Matahari sedari tadi sudah bersinar terang memancar kehangatan untuk segala makhluk yang tinggal bumi. Jennie yang sudah puas dengan tidur nyenyaknya pun perlahan membuka mata. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah wajah rupawan Lisa yang masih tertidur.
Gummy smilenya mengembang saat menyadari jika ia masih tertidur diatas tubuh calon suaminya itu. Bahkan ia masih terkukung dikedua lengan milik Lisa yang betah memeluknya.
Jemari Jennie menyusuri wajah Lisa, mulai dari alis,kedua mata, turun ke hidung mancung, sampai ke bibir tebal calon suaminya itu yang sangat menggoda. Harus ia akui jika fitur wajah Lisa sangat sempurna bak dewa Yunani.
"Lo makin cakep, cewe - cewe diluar sana pasti banyak yang ngedeketin lo..." Lirih Jennie lalu mencemberutkan bibirnya membayangkan Lisa bersama wanita lain.
"Tapi masih cantik,sexy, imut gue kan? Iyalah jelas! gue kan Jennie Kim." Katanya lagi tidak ingin merasa tertandingi
Sementara Lisa sebenarnya sudah bangun sejak Jemari Jennie bermain diwajahnya tadi, ia yang mendengar itu menahan dirinya untuk tersenyum dan terus berpura - pura tidur untuk mendengar lebih banyak ocehan gadis bermata kucing.
Jennie mengusel - ngusel ceruk leher Lisa dengan manja sambil berkata dengan suara bayi, "Booboo ga boleh lagi ngelirik cewe lain karena sekarang J udah ada disini~"
Tingkah menggemaskan gadis bermata kucing itu selalu saja dapat membuat jantung Lisa berdebar, ia tidak menyangka jika efek dari Jennie masih saja sangat berasa untuknya.
Inilah kenyataannya, alasan ia tidak bisa mencintai orang lain adalah karena cintanya sudah sepenuhnya habis untuk perempuan dipelukannya ini.
Jennie kembali mendongakkan kepalanya untuk melihat kembali wajah tampan Lisa. Pandangannya jatuh ke arah bibir tebal calon suaminya, berhubung sang empu masih tidur ia mencuri kesempatan untuk mencium bibir tebal yang ia rindukan.
Cup
Lisa lansung membuka matanya terkejut saat bibir tebalnya dicium, sementara Jennie yang tertangkap basah lansung saja melepaskan ciumannya.
Pipi chubbynya merah merona, ia ingin melarikan diri namun Lisa lansung mengeratkan pelukan.
"Ih Lepas~ lo kayak putri tidur aja yang dicium lansung bangun tau ga lo?!" Rengek Jennie sebal
Lisa membalikkan posisi mereka menjadi Jennie yang kini terbaring diranjang sementara ia sudah diatas tubuh gadis itu.
"Lo mau ngapain—ouch!"
Jennie yang semula berpikir jika Lisa mendekatkan wajahnya untuk mencium rupanya salah besar. Calon suaminya itu malah menggigit gemas pipi kanannya membuat ia yang tadinya bertanya dengan gugup seketika lansung meringis.
"Ih sakit tau!" Pekiknya sebal sambil mengusap - ngusap pipi kanannya membuat malah Lisa terkekeh pelan.
"YA! LO—"
Cup.
Kalimat Jennie terhenti karena Lisa mencium pipi kanannya dalam selama beberapa detik.
Setelahnya Lisa mencubit pelan ujung hidung Jennie yang kini kembali tersipu.
"Aku mandi duluan ya."
Jennie menganggukkan kepalanya cepat, ia lansung mengambil bantal disampingnya lalu menutupi wajahnya yang memerah bak kepiting rebus.
Lisa terkekeh pelan lalu bangkit menuruni ranjang. Ia masuk ke dalam kamar mandi setelah mengambil bathrobenya.
😼
Dahi Lisa mengerut karena tidak mendapati Jennie dikamar. Harusnya gadis bermata kucing itu tetap berada dikamar sampai ia selesai mandi, atau setidaknya izin dulu untuk keluar dari kamar ini, pikirnya sebal.