Rey tidak menanggapi ucapan Jessica. Rey hanya menangis karena sang ibu yang telah merawatnya dari kecil hingga dewasa telah meninggalkannya.
"Rey udah ya? Pasti mama kamu nggak suka kalo kamu nangis kayak gini" ucap Jessica
"Lo nggak tau aja rasanya di tinggalin sama mama. Karena mama lo itu masih ada,"
Hening. Tidak ada yang membuka suara.
Tidak lama setelah keheningan itu. Seorang gadis datang menghampiri Rey dan Jessica yang ada di depan ruang rawat mama Rey.
Rey belum sanggup untuk melihat mama nya yang menutup matanya untuk selamanya. Hanya papanya saja yang masuk.
"Rey" panggil gadis itu. Ia adalah kekasih Rey. Karin.
Karin langsung memeluk Rey, berusaha menenangkan laki-laki itu.
"Sabar ya Rey" ucap karin
Rey membalas pelukan Karin "gue nggak bisa Kar," ucapnya masih menangis.
"Tenang Rey, gue masih ada disini kok," ucap Karin.
Jessica yang melihat mereka berdua sejujurnya sakit hati. Tapi mau apalagi, Rey hanya memilih Karin ketimbang dirinya.
Tak lama setelah itu. Ayah Rey keluar dari ruangan. Ia melihat putranya sedang berpelukan dengan orang lain. Padahal jelas-jelas tunangannya ada di depannya.
"Apa-apaan ini?!" Ucap ayah Rey dengan nada yang tinggi.
Mereka berdua melepaskan pelukannya. Lantas ayah Rey menampar pipi Karin.
_Plak!_
"Ayah!!" Ucap Rey melihat Karin di tampar oleh ayahnya. "Papa apa-apaan sih?!!"
"Kamu yang apa-apaan! Ngapain kamu peluk dia?!"
"Karena dia pacar aku,"
"Terus Jessica siapa kamu?!" Tanya papa Rey dengan tegas.
"Tunangan. Tapi paksa bukan dasar cinta"
Ayah Rey tersulut amarah. Ia segera menyeret Karin untuk keluar dari rumah sakit itu, dan menyuruh Karin untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The most beautiful memories
Novela Juvenil" Berpisah selalu menitikkan air mata, kenangan baik dan buruk takkan terlupa dan kata kata tak pernah bisa menggantikan rasa " Reynaldo gevano ***