Mawar dan aniversarry

122 1 0
                                    

Saat ini hubungan Sean dan Gladys sudah berumur 1 Tahun. Tepat di mana hari ini adalah hari aniversarry mereka.

Mereka sudah menginjak di kelas 12. Yang tandanya sebentar lagi mereka akan lulus sekolah.

Jadwal mereka hari ini hanya ingin berjalan jalan di sekitaran taman, sambil memakan semua jajanan yang ada di pinggir jalan.

Cuaca hari ini cukup terik, meskipun sudah pukul setengah empat sore.

Setelah keduanya selesai makan eskrim di salah satu kedai, Sean dan Gladys melanjutkan untuk mengunjungi ke area street food di sepanjang pinggir jalan.

Gladys membeli takoyaki. Sedangkan Sean membeli bakso bakar. Gerobak yang mereka hampiri tidak begitu jauh jarakny, hanya berbatasan dengan satu gerobak hot dog.

Saat semuanya di rasa sudah cukup, mereka berdua langsung menuju ke area taman. Tak lupa mereka membeli dua gelas minuman segar.

Sepanjang perjalanan menuju taman, genggaman tangan Sean tidak lepas dari tangan Gladys, sembari ia mengusap pelan pungung tangan Gladys menggunakan ibu jarinya.

Sesampinya mereka di taman, tak sengaja Sean melihat ada pedagang bunga mawar yang sedang berkeliling di ara sekitaran taman. Dengan langkah cepat, Sean menarik tangan Gladys, untuk ia bawa ke pendagang bunga tersebut.

Gladys terkejut, ketika ia tiba-tiba di tarik. Ia sedikit kewalahan untuk menjajarkan antara langkah kaki Sean dengan langkah kakinya. Langkah kasi Sean terlalu besar.

"Sean, pelan-pelan jalannya" Gladys mengeluh, "kaki aku capek."

Sean tertawa dan meperkecil langkah nya "Maaf ya sayang." Sean meminta maaf.

Tidak terlalu lama akhirnya mereka sampai  di pedagang bunga. "Pak, saya mau 2 ya, bunga nya" pinta Sean kepada penjual tersebut, "cariin yang wangi sama yang seger ya pak. Buat pacar saya soalnya." Sean melirik Gladys.

Penjual itu cekikian, teringat akan masa mudanya dulu. "Siap" jawab pegang tersebut sambil mengacungkan jempol. Langsung saja penjual itu mencari bunga yang paling segar untuk ia berikan kepada Sean dan Gladys.

Setelah di rasa yang di pilihnya adalah bunga terbaik, penjual tersebut membungkus bunga dengan koran dengan rapih.

"Ini, Mas" ucap penjual tersebut.

Sean melepas sejenak genggaman tangan Gladys untuk mencari dompet dan menerima bonga tersebut. "Berapa, Pak?"

"20 ribu aja, Mas" ucap penjual tersebut sambil sedikit membungkuk.

Raden membuka dompet dan mengeluarkan uang 50ribu dua lembar."Ini, Pak"

"Aduh, Mas kebanyakan saya butuh nya satu aja itupun masih ada kembaliannya." Ujar penjual tersebut.

"Gak papa, Pak. Ambil aja saya ikhlas." Sean berkata sambil sedikit menundukan badannya.

Penjual itu memasang senyuman tulus,"terima kasih banyak ya, Mas, Mbak. Terima kasih" penjual bunga itu mengucapkan kalimat terimakasih berkali-kali sambil membungkuk kan sedikit badannya.

𓂃◞ 𓂃 ◞ 𓂃◞ 𓂃◞ 𓂃◞ 𓂃◞ 𓂃◞

"Dys, langitnya cantik ya" ucap Sean tanpa menoleh ke arah Gladys. "Kaya lo, cantik."

Gladys tersenyum, "bulan nya juga indah, seindah kalo lo lagi senyum."

Keduanya kembali terdiam, dan menikmati kegiatannya masing-masing.

Hari semakin sore, tiba-tiba Sean merebahkan kepalanya di atas paha Gladys dengan mata yang terpejam. "Dys" penggil Sean.

Gladys menyahut sambil menyisir dan memberikan sentuhan lembut di rambut Sean.
"Mau tau gak apa yang lebih sempurna dari intro lagu sempurna?"

"Apa?" tanya Gladys. "Lo, Dys"

Gladys bertutur pelan. "Gue?"

"Iya, Dys." Sean membuka mata dan menatap mata Gladys dari bawah. Gladys pun menunduk dan membalas tatapan, Sean.

"Sempurna, lo selalu sempurna di mata gue Dys" ucap Sean. "Selamat tanggal 11 untuk ke satu tahun ya, Dys. Maaf kalo gue belum bisa jadi yang terbaik buat lo. Maaf kalo tiba-tiba bikin lo kesel. Nangis, suka tiba-tiba ilang kabar ." Papar Sean.

Gladys diam sejenak. Setelah sekian detik ia terdiam akhirnya ia kembali bersuara, "selamat tanggal 11 untuk ke satu tahun juga ya, Sean"

Gladys kembali memainkan rambut, Sean, dengan panangan yang lurus ke depan.

Sean merasa nyaman dan kembali memejamkan mata yang di akibatkan oleh sentuhan-sentuhan di area kepala oleh Gladys.

"Sean, terima kasih ya, udah mau bertahan sampai sejauh ini sama gue." Gladys merimbuh.

Sean terbangun dan merubah posisi yang semula tertidur kini menjadi duduk berhadapan dengan Gladys.

"Sama-sama" ucap Sean sambil menggenggam tangan Gladys. "Tetep sama gue ya, Dys?"

"Pasti, Sean."

•— Seara 🫶🏻🙋🏻‍♀️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•— Seara 🫶🏻🙋🏻‍♀️

S E M P U R N A | minovTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang