Bab~9

445 47 0
                                    

Bab~9

Dari awal Jungkook memang sudah bukan miliknya dan seharusnya Taehyung tak perlu merasa kehilangan. Tapi kenapa rasanya sangat sakit.

Pertemuan pertama tidak berjalan lancar. Taehyung nyaris konyol di depan Jungkook. Dan Taehyung nyaris mati setelah ia tiba di rumah, jika saja tidak ada Jungkook yang mencoba melindunginya.

Taehyung masih mengingatnya dengan jelas bagaimana wajah murka Ayahnya semalam yang melihatnya pulang ketika malam bahkan sudah hampir habis. Taehyung tahu jika dirinya telah melewati batasannya. Tugasnya hanyalah untuk memperlancar jalannya pertemuan pertama antar dua keluarga. Dan acara kencan tentu tidak ada dalam daftar tugas Taehyung.

Kondisinya, siapapun juga tahu jika Taehyung sedang mengalami kecanduan. Mungkin, Jungkook juga tahu.

Taehyung butuh obat keparat itu. Obat yang bahkan sudah tidak pernah ia sentuh lagi dalam beberapa minggu terakhir ini. Tapi entah apa yang terjadi dengan Taehyung pada malam itu, ia benar-benar sangat menginginkan obat-obatanya hingga ia nyaris mengiba di depan Jungkook.

Pagi ini Taehyung terbangun dengan kepalanya yang pening luar biasa. Rasanya seluruh badannya sangat lelah sekali seperti ia usai melakukan pekerjaan yang berat. Dan itu memanglah benar. Taehyung mati-matian semalam untuk tidak menyentuh barang terlarangnya. Jika dikira Taehyung sudah tak memiliki barang itu maka kalian salah. Taehyung masih menyimpannya. Ia selalu menyelipkan serbuk opium di dalam bungkus rokoknya. Dan biasanya jika Taehyung sudah benar-benar tidak tahan, ia akan mengolekan serbuk itu sedikit di bagian luar rokok yang akan ia sesap. Namun malam kemarin Taehyung harus menahannya, ia tak mau berakhir konyol di depan Jungkook dan berakhir mengenaskan di tangan Ayahnya.

Ada suara pintu yang diketuk, dan setelah Taehyung menyahutnya dengan deheman, Seohe masuk sudah dengan nampan berisi makanan dan minuman untuk dua orang.

Alis Taehyung bertaut bingung saat melihat ekpresi Ibunya yang mengerutkan dahinya tampak seperti orang bingung juga.

"Apa Jungkook sudah pulang?" Seohe meletakkan nampan makanannya di atas meja nakas dan hanya mengambil air putih lalu obat pereda nyeri untuk Taehyung. Seohe kelewat hapal jika putera sulungnya itu pasti akan terbangun dengan sakit pada kepalanya.

"Apa Jungkook semalam berada disini?" Taehyung tak sepenuhnya lupa akan keberadaan Jungkook yang menemaninya, tapi Taehyung juga tak sepenuhnya mengingatnya juga. Keadaan Taehyung benar-benar kacau semalam. Pikirannya sudah pergi melayang entah kemana.

Seohe hanya mengangguk sembari mengusap pucuk kepala anaknya. "Mungkin Jungkook pulang di pagi buta." Dan kini Taehyung yang mengangguk sembari menelan air untuk mendorong satu butir obat yang mungkin akan membantunya untuk tetap waras hari ini.

"Apa kau menginginkannya semalam?" Seohe melemparkan pertanyaan ambigu pada Taehyung, tapi Taehyung menjawabnya dengan jelas dan lugas. Namun entah kenapa jawaban yang kuluar dari mulut Taehyung justru mengusik pikiran dan hati Seohe sebagai seorang Ibu.

"Aku tidak menginginkan barang itu, kata Jungkook... yang aku inginkan adalah dirinya. Dan kupikir itu memang benar Ibu." Taehyung pergi beranjak dari tempat tidurnya dan masuk ke dalam kamar mandi. Taehyung tak mau mendengarkan komentar apapun dari Ibunya mengenai dirinya dan Jungkook. Meski Taehyung tahu jika Ibunya tidak akan pernah menyakiti hatinya. Tapi tetap saja, Taehyung tak ingin mendengarkan apapun kali ini.

Seohe mengusap matanya yang ber embun. Taehyung tak pernah mengatakan menginginkan sesuatu kecuali obat-obatan terlarang yang sudah ia konsumsi kurang lebih selama dua tahun itu dan Jungkook. Dan Seohe berharap jika ini tidak akan menjadi mala petaka untuk Taehyung yang ke dua kalinya hanya karena menginginkan suatu hal yang membuatnya merasa bahagia.

Taehyung masuk ke dalam kamar mandi, mencuci tangannya, ber kumur dan lalu membasuh wajahnya. Jemarinya yang panjang ia gunakan untuk menyusuri tiap lekuk parasnya yang cantik untuk seukuran pria, dan Taehyung yakin jika dirinya lebih cantik dari Sunoo.

Pantulan kaca wastafel menampilkan wajah Taehyung yang tengah tersenyum licik. Rasa puas dan merasa menang tiba-tiba terbersit dalam pikiran Taehyung ketika ingatannya jatuh pada Jungkook yang tengah menindih tubuhnya.

Deru nafas Jungkook yang menguar panas menyapu wajah Taehyung, tak dapat dipungkiri, jika Jungkook juga menginginkannya juga.

"Jika yang kau temui adalah Sunoo... apa kau juga akan menginginkannya?"

Taehyung ber monolog sembari mebuka satu per satu kancing kemejanya. Ia tak langsung melepaskan kemeja itu, Taehyung masih membiarkan kemeja itu menggantung di badannya. Focusnya kini jatuh di tulang selangkanya yang terasa sedikit nyeri.

"Sial! Kau ganas juga ternyata."

Ada beberapa ruam ke unguan di sana. Taehyung terus berdesis kala tangannya menyusuri tiap letak ruam yang ada pada tubuhnya. Bahkan beberapa ada di dadanya, tepat di atas putingnya.

"Akhhh~"

Sial! Hanya mengingat kejadian semalam saja Taehyung nyaris horny.

Sentuhan dan jamahan tipis-tipis Jungkook benar-benar begitu menenangkan Taehyung. Membuat Taehyung lupa akan keberadaan opium sialannya itu. Dan benar apa kata Jungkook, yang Taehyung inginkan adalah dirinya, bukan obat-obatan atas apapun itu.

Taehyung kembali tersenyum, dan kali ini kemejanya benar-benar sudah ia lepas begitu juga dengan bawahannya. Tubuh tinggi semampai itu kini tengah berdiri menghadap tembok kamar mandi dan siap menerima guyuran air shower.

Pikirannya terus saja berkelana mengajak Taehyung untuk ber fantasy kotor. Bayangan bibir Jungkook yang menyumbu bibirnya dengan mesra terulang lagi dalam ingatan Taehyung. Sebegitu candunya kah Taehyung pada Jungkook di pertemuan pertama ini.

Perasaan bahagia yang tiba-tiba meletup di tengah gundah Taehyung, seketika menghilangkan perasaan galaunya sesaat lalu ketika Taehyung baru terbangun dari tempat tidur.

Bahkan kini Taehyung sudah keluar dari kamar mandi dengan senyumannya yang tersungging penuh rona. Namun hal itu tampaknya tak berlangsung lama ketika Taehyung mendapati siapa orang yang sudah berdiri dengan tatapan nyalangnya tepat di depannya.

Seolah tak melihat, Taehyung berjalan dengan santai dan membuka lemari pakaiannya. Kali ini outfit yang akan ia kenakan lebih santai. Kaos oblong yang akan dipadukan dengan celana jeans robek, dan tak lupa sweaternya, untuk menutupi lengan tangannya.

"Tugasmu sudah selesai."

Kaos yang Taehyung pegang menggantung begitu saja di tangannya. Serasa tak punya tenaga. Bahkan bibir Taehyung yang hendak mengulas senyum pun tiba-tiba gemetar.

"Tapi urusan kita belum selesai."

Jongin pergi meninggalkan ruangan kamar putera yang tak pernah dianggap keberadaannya. Dan satu hal yang dapat disimpulkan Taehyung kali ini adalah.....

Sunoo pasti sudah ditemukan.

.
.
.

Tbc.

THE LIAR [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang