Seorang pria tinggi terlihat berjalan dengan terburu-buru menyusuri rumah asing yang terdapat banyak foto dirinya dimana-mana, semakin membuatnya sakit kepala.
Menuruni tangga dengan berlari, mendudukkan dirinya di sofa, memijat kepalanya yang semakin pusing. Selain pusing sekarang dia malah mual, ini buruk.
"Tuan ? Anda sudah bangun ternyata, butuh sesuatu ? Biar saya ambilkan"
Seorang wanita paruh baya dengan setelan seragam berwarna cream menyapanya.
"Tidak, tunjukan saja dimana dapurnya"
Pelayanan yang mendengar itu mengernyit aneh, Tuan nya itu tidak mungkin lupa dengan letak dapur rumahnya sendiri kan ?
"Sebelah sana tuan"
"Terimakasih"
Semakin mendekat kearah dapur, jantungnya semakin berdegup kencang ketika mendengar suara celotehan anak kecil dan suara tawa seorang yang dikenal baik sebagai adik tingkatnya.
Dirinya hanya bisa mematung, melihat pemandangan didepannya. Bagaimana ini semua bisa terjadi ?
Tubuhnya seketika lemas. Dia tidak bisa mengingat apapun dan itu membuatnya merasa mual.Tangannya tanpa sengaja menyenggol guci pajangan kecil diatas meja dekat pintu dapur, membuat dua orang disana menoleh kearahnya.
"Daddy"
Panggilan ceria dari anak laki-laki kecil yang berada dikursi makan nya, tangan kecilnya melambai kearahnya dengan senang.
"Kakak sudah bangun ternyata, sudah mandi ? Sini duduk aku sudah siapin sarapan buat kita"
Bukannya menjawab yang ditanya malah semakin lemas hingga tidak kuat menopang tubuhnya sendiri hingga limbung dan terjatuh ke lantai. Tidak pingsan, hanya saja dia tidak kuat dengan apa yang dihadapinya barusan.
Melihat suaminya tidak dalam kondisi baik, pria cantik itu dengan cepat menghampiri.
"Kak Jun, kak kamu oke? Ya Tuhan kak kamu pucat"
"Soobin, aku bingung aku mau pulang"
"Kak kamu ngomong apa ? Kita lagi di rumah. Ini rumah kamu, rumah kita, ayo aku bantu ke kamar biar kamu istirahat. Nanti biar aku yang telpon Papi bilang kalo kamu sakit gak bisa ikut rapat"
Mendengar jawaban Soobin, Yeonjun keheranan. Soobin berani menelpon orang tuanya, itu aneh. Dia tau betul sang ayah tidak suka bersentuhan dengan siapapun yang bukan keluarga yang dekat dengannya.
"Kak Kim bisa tolong pegang Riu sebentar, aku harus merawat Kak Yeonjun"
Jadi si kecil itu bernama Riu ?
______________________________________________
Disinilah Yeonjun sekarang, diatas tempat tidur yang sama saat dia bangun tadi.
Soobin disana sibuk dengan telpon menghubungi ayah nya.Soobin adalah seorang pria dengan status carier, dia ingat itu. Jika begitu apa benar anak itu anak kandung mereka berdua? Tapi kapan mereka menikah? sejak kapan mereka dekat ?
Sibuk dengan pikirannya sendiri Yeonjun kaget dan secara refleks menepis tangan Soobin yang menyentuh pipinya.
"Kak kamu kenapa ?"
"Maaf Soobin, aku--ak-aku kurasa aku perlu waktu sendiri setelah minum obat. Apa kamu keberatan ?"
"Tidak kak, aku akan minta bibi Yun nanti untuk mengantarkan sarapan dan obatnya"
Ketika hendak bangkit untuk keluar kamar, Soobin mencondongkan tubuhnya untuk mencium sang suami tapi betapa terkejutnya dia ketika Yeonjun memundurkan tubuhnya menolak.
Soobin menatap suaminya sedih, tapi tidak ingin banyak menuntut bicara karena dia tau suaminya sedang dalam kondisi tidak baik.
Soobin heran dengan tingkah suaminya hari ini, Soobin bahkan sedih ketika Yeonjun tidak menciumnya dan memanggilnya dengan panggilan sayang seperti biasanya.
Apa dia berbuat salah ? Apa dia mengacaukan hari kak Yeonjun secara tidak sengaja ?
To be continue
halo hai semua, this is my first book. aku gugup tapi juga excited 😊 aku berharap yeonbinist yg nemuin book ku ini bakal suka ya.
selamat membaca dan selamat malam 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK MAGIC - Yeonbin
RomantikYang dia tau, dia hanya harus pulang kepada kasihnya.