon bertemu Seokjin melalui kencan buta yang diatur oleh Ibunya. Namjoon diberikan kesempatan untuk setuju atau menolak. Tapi dalam 5 menit pertama, bahkan Namjoon belum memulai obrolannya dengan Seokjin, Namjoon sudah mengirimkan pesan pada Jungkook, bahwa ia akan menerima Kim Seokjin dan menjadikan pendampingnya, dengan alasan yang begitu sangat sederhana.

'Seokjin manis'

Jungkook kembali tersenyum dan meletakkan botol kosong di atas meja. Sepertinya Jungkook sudah mulai mabuk. Atau lebih tepatnya, gila. Buktinya, Jungkook terus saja tersenyum tanpa alasan yang jelas.

Atau mungkin efek dari anggur yang rasanya segar. Setidaknya - Minuman anggur yang sedang Jungkook teguk sampai tandas ini tak membohonginya. Rasanya yang pahit dan berwarna merah pekat. Namun Jungkook selalu merasa bahagia setelah usai meminumnya. Minuman ber alkohol hasil fermentasi itu tak perlu dimanipulasi untuk memikat para pecintanya. Orang-orang tidak memperdulikan bagaimana rasa dasar dari minuman anggur itu, tapi mereka lebih cenderung menunggu sensasi setelah meminumnya. Badan terasa sehat, dan jiwa seakan bebas. Terutama orang seperti Jungkook yang sudah terlalu muak menjalani kehidupan penuh kepalsuan.

Perlahan kepala Jungkook mulai berdenyut dan berat. Jungkook sudah memasuki fase typsi atau kepala kliyengan. Pandangannya pun mulai memburam dan semakin mengabur. Jungkook harus segera menemukan kamarnya dan melemparkan tubuhnya sendiri segera ke atas ranjang. Racun yang terkandung di dalam alkohol sudah berekasi pada pembuluh darah Jungkook. Dan sudah waktunya untuk Jungkook pergi mengistirahatkan badan dan juga pikirannya.

Mulai besok, hari barunya dengan orang-orang baru akan dimulai. Dan setelah malam ini Jungkook sepertinya harus mengucapkan selamat tinggal pada Vegaz. Kota yang terdapat di Nevada, Amerika serikat. Las Vegas, Kota yang dikenal secara international untuk industri perjudian. Jangan pernah berpikir jika Jungkook juga adalah penjudi! Kalian salah besar. Jungkook adalah bandarnya dan sekaligus pemilik salah satu kasino terbesar di Vegas. Kota yang dijuluki sebagai ibukota hiburannya dunia.

Di kota Las Vegas inilah Jungkook belajar banyak hal, belajar selain membangun kerajaan bisnisnya di sana. Kota Las Vegas mengajarkan pada Jungkook tentang apa itu bertahan dan mengajarkan Jungkook bagaimana cara bangkit dengan kaki sendiri. Dan jika kalian mengira Jongki sebagai Ayah Jungkook tak tahu menahu tentang sepak terjang puteranya di Negara asing itu- Maka sekali lagi kalian salah besar. Penjahat yang duduk elegant di kursi parlemen adalah bentuk wujud dari mafia yang sebenarnya. Jongki lebih darikata tahu apa yang sedang dikerjakan oleh puteranya di sana. Dan Jongki mendukungnya.

"Apakah nanti calon pendampingku juga akan manis seperti pendamping Namjoon." Suara Jungkook berdengung diantara heningnya malam. Jungkook tinggal sendirian di kota Las Vegas. Ia menolak semua pekerja yang dikirimkan oleh Ayahnya untuk mengurusi kebutuhannya sehari-hari. Jungkook tak mengatakan jika dirinya bisa hidup mandiri. Tapi melihat orang lain yang mengurusi dirinya dari bangun tidur sampai kembali tidur hanya akan membuat Jungkook sedih dan menangis bodoh di malam hari di balik selimutnya. Jungkook berharap jika tangan yang mengulurkan sarapan dan makan siang lalu makan malam adalah Ibunya. Bukan para pekerja.

Tentu Jungkook boleh berharap tentang seperti apa wujud dari orang yang akan menemaninya dalam sisa hidupnya ke depan nanti. Setidaknya meski tak ada cinta diantara mereka nanti, Jungkook masih tetap berharap, jika sosok itu harus lebih manis dari Seokjin, agar Jungkook bisa mengirimkan pesan pada Namjoon di menit yang ke tiga dan menuliskan pesan yang sama.

'....... manis'





Tbc

THE LIAR [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang