Suara pintu terbuka tanpa ada bunyi bel sebelumnya sudah menjadi hal biasa bagi seorang Adrian Devian Gerandra, bahkan laki-laki pemilik tinggi badan 182 cm itu tidak merasa panik sama sekali dan bahkan mungkin ia sudah tidak peduli dengan siapa orang yang memasuki unit apart pribadinya tanpa izin. Adrian bisa mendengar suara menggema akibat bantingan barang yang ia yakini itu pasti tas milik seseorang yang memasuki apart nya, tapi hal itu masih tak berhasil untuk membuatnya meninggalkan rutinitas yang sedang di lakukannya, bahkan sekarang laki-laki pemilik zodiak virgo itu malah sibuk memasukkan camilan yang baru saja di beli ke dalam kulkas di bandingkan harus mengubris seseorang yang baru saja datang berkunjung
"Dev lo sibuk yah?" Adrian yang mendengar pertanyaan itu memilih untuk tidak menjawabnya sama sekali bahkan melihat siapa si pemberi pertanyaan saja Adrian tidak melakukannya, ia lebih memilih untuk mencari minuman segar yang sudah tertata rapih di dalam kulkas dan saat apa yang di carinya ketemu ia langsung mengambilnya, dua kaleng soda berwarna merah yang merk minumannya berulang menjadi pilihannya kali ini. Adrian akhirnya melirik ke arah seseorang yang sekarang sudah duduk di meja makan melihat bagaimana penampilan temannya itu dengan seragam yang sudah tak karuan dan wajahnya yang kusut tak berbentuk, Adrian hanya menggelengkan kepalanya saja melihat penampilan temannya itu sambil melemparkan satu kaleng soda yang sebelumnya berada di tangannya
"Lo nggak pulang lagi Grey?" laki-laki yang di panggil dengan nama Grey itu hanya menggelengkan kepalanya saja sambil tangannya sibuk membuka kaleng soda, Adrian hanya diam memperhatikan wajah kecil milik temannya yang terdapat lebam di bagian dekat mata, Adrian memilih untuk tidak memperdulikannya dan mulai membuka kaleng soda yang berada di dalam genggaman tangannya sambil matanya terus memperhatikan lawan bicaranya
"Siapa yang sekarang ada di rumah lo Geogrey Sagara?"
"Kenapa kita harus hadir? Kalau mereka aja nggak peduli tentang keadaan kita sama sekali" Adrian memejamkan matanya setelah mendengar bagaimana Sagara menanyakan hal seperti itu dengan nada yang begitu santai, mereka adalah dua orang yang sama-sama terlihat baik-baik saja di luar namun menyembunyikan luka yang begitu besar di dalamnya, Adrian ataupun Sagara memang sama-sama terlahir dari keluarga yang terpandang dan serba berkecukupan, bahkan mengeluarkan uang sebesar apapun akan sangat mudah bagi keduanya tapi satu hal yang mereka tidak bisa beli yaitu keluarga sempurna yang penuh kasih sayang di dalamnya. Sebenarnya Adrian bisa mendapatkan hal itu dengan mudah hanya saja laki-laki itu senang sekali memberontak jika bertemu dengan kedua orang tuanya, sementara Sagara tipikal orang yang selalu menghindar jika kedua orang tuanya pulang ke rumah katanya lebih baik menghindar di bandingkan menambah luka baru.
Keduanya sudah saling mengenal sejak kecil saat dua kepala keluarga sedang bermain saham yang tidak mereka mengerti, mereka bertemu saat usia keduanya menginjak tujuh tahun dua anak kecil yang sangat memimpikan keluarga yang hangat dan nyaman namun ternyata harus di patahkan oleh takdir dengan banyaknya kekecewaan dan luka. Keduanya sama-sama tumbuh tanpa adanya sebuah kasih sayang di dalamnya, di paksa untuk menjadi dewasa oleh rumitnya keadaan, di saat beberapa anak laki-laki selalu berharap mempunyai orang tua yang memiliki banyak uang maka keduanya malah berharap sebaliknya
"Sagara"
"Bokap nggak pernah main tangan kok Dev, dia nggak ngelukain fisik gua cuman batinnya aja" kata-kata Sagara kembali membuat Adrian terdiam sempurna, laki-laki Gerandra itu berusaha untuk memendam lukanya semakin rapat agar tak terlihat oleh banyak orang di luar sana. Keluarga mereka memang masih lengkap bahkan kedua orang mereka tidak ada yang berpisah sama sekali dan secara tidak langsung menjelaskan bahwa mereka bukan anak yang lahir dari keluarga broken home, tapi untuk apa keluarga yang lengkap dan utuh kalau di dalannya tidak ada kasih sayang sama sekali, bukannya hal itu sama aja dengan keluarga mereka yang hancur hanya saja caranya yang berbeda. Adrian dan Sagara memang terlalu pintar untuk menyembunyikan luka di hadapan banyak orang sampai sahabat terdekat mereka saja tidak ada yang tau, bagi mereka apa yang terjadi di dalam rumah biarkan menjadi privasi untuk mereka masing-masing
KAMU SEDANG MEMBACA
The Never Of Lost
Teen FictionREVISI_____ Sebagian orang terlalu sibuk merangkai cerita dengan epilog yang begitu indah, tanpa menyadari jika mereka membutuh sebuah prolog dan juga isi yang tak kalah indah. Karena pada kenyataan untuk apa langsung memberikan salam perpisahan tan...