CHAPTER 7🥀

13 3 1
                                    

Hujan kembali menguyur bumi di minggu pagi yang banyak orang harapkan akan datang cerah, membuat mereka yang sebelumnya semangat memilih untuk kembali ke tempat tidur bersama dengan selimut tebal yang menutupi tubuh, tapi ada beberapa orang yang malah menikmati hujan di hari minggu karena mereka tidak perlu repot-repot untuk keluar rumah ataupun beraktifitas. Hari libur dan hujan adalah perpaduan paling sempurna bagi orang-orang pemuja rebahan, tapi tidak bagi remaja laki-laki yang sekarang malah menerobos hujan dengan motor sport hitamnya, seluruh tubuhya sudah basah kuyup bahkan sekarang pakaian yang ia kenakan sudah benar-benar basah sempurna, pemuda itu memasuki rumah dengan pakaian yang sangat amat basah, melempar asal helmnya ke sembarang arah tanpa peduli jika helm itu akan rusak ataupun hilang

"Selamat malam tuan muda" seseorang dengan seragam rapih menunduk ke arahnya, beberapa maid yang berada di sana pun ikut menunduk hormat tapi laki-laki yang baru saja masuk itu tidak memperdulikan sama sekali sapaan-sapaan yang di berikan oleh seisi rumah, ia tau beberapa orang hanya menutupi topeng mereka saja dan terkesan palsu

"Dimana tuan besar kalian?" suaranya sangat tajam dan penuh akan penekanan di tambah ekspresi wajahnya yang sangat amat datar tanpa ada sedikit pun senyuman di wajahnya sama sekali, lirikan matanya pun penuh ke intimidasian. Tapi nada lirih di dalam ucapan setajam belatih itu tak bisa di tutupi, suara lirih itu mungkin di akibatkan oleh tubuhnya yang mendingin karena di guyur hujan yang cukup deras

"Tuan besar sedang di posisi tidak bisa di ganggu tuan muda" laki-laki itu hanya mendecih dengan mata yang semakin melirik tajam pada beberapa orang yang ada di hadapannya, walaupun mereka semua dalam posisi menunduk tapi ia tau ada sedikit ekspresi dan nada ketakutan di dalamnya. Ia hanya menghela nafas lelah dan memilih untuk pergi ke kamarnya yang berada tepat di lantai dua, karena satu-satunya tempat ternyaman di dalam rumah ini hanya kamarnya saja selebihnya dingin dan menyeramkan

"Kalau tuan besar kalian selesai sama urusan paling pentingnya itu, bilang ada parasit yang sedang menantinya" kata-kata itu berhasil membuat semua orang membukam sempurna dan menunduk kan kepalanya semakin dalam, bukan karena ketakutan tapi kata-kata yang di ucapakan oleh laki-laki remaja itu berhasil membuat mereka kembali mengingat kejadian masa lalu yang kelam, kejadian yang akan selalu di ingat dan menjadi memori bahkan mimpi buruk bagi mereka, tuan mudanya yang sebelumnya ramah, murah senyum dan penuh keceriaan bisa berubah menjadi sedingin es seperti sekarang, bahkan tutur katanya yang selembut kapas berubah menjadi setajam belatih

"Kalian semua kenapa berkumpul di sini?" pertanyaan dengan suara bariton yang sangat amat tegas berhasil membuat mereka semua kembali berdiri tegak, jika sebelumnya mereka akan menunduk untuk menyambut yang lebih muda maka sekarang mereka akan bersikap sebaliknya, semua berdiri tegak dengan tatapan yang mengarah ke depan persis seperti anggota militer

"Tuan muda sudah kembali ke rumah tuan besar, baru saja tadi datang dengan pakaian yang basah kuyup sepertinya habis menerobos hujan" jawaban itu berhasil membuat pria paruh baya yang di sebut dengan tuan besar itu terkejut, putra tunggalnya datang dengan pakaian yang basah kuyup, satu yang sekarang berada di pikirannya apa ia sedang kedinginan

"Dimana dia sekarang?" pertanyaan itu masih dengan nada tegas tapi kali ini ada sedikit ke khawtiran di dalamnya, tatapan mata yang sebelumnya begitu tajam pun sedikit melembut walau masih tetap tersamarkan dengan ekspresi wajahnya yang datar

"Ada di kamarnya tuan"

"Oke" pria paruh baya itu langsung pergi meninggalkan para maid dan bodyguard nya, tangannya sedikit berkeringat dengan raut wajah yang sebelumnya datar pun kali ini penuh dengan ke khawatiran, mungkin jika orang lain bertanya apakah dia khawatir dengan putranya maka dengan lantang ia akan menjawab iya, orang tua mana yang tidak khawatir saat putra satu-satunya datang ke rumah dengan keadaan yang sangat amat mengkhawatirkan, walau ia yakin putranya itu tidak akan peduli dengan keadaan tubuhnya yang mungkin besok bisa saja sakit karena ulahnya malam ini




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Never Of LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang