"tumben" ucap alana saat mellihat kedua orang tua nya berada dirumah
"apa maksud kamu"
"ya tumben kalian ada dirumah" ucap nya seakan tanpa dosa lantas berlalu pergi begitu saja yang membuat wira mengeraskan rahang nya
"ALANA!!" suara itu menghentikan langkah alana yang hendak naik ketangga. "dimana sopan santun mu" ucap wira pada alana.Alana tersenyum lalu kembali menghadap kearah kedua orang tuanya.
"apa papa pernah mengajarkan sopan santun sama al?" ucapnya yang benar-benar membuat emosi wira tersulut.
" pa, udah pa kita istirahat aja" ratih berusaha menenangkan suaminya itu karna ia takut suaminya akan nekad melakukan hal yang kasar pada putrinya itu.
"katakan sekali lagi" ucap wira masih berusaha menetralkan emosinya.
"papa gak pernah mengajarkan al yang namanya sopan santun" tanpa rasa takut Alana kembali mengulang apa yang dikatakan nya pada papanya itu. Sehingga satu tamparan mendarat tepat pada pipi mulus nya hingga muncul warna meerah yang begitu kontraks dengan kulitnya yang putih.
"kamu disokalahkan untuk melawan ha"
"iya, kenapa papa nyesel nyekolahin al"
"ALANA" kembali wira melayangkan tamparannya pada alana yangmembuat ratih terpaksa menarik putri nya menjauh dari sang suami yang sedang emosi.
"al mama kompres ya"
" gak usah al bisa sendiri mama keluar aja al mau sendiri gak mau diganggu" dengan terpaksa ratih keluar dari kamar anak satu-satunya itu.
Pagi yang indah bagi semua orang tapi tidak dengan Alana karna dia sedang berusaha menutupi bekas tamparan papanya yang masih membekas bahkan dia baru sadar ada luka di sudut bibirnya.
"non alana mau berangkat sekarang" tanya sopirrnya pada Alana yang hanya dijawab dengan anggukan kepala dan tanpa berkata apa-apa alana langsung duduk dikursi sebelah kemudi dan dengan cepat supir itu ikut masuk dan melajukan mobil itu menuju sekolah Alana.
"non nanti dijemput jam berapa?" tanya supir saat tiba disekolah Alana.
"nanti Al kabarin kok pak, Al duluan ya pak" ucapnya sopan setelah mobil yang dikendarai supir tadi pergi Alana bukan nya masuk ke sekolah justru dia pergi kearah cafe yang terdapat tak jauh dari sekolahnya .Dia duduk disalah satu meja yang menghadap langsung ke arah gerbang. Entah apa yang ada dalam pikiran gadis itu kini.
dan beberapa menit kemudian dia berlari menuju gerbang yang sedikit lagi tertutup rapat namun Alana menghentikan langkahnya dikarenakan motor itu hampir menabraknya.
"heh bawa motor itu pake mata" sergah Alana. membuat laki-laki itu membuka helm nya dan menampilkan sosok tampan yang Alana kenal.
"maaf Al" ujarnya sopan namun karna kejaidian itu kini mereka berdua tidak bisa masuk karna satpam telah menutup pagar nya
"pak bukain dong kan saya tiba tepat waktu" ucap alana membujuk satpam yang masih berdiri disana
" maaf non tapi ini sudah terlambat" ucap satpam itu. laki-laki itu yang tak lain adalah Raven pun turun dari motornya lalu menghampiri satpam itu dari balik pagar dan langsung mengeluarkan uang ratusan 5 lembar satpam itu terdiam sesaat.
" bukain pagarnya pak" pita Raven dan tanpa babibubebo lagi pagar itu langsung dibuka dan uang pun berpindah tangan pada satpam itu Raven tersenyum pada Alana lalu masuk begitupun dengan Alana namun karna kesal dia melirik satpam itu sambil melontarkan kata-kata mutiara nya
"dasar mata duitan" ucapnya dan berlalu pergi
"namanya hidup pasti butuh duit" ujar satpam itu acuh
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVEN
Teen Fictiondia Raven murid pindahan yang menjadi incaran banyak siswi bahkan geng motor paling kuat yang dipimpin oleh sepupunya langsung mengangkatnya sebagai anggota inti dalam geng itu. dalam hidupnya dia tidak pernah mengikuti yang nama nya peraturan namun...