🎐🎐🎐
Bagi Rhea, tak ada kota yang ingin ditujunya lagi selain Semarang. Kota kelahirannya, yang telah ditinggalkan sejak dua puluh lima tahun silam untuk hijrah mengikuti kedua orang tuanya. Kota yang sama pula, yang mendekap abu Papanya dalam peristirahatan yang damai, sesuai permintaan beliau sebelum meninggal.
Derap roda yang bergesekan dengan kerasnya rell berdecit sepanjang sisa perjalanan. Kira-kira dua setengah jam lagi kereta api Tawang Jaya Premium akan menghantarkannya sampai di tujuannya, Stasiun Tawang. Rhea tak pernah menyangka, jika akhirnya ia akan kembali ke kampung halamannya setergesa ini.
Hanya berbekal satu koper besar berisi beberapa setel baju yang adiknya Rhena siapkan, dua buku tabungannya hasil kerja kerasnya selama bekerja di Jakarta, buku harian masa kecilnya, dua potong jaket, obat-obatan dari dokter Haidar, dan beberapa barang yang dinilai adiknya penting untuk dibawa oleh Rhea selama kabur ke Semarang.
Tuuuuut
Lolongan peluit bersamaan dengan suara roda yang berderit tandakan bahwa kereta akan berhenti sejenak di stasiun Tegal untuk menaik-turunkan penumpang, sebelum kemudian akan lanjutlan perjalanan ke stasiun Pekalongan, Weleri, dan akhirnya berhenti di stasiun Tawang.
Notifikasi di hpnya muncul, nama Rhena ada disana beserta pesannya yang menanyakan sudah sampai dimana Rhea saat ini. Jarinya lalu mengetikan nama stasiun tempat dimana saat ini kereta berhenti untuk transit. Selesai membalas, Rhea simpan kembali ponselnya masuk ke tas selempang kecil yang dipangkunya.
Semarang, adalah kota yang akan menjadi tempat pelariannya. Pelarian dari rasa sakitnya ditinggalkan tepat sebulan sebelum hari pernikahannya dengan Sam. Mantan calon suaminya itu meninggalkannya setelah mereka cek kesehatan yang menyatakan bahwa Rhea tak akan pernah bisa hamil dikarenakan adanya kista yang membuat rahimnya tak lagi bisa mengandung.
Sayangnya, Sam tak terima. Ia mendamba buah hati dari Rhea. Ia sudah memimpikan masa depannya yang ramai bersama Rhea dan dua anak mereka di rumah sederhana di pinggiran kota Tangerang.
Dengan kondisi Rhea yang tak mungkin memberinya anak, tanpa iba Sam meninggalkan Rhea dan membatalkan pernikahan mereka. Tentu keluarga Rhea mengamuk melihat sulung William itu seperti dipermainkan.
Tak berbeda, keluarga Sam juga menghujat apa yang dilakukan putra mereka. Tak punya muka lagi rasanya keluarga Handoko di depan Rhea dan keluarga. Padahal Andi, Papa Sam sangat menyayangi Rhea seperti anak-anaknya sendiri. Mama Yuli dan Natasha adik Sam juga sangat menyayangi Rhea. Terpukul sekali keluarga Handoko atas perlakuan Sam.
Natasha bahkan sampai menghajar kakaknya sendiri saking kecewanya saat mengetahui kakak ipar sekaligus sahabatnya dipermainkan dengan kejam seperti itu oleh orang yang memiliki hubungan darah kental dengannya. Sumpah serapah serta pukulan Sam terima dari adiknya tanpa perlawanan sama sekali.
Rasa sakit itu tak mampu hilang. Jika diibaratkan pepatah, Rhea itu seperti sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Sudah hancur mendengar kondisinya yang dinilainya cacat, ditambah Sam yang memilih pergi daripada mendampinginya.
Maka, seminggu setelah kehancuran hati Rhea dimulai, sulung William itu meminta izin untuk melarikan diri ke Semarang dalam waktu yang tak bisa ditentukan. Mama dan adik-adik kembarnya memberi izin. Mereka sangat tau bahwa yang Rhea butuhkan hanya kota yang jauh dari sang mantan calon suami, agar rasa sakitnya bisa di alihkan.
Maka disinilah Rhea sekarang. Sendirian. Berbekal buku diary lamanya yang menyimpan banyak kenangan-kenangan indah masa kecilnya bersama keluarganya saat mereka tinggal di kota lumpia itu.
Untuk tempat tinggal, Rhea memilih sebuah losmen tua yang dulu menjadi penginapan paling sering dikunjungi keluarganya saat musim liburan tiba. Losmen Purnomo namanya. Losmen yang menyimpan banyak kenangan indah Rhea bersama sang Papa.
Tempatnya tak jauh dari Stasiun Tawang. Berdiri di areal Kota Lama, Rhea hanya membutuhkan becak kayuh untuk mengantarnya sampai disana. Rhena membantunya menghubungi Losmen Purnomo untuk menyewakan kamar Rhea dalam waktu yang lama.
Untungnya Losemen Purnomo dengan pintu yang terbuka lebar mau menerima Rhea dalam waktu yang tak berbatas selama Rhea betah tinggal di Losmen Purnomo.
Satu yang Rhea harap. Ia ingin sembuh dari rasa sakit hatinya. Memulai semua dari awal lagi di kota kelahirannya. Entah untuk sementara atau untuk selamanya. Yang pasti, ia tak mau kembali ke Jakarta yang telah menggores luka dalam dihatinya.
Semarang, 12 Februari 2022. Awal mula perjalanan baru Rhea dimulai.
🎐🎐🎐
Haiiii..
Salam kenal yaaa dari Losmen Purnomo 🤗
Aku mau cerita dikit yaaa..
Sebenernya ide dan alur Losmen Purnomo udah lama aku pikirin dan runut. Kira-kira udah 1 1/2 tahun yang lalu ide Losmen purnomo muncul. Cuma baru sekarang bisa nuangin alur dan ide itu ke bentuk tulisan..
Ceritanya masih aku tulis selang-selig sama book lainnya.
Nantinya rencana aku update nggak berurutan kayak sebelumnya karena mempertimbangkan ide yang kadang suka muncul tiba-tiba buat book yang seharusnya nggak up dihari itu 😅Jadiii, nanti surprise aja yaaah😁
Sebenernyaa, aku nggak biasa bikin drama. Jadi untuk book kali ini, wish me luck yaah karena akan ada bumbu drama, guyonnya tetep ada (wajib), dan manis-manisan (harus!).
Bisa dibilang, Losemen Purnomo ini tuh gabungan antara 3 book sebelumnya yaitu Lovey Dovey, Full House, dan Loved.Habis ini aku ajak kenalan dulu ya sama castnyaa..
Hayooo.. ada siapa aja cobaaa? Hehehe..
🤭🤭🤭Sama satu lagiii
Selain Losmen Purnomo, ada satu book lagi yang beberapa waktu lalu aku janjiin hehe..
Book baru ini yang bakal gantiin Loved yang kira-kira 3 part lagi bakal tutup buku..
Hehe, tunggu kejutan dari aku yaaah 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSMEN PURNOMO
FanfictionSaat hatinya dihancur kan tak bersisa, kota Semarang lah yang langsung terlintas di kepalanya. Berbekal kenangan masa kecilnya yang tertulis di buku hariannya semasa kecil, Rhea injakan kaki di kota kelahiran yang telah 25 tahun ia tinggal hijrah ke...