Bab~10

767 52 0
                                    

Hal yang paling tidak diharapkan oleh Taehyung adalah ke pulangan Sunoo, meski Taehyung tahu jika Sunoo pasti akan segera ditemukan oleh orang-orang suruhan dari Ayahnya.

"Kau pulang lebih cepat dari perkiraanku ternyata." Taehyung tersenyum sinis ketika ber papasan dengan Sunoo di ruang tamu. Wajah sendu dan raut kecewa begitu kentara pada wajah Sunoo. Berbeda sekali ketika saat Sunoo pergi.

Bohong jika Taehyung tak mengetahui kemana perginya Sunoo. Dan bohong jika Taehyung tak tahu alasan kenapa Sunoo pergi. Sunoo adalah anak yang penurut, anak yang selalu dibanggakan oleh Ayahnya. Dan sebab karena hal itulah.... sepertinya bermain-main dengan anak kebanggaan keluarga pasti akan sangat menyenangkan.

"Apa kau sudah puas?" Tanya Sunoo dengan tatapannya yang seolah menghakimi Taehyung. Harusnya Sunoo tak termakan bujuk rayunya Taehyung untuk menyuruhnya kabur bersama dengan Jaewook. Seorang pria yang dikenalkan Taehyung pula dan memacari Sunoo juga adalah rencana Taehyung. Dari awal Taehyung memang ingin merusak perjodohan Sunoo, terlepas dari siapapun calon pendamping Sunoo, dan terlepas dari Taehyung yang menginginkan Jungkook atau tidak.

Taehyung menutup mulutnya seakan tak percaya dengan apa yang ia dengar dari Sunoo barusan. Dia yang pergi atas kemauannya dan sekarang ingin menyalahkan Taehyung.

"Dengar Sunoo... aku hanya menyarankan padamu dan kau menyetujuinya. Puas tidak puas itu harusnya ada pada dirimu, bukan diriku!" Taehyung berseringai sialan dan itu semakin membuat Sunoo menjadi kesal.

Sunoo tak menyangka jika pilihannya untuk pergi kabur bersama Jaewook akan berakhir menyedihkan seperti ini. Selama ini ia adalah anak yang penurut, satu kalipun Sunoo tak pernah membantah perintah dari Ayahnya, dan harusnya ia juga melakukan hal yang sama juga mengenai perjodohan itu.

"Dan ngomong-ngomong, 'dia' sangat tampan. Aku menyukainya."

Setelah mengatakan hal itu Taehyung langsung pergi meninggalkan Sunoo yang masih diam membeku di ruang tamu. Pikiran Sunoo tengah menerka-nerka apa maksud dari ucapan Taehyung barusan.

Siapa yang dimaksudkan tampan? Dan siapa yang disukai Taehyung?

Sunoo berharap ini bukan tentang orang yang akan dijodohkan dengan dirinya. Sunoo bersumpah jika dirinya tak akan pernah membagi apapun yang sudah seharusnya menjadi miliknya.

Taehyung pergi dengan mengendarai motor sportnya. Memacunya ugal-ugalan seolah jalanan adalah milik nenek moyangnya. Beberapa klakson dari pengendara motor atau pun mobil saling berebut kebisingan karena kesal melihat cara Taehyung yang mengendari motornya tak tahu aturan.

Bukan Taehyung namanya jika tidak membuat ulah atau membuat keributan. Dan sebelum ada keributan yang lebih besar lagi yang akan menimpa dirinya, Taehyung hari ini ingin berkunjung terlebih dahulu ke tempat sahabatnya.

Taehyung datang ke apartemen Jimin dengan perasaan yang menggebu-gebu karena banyak yang ingin Taehyung ceritakan. Bahkan perihal tentang ke pulangan Sunoo pun tampaknya tak terlalu mengganggu mood Taehyung. Namun begitu Taehyung memasuki ruangan apartemen milik Jimin, bau menyengat seketika menyeruak. Dan itu sangat tidak bersahabat sekali. Mood pun rusak seketika.

Jimin tampak ter kapar di sofa dengan tubuhnya yang masih telanjang bulat, dan yang membukakan pintu apartemen untuk Taehyung adalah Yoongi, kekasih Jimin yang juga tampak sedang ber benah bajunya.

Entah berapa ronde yang sudah mereka habiskan semalam. Tissue dan kondom berceceran di lantai. Cream pelumas juga tergeletak di atas meja dengan isinya yang sudah kosong. Belum lagi keberadaan ruam hampir di sekujur tubuh Jimin, Taehyung dibuatnya sakit mata oleh pemandangan berdosa seperti itu.

Taehyung masih tetap diam dan hanya berjalan santai menyusuri ruangan apartemen Jimin yang seperti kapal pecah. Yoongi tampak kerepotan memakai celananya sendiri, dan rambutnya pun juga tampak masih basah. Sepertinya Yoongi bangun kesiangan dan sekarang ia pasti sudah telat masuk kerja.

"Aku tinggalkan Jimin padamu." Ucap Yoongi yang setelahnya langsung hilang dibalik pintu. Sebegitu ter gesa-gesanya Yoongi, sampai kemeja pun belum terkancing semuanya.

Jimin menggeliat di atas sofa dan mengerjapkan matanya malas. Jimin pikir ia akan mendapatkan morning seksnya, tapi orang pertama yang ia lihat bukannya kekasihnya malahan sahabatnya, yang sudah pasti Jimin yakini jika Taehyung akan mengomelinya habis-habisan seolah ia sendiri adalah orang yang benar.

"Jim.... bisakah kau memakai celanamu atau setidaknya pakailah celana dalammu.... kau benar-benar tak enak dipandang Jim..." Taehyung terus menggerutu sejak Jimin mulai bangun dari tidurnya dan hanya mengenakan kaos oversize.

Jimin tak memperdulikan keberadaan Taehyung, dan tetap berjalan mondar mandir sambil meringis memunguti sampah-sampah saksi begitu bedosanya ia semalam yang telah menginvasi Yoongi semalaman penuh dalam jerat buaian napsu birahi, hingga Yoongi yang sudah ber isteri dan punya anak itupun lupa seketika dengan statusnya.

"Kau tak merasakan berada di posisiku, jadi berhenti mengoceh seperti burung yang belum diberi makan sama tuannya."

Taehyung duduk merengut sambil memandangi Jimin yang benar-benar tampak kesakitan. Jalannya mengangnkang dan ketika hendak duduk ia akan menjerit seiring dengan bokongnya yang terjatuh di atas sofa.

"Maka dari itu jangan berlebihan! Ingat! Lubang analmu itu adalah satu-satunya aset yang bisa memuaskanmu dan juga memuaskan kekasihmu itu!

"Siapa bilang aku hanya punya satu aset?! Aku punya aset yang lain... ini!" Jimin menunjukkan penisnya yang lemas. Mengangkatnya dan menegakannya, memamerkannya di depan Taehyung.

Yakkk!!

Tentu Taehyung sontak langsung mengerang marah. Bisa-bisanya dirinya punya seorang sahabat yang maniak seks seperti itu sampai rela mau menjadi sugar babbynya Yoongi.

Mereka berdua akhirnya bertengkar dengan mengungkit-ungkit semua hal yang tidak penting. Dari yang Taehyung pernah sekarat dan hampir mati karena overdosis di luar negeri sampai Taehyung yang dicecar Jimin karena hampir saja diperkosa oleh partner minumnya saat Taehyung dalam keadaan mabuk dan beruntung Jimin datang tepat waktu saat itu.

Saling menghina dan saling mencaci tak akan menjadi hal yang serius antara Taehyung dan Jimin. Tapi kali ini Jimin sangat tidak ingin diganggu oleh siapapun dulu. Ia ingin istirahat. Perjanjiannya dengan Yoongi belum berakhir. Nanti malam Yoongi masih harus melayani hormon Jimin yang di atas rata-rata orang normal itu lagi.

"Pulang saja sana Tae~ Aku mau mengumpulkan nyawaku dulu, untuk pertempuranku nanti malam." Jimin mendorong tubuh Taehyung yang kaku untuk segera keluar dari apartemennya.

"Sunoo sudah pulang Jim..." Tapi ucapan Taehyung seketika menghentikan pergerakan Jimin.

"Lalu kenapa kalau Sunoo pulang?"

"Kata Ayah tugasku sudah selesai."

Jimin seketika menyemburkan tawanya, tak perduli dengan wajah sendu yang tiba-tiba membingkai paras manis sahabat dihadapannya kini.

"Tugas dari Ayahmu adalah untuk menggantikan pertemuan dengan ke dua orangtua calon tunangannya Sunoo. Benar bukan?" Jimin bahkan masih tertawa di sela-selain bicaranya.

"Lanjutkan hidupmu kawan... temui pria itu, minta cintanya... sebelum priamu itu bertemu dengan calon tunangannya yang sesungguhnya. Sesekali menjadi orang yang dungu dan egois tidak ada salahnya."

.
.
.

Tbc.


THE LIAR [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang