une

22 4 0
                                    

Sang Surya bergerak menunjukan tampangnya, dan Bulan bergerak meninggalkan cakrawala, serta insan insan yang membuka matanya.

Seorang wanita bernama Aile sedang sibuk menepuk nepuk halus pipi sang suami yang masih terlelap, tak lama dari itu orang yang di maksud pun terbangun dari mimpinya, Aile berjalan menuju kamar sang buah hati dan lekas membangunkannya, setelahnya Aile menyuguhkan dua potong roti panggang untuk suami dan anaknya itu.

Sinar sang mentari mulai bergerak menyelimuti, Aile lekas menyuruh sang suami agar segera berangkat kerja seraya mengantar anaknya pergi sekolah, mereka berpamitan sembari menebar senyuman.

"Selamat tinggal ibu kami pergi" ucap sang anak dengan gestur melambai lambaikan tangan, mata mereka berpisah diikuti suara mesin mobil yang menyala dan hilang di ujung jalan, setelah mereka pergi Aile melakukan aktivitas selayaknya ibu rumah tangga pada umumnya.

Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya, hari masih sore namun bukannya hangat yang menyelimuti malah suasana dingin yang menusuk, setelah suara gemuruh yang menggema awan mulai memuntahkan isinya tetesan-tetesan air mulai turun membasahi tanah, aroma petrichor  mulai menyeruak, Aile menyukai disaat hujan namum kali ini hanya ada kegelisahan yang muncul.

Hewan nocturnal sudah menampakan dirinya dan awan yang belum selesai memuntahkan isinya namun sang suami dan sang buah hati belum juga menginjakan kakinya dirumah, kegelisahan semakin memuncak dikala telepon rumah berdering, Aile mengangkatnya beberapa menit setelah Aile berbicara dengan seseorang di seberang telepon tanpa pikir panjang Aile mengambil mantelnya dan menerjang hujan yang pada saat itu turun sangat deras.

Ia menunggu bus kota di sebuah halte dengan perasaan  cemas, takut, dan gelisah.Di sambungan telepon tadi seseorang yang menelpon mengatakan bahwa telah terjadi kecelakaan yang menimpa kedua orang tersayangnya, Aile menangis hingga membuat orang disekitarnya bisa merasakan apa yang Aile rasakan.

Lampu kuning milik bus yang di tunggu Aile pun datang, Aile menyuruh sang supir untuk cepat cepat pergi ke rumah sakit tempat dimana anaknya di rawat, setibanya disana Aile berlari langsung menuju pintu masuk UGD, disana dia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sang anak telah bersimbah darah. Aile menuntun sang anak yang terbaring lemah di sebuah Strecher.

"Dimana suami saya?! apa dia baik baik saja!?" "Dimana diaa!!" Rentetan pertanyaan itu muncul dari mulut Aile dengan suara yang sangat lirih.

"Suami ibu tidak kami temukan di tkp, akan kami usahakan yang terbaik" ucap salah satu polisi yang kebetulan menemukan mobil yang di tumpangi oleh suami dan anak Aile.

Terlalu shock dengan apa yang terjadi hingga yang Aile pikirkan untuk saat ini hanya bagaimana keadaan anaknya, setelah mereka tiba di kamar ICU ia melihat anaknya yang terbujur lemah diatas ranjang rumah sakit, beberapa jam pun berlalu Aile terbangun karena suara melengking dari mesin yang bernama patient monitor, alangkah terkejutnya Aile melihat mesin itu hanya menunjukan garis lurus disertai suara yang memekakan telinga, Aile dengan segera berlari dan langsung memeluk tubuh anaknya, Aile tak merasakan degup jantung buah hatinya dan, ya benar..

Buah hati Aile dinyatakan meninggal dunia di pelukan sang ibu,Aile histeris bak sungai deras yang mengalir dari hulu ke hilir air mata dan isakan menyakitkan dari Aile terdengar di setiap detiknya ke seluruh penjuru ruangan...

Misterious GardenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang