"LOMPAT"
"LOMPAT"
"LOMPAT"suara bisikin untuk aji melompat dari atas Sumur terdengar jelas menyelimuti kedua telinga aji.
Sehingga membuat aji terdiam menatap sumur tersebut melihat kedua orang tuanya saling menjulurkan kedua tangan nya meminta aji untuk segera loncat dari atas Sumur tersebut.
"Kemari, kita bisa hidup bersama."
ujar kembali bisikan dari gambaran orang tua aji yang aji lihat dari dalam sumur.Akhirnya ketika aji mendengar kembali suara ayah nya dari gambaran yang ia lihat, pikiran aji mulai terbuka terpicu akan keributan aji dan ayah nya di rumah.
"GAK, AJI GAK MAU HIDUP MISKIN BARENG KALIAN!" ujar aji emosi lalu perlahan ia mulai mundur. Isi kepala dia mulai sadar se akan akan yang ia lihat hanyalah halusinasi nya sendiri.
Aji mengusap air mata yang membasahi pipinya lalu ia kembali maju untuk memastikan sumur tersebut apakah masih ada bayangan gambaran kedua orang tua nya.
Jawabannya tentu tidak, sumur nya mulai terlihat seperti Sumur pada umumnya setelah aji melihat nya dengan penuh kesadaran.
"SUMUR HARAPAN." Aji membaca ulang kembali setelah melihat nama sumur tersebut di batu penyangga. aji mulai melihat kembali isi dalam sumur tersebut terlihat gelap hanya sedikit pantulan cahaya bulan membuat air jernih dari dalam sumur terlihat bersinar.
Aji mulai mengambil sesuatu dari saku celananya. Setalah ia mengambil nya, ya ternyata arloji hadiah ulang tahun yang orang tua nya berikan sudah retak dan tidak berfungsi.
"Hidupku esok hari mungkin akan terlihat hancur di lihat oleh banyak orang, sama hal nya seperti jam tangan ini, sudah retak tidak berfungsi pula." Merenung aji sambil melihat Arloji tersebut lalu tiba tiba ia menjatuhkan arloji nya kedalam sumur.
"Crak." Suara arloji jatuh ke Sumur.
"Aku hanya berharap satu hal sebelum hidup ku hancur, setidaknya beri aku mimpi indah malam ini. bagaimana rasanya menjadi orang yang di hormati, orang yang memiliki banyak uang."
Itu harapan yang aji ucapkan pada sumur tua, walaupun menurut Aji ini terdengar sangat lah gila dan bodoh untuk di lakukan. "AHAHA" aji tertawa setalah menjatuhkan arloji tersebut dan meminta harapan yang tidak masuk akal dan selamanya hanya akan menjadi omong kosong, bahkan mimpi bunga tidur sekalipun tidak mau membuat aji merasakan yang ia mau, apalagi mimpi menjadi kenyataan.
Aji mulai menatap ke atas langit, rupanya bintang bintang sudah tidak terlihat, bulan mulai tertutup awan hanya terlihat setengah membuat suasana di se keliling hutan tersebut terlihat mulai buram.
Bulu kuduk aji merinding karena suara hewan hewan hutan mulai terdengar berisik, sebelum nya tidak ada suara hewan satupun yang terdengar, angin malam pun mulai terasa dingin menyapu seluruh tubuh.
Aji mulai berjalan meninggalkan kekonyolan sumur tersebut, tiba tiba pohon pohon di se keliling hutan tersebut goyah seperti menari nari, angin mulai mengencang seperti badai malam ini akan datang.
Aji terus berjalan walaupun sedikit kesulitan mencari jalan, karena keluar dari dalam lingkaran sumur tersebut banyak sekali semak semak belukar.
Hal ini membuat aji sangat kebingungan melihat ke sekeliling hutan tersebut gelap tidak ada cahaya satupun apalagi suara hewan hewan hutan yang membuat ia merinding.
Aji mulai menepuk tepuk semua anggota tubuh nya ia pikir apa ia membawa sesuatu untuk bisa di gunakan sebagai penyinaran.
Ternyata tidak ada sama sekali karena hp dan perlengkapan lain nya ia simpan di dalam tas semua.Aji mulai panik ketakutan. Bahkan gemuruh petir mulai terdengar nyaring di telinga nya, menyatu dengan ke heningan hutan yang gelap. "Tolong!" Aji Mulai berteriak meminta tolong nyatanya itu hanyalah kebodohan meminta tolong malam hari di tengah hutan.
Tiba tiba suara petir kencang bergemuruh dari atas langit membuat hal tersebut membuat cahaya cahaya dari petir tersebut bisa menerangi Aji untuk bisa mencari jalan pulang. Aji pun memanfaatkan situasi itu ia melanjutkan perjalanan menunggu petir menyambar langit agar pengelihatan nya nampak jelas kemana arah jalan pulang.
Namun sayang semakin petir bergemuruh angin mulai mengencang, hujan pun turun dengan sangat deras membasahi aji di tengah hutan. Aji kehujanan tapi ia tetap berjalan menunduk tidak menghiraukan hal tersebut tiba tiba saja.
"Hek,hek,hek!" Suara desis san seperti induk bebek mengerami telur nya nampak jelas di telinga. Aji tidak mau melirik nya ia hanya menahan ketakutan nya di tengah hutan dengan kondisi hujan deras,petir bergemuruh.
Lalu kemudian setelah itu pohon menari nari tertiup angin, aji kesulitan melihat, karena air hujan di sertai angin kencang.
Aji berdiam melipat kedua tangan nya. Menundukan kepalanya dengan niat menunggu angin kencang berhenti. Tapi nyatanya itu membuat hal yang tidak ia duga terlihat jelas di depan matanya.
"Krusuk."suara rumput bergerak seperti ada seseorang di balik rumput tersebut, hal itu membuat perhatian aji tertuju pada hal tersebut. Aji melirik nya dengan jeli menekan kedua matanya agar pokus ke hal tersebut tiba tiba.
"Trektek!. Suara pohon di panjat oleh tiga mahluk hitam seperti lutung tapi yang satu lebih besar sebesar anak usia 8 tahun, aji terpicu menatap ke arah pohon tersebut dengan mata yang melotot.
Tiga mahluk itu berbaris di di batang pohon yang besar sementara 2 mahluk yang kecil tengah bersujud di mahluk hitam berbulu dengan ukuran yang besar, mahluk hitam tersebut mencekik kedua teman nya yang tengah bersujud di hadapannya. aji terdiam melotot terkesima, memang tidak nampak jelas wajah mahluk tersebut itu seperti apa, tapi tiba tiba.
"Geledek." Suara petir kencang membuat aji terkejut sampai melihat ke bawah dan mulai konsentrasi, aji berharap itu halusinasi nya saja,namun setelah ia melihat lagi ke atas mahluk itu menggigit satu tangan teman nya yang ia cekik sebelah kiri, lalu kemudian ia menggigit kepala teman nya yang ia cekik sebelah kanan.
Cahaya dari gemerlap petir yang tengah bersuara keras membuat wajah makhluk besar tersebut nampak jelas terlihat oleh kedua bola mata aji.
Mahluk aneh yang aji lihat fisik tubuh nya memang seperti lutung berbulu hitam tapi dengan wajah mirip dengan manusia hanya saja pipi nya di lumuri bolong bolong kecil, mahluk tersebut tengah tersenyum pada aji dengan gigi hitam berlumur darah teman teman nya yang ia gigit sampai tidak bernyawa.
sampai yang hanya tersisa dari bagian tubuh teman temannya ialah. satu temanya kehilangan satu tangan nya, yang satu nya kehilangan sepotong kepala nya, hanya tersisa di bagian hidung ke bawah, mata dan otak nya terpotong Karena gigitan dari mahluk besar tersebut. Itu yang terekam jelas dengan mata kepala aji sendiri .
"Uuuuuuukk!" Mahluk tersebut mengauuk sehingga membuat aji ketakutan dengan tubuh bergetar, darah darah itu mengalir terbawa hujan membasahi batang pohong.
Aji berlari ketakutan setelah melihat semuanya dengan jelas, ia tidak mempedulikan apapun lagi yang ia lakukan hanya lari, lari dan lari di tengah hujan yang deras dengan gemuruh petir menggelegar kencang.
Tubuh,dan tangan yang tergores hal hal yang menghalangi jalan, aji tidak menghiraukan itu ia terus berlari terburu buru dengan wajah yang panik.
Tak lama setelah itu aji keluar dari dalam hutan tapi keluar dari tempat yang berbeda tidak di tempat di mana ia masuk sebelum nya. tapi hal itu membuat aji sedikit lega karena sudah menemukan jalan raya.Ia berputar di tengah jalan mencari bantuan atau sekedar melihat lihat agar kendaraan bisa ia hentikan.
Tapi nyatanya tidak sama sekali jalanan nya sepi, aji teriak sekencang mungkin "Haaaaaaaaa bangsat!" Hujan tidak berhenti membuat ia semakin kedinginan karena sudah terlalu lama kehujanan.
Karena ia sudah kehabisan energi aji berpikir dia akan mati di tempat tapi rasanya itu sudah tidak menjadi masalah baginya. ia merenung mendadak merindukan semua hal dalam hidup nya.
Tiba tiba suara mobil dan cahaya terang memberi harapan pada aji bahwa dia akan selamat, tapi nyatanya."BRUG!!" aji tertabrak karena mobil dengan kecepatan yang kencang dalam kondisi hujan deras dan aji berdiam diri di tengah jalan. [Kiiikkkk] suara ban Mobil berhenti mendadak karena ia telah menabrak seseorang.
"Kita nabrak seseorang pak."ujar sang sopir melihat seorang anak tergeletak di tengah jalan karena tertabrak oleh Nya.
Baca cerita selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aji saka and the well of hope
Teen FictionSebuah harapan untuk bisa memiliki kehidupan di luar kendali kenyataan membuat aji semakin ambisius menggapai mimpi mimpi nya dengan cara yang instan. Alih alih Aji selalu berdalih agar kehidupan selalu berjalan sesuai dengan ekspektasi yang ia bay...