"TOK TOK TOK"
"Masuk..." Ruangan Jaehyun terbuka, memperlihatkan rekan kerjanya, Rose, yang membawakan file beberapa pasien barunya. "Kau semakin laku. Katanya para pasien nyaman denganmu. Aku tak mengerti bagaimana mereka bisa merasa nyaman pada dirimu yang dingin ini. "Apa kau tidak nyaman denganku?" Tanya Jaehyun kembali dengan mata yang masih sibuk pada data pasiennya. "Tentu saja! Nyaman! Kau 'kan sahabatku~" "Lalu kenapa pasienku tidak boleh nyaman? Enyahlah kau kerempeng!" Rose menatap Jaehyun kesal dan keluar dari ruangan Jaehyun.
Jaehyun yang sedang menulis poin-poin penting dari pasiennya tiba-tiba menerima telepon dari sang ayah.
"Ada apa Yunho Sajangnim?"
"Sialan kau anak durhaka! Bisa-bisanya kau berbicara seperti itu pada ayahmu huh?!"
"Ini masih jam kerja. Kau masih adalah atasanku, Sajangnim. Katakan saja ada apa."
"Hhhhh... Baiklah, ada seorang pasien khusus. Aku ingin kau menanganinya karena dia cukup berbahaya untuk psikiater lainnya." Jaehyun mengerutkan keningnya.
"Lalu kenapa aku?"
"Ayah percaya padamu, nak..."
"Tidak perlu mengatakan hal tak berguna seperti itu, Ayah. Siapa dia?"
"Hahahahaha! Kau memang tidak bisa diajak romantis. Na Jaemin. Anak yang sangat cantik, pintar, dan sempurna."
"Lalu kenapa dia butuh psikiater bila dia sudah sempurna?"
"DID. Dia mengidap Dissociative Identity Disorder, atau kepribadian ganda selama hampir 10 tahun. Orang tuanya dirahasiakan, tapi dia sudah coba diobati di banyak tempat. Tempat terakhir, kaki psikiaternya dibakar hingga dinyatakan lumpuh permanen."
"Ayah ingin menantangku atau membunuhku?"
"Aku bukan ayahmu, aku atasanmu sekarang."
"Cih. Serahkan datanya." Dengan demikian Jaehyun mematikan sambungan teleponnya.
Feel Me, Heal Me
"Tuan Jaemin, apakah anda sudah bangun?" Seorang maid berpakaian rapi memasuki kamar Tuan Mudanya dengan perlahan. "Aku sudah bangun. Keluarlah dan siapkan sarapan." Maid tersebut langsung patuh dan keluar dari kamar tersebut. Bersyukur hari ini Jaemin sedang dalam keadaan baik-
"PRANGG!!"
"Makanan sampah! Kalian semua tidak becus! Andrew! Pecat semua orang yang ada di ruangan ini! Sampai ada wajah yang tersisa akan kubakar dengan tanganku sendiri!" Andrew yang sudah tua itu memegangi dadanya. Ia pikir jantungnya akan menyusul ibunya di alam sana. Jaemin yang selesai membanting semua makanan pun kembali ke atas dan mempersiapkan diri untuk keluar dari rumah. Namun tiba-tiba dirinya memikirkan mantan kekasihnya itu. "Seharusnya dia kubunuh saja dulu... Aku jadi tidak bisa tidur tenang." Monolognya sembari memakai mantel bulu berwarna putih miliknya.
"Jaemin-a, kau mau kemana sayang?" Yoona baru saja selesai berbicara dengan Andrew dan melihat anaknya sudah siap keluar dengan kostum nyentrik miliknya itu penasaran dengan tujuan sang anak. "Ck, diamlah atau kau mau kubunuh juga, Ibu?" Yoona sudah terbiasa dengan perkataan itu. Ia hanya bisa tersenyum dan memeluk lembut anaknya. "Bersenang-senanglah." Jaemin pun langsung keluar dan memasuki mobil sport terbarunya.
"Bersenang-senanglah? Tentu saja aku akan bersenang-senang. Mari kita lihat siapa target kita hari ini~ Hihihihi" Jaemin langsung melaju cepat menuju tempat perusahaan sang ayah. Orang-orang memang tidak tahu bahwa Jaemin adalah anak dari Choi Siwon, namun ia tetap adalah orang yang disegani di perusahaan.
"Byur!"
Secangkir kopi panas tertumpahkan pada mantel putihnya. Pelakunya langsung saja menunduk dan meminta maaf pada Jaemin, namun Jaemin tidak membalasnya. Ia melepaskan kacamata hitamnya, serta mantelnya dan memakaikannya pada wanita tersebut. "Tidak apa-apa, kau pasti tidak sengaja. Apa kau terkejut?" Tanya Jaemin dengan ramah dan sopan. Semua orang terkejut atas perlakuan Jaemin. "T-Tidak Tuan, aku akan membersihkan mantelmu sekarang juga." Jaemin pun tersenyum lebar dan menepuk bahu wanita tersebut. "Maka cucilah hingga kedua tanganmu copot dari tubuhmu." Dengan itu Jaemin melewati wanita tersebut yang masih terkejut atas perubahan drastis sikap Jaemin.
Feel Me, Heal Me
Di dalam ruangan Siwon, Jaemin tak henti-hentinya merengek pada Siwon. "Kenapa Ayah jahat sekali padaku? Kau pasti membenciku 'kan? Hik-" Siwon menghela nafasnya pelan. "Sayang, Ayah hanya tidak mau kau terluka... Untuk apa juga kau menginginkan bom granat sebanyak 12 lusin? Kau ingin berperang, nak?" Jaemin tidak menjawab dan hanya terus menangis seperti anak kecil yang kehilangan permennya. "Ayah janji akan membelikan kamu Mal, tapi tidak dengan ini. Tolong mengertilah, sayang..." Jaemin masih sesenggukkan namun tetap mengangguk pada sang Ayah. Setidaknya ia dapat satu Mal lagi.
"Sayang, Ayah ingin kamu berkenalan dengan satu anak teman Ayah. Apa kamu mau?" Siwon bertanya dengan sangat pelan. Ia takut Jaemin bersikap arogan seperti terakhir kali ia ingin memperkenalkannya pada Eunwoo. "Siapa? Aku tidak terima orang jelek." Siwon terkekeh kecil. "Namanya Jung Jaehyun. Kau mau lihat orangnya?" "Bertemu langsung saja. Malas. Aku akan pulang." Siwon pun mengangguk dan mempersilahkan Jaemin pergi. Namun ia bingung kenapa Jaemin tak kunjung keluar.
"A-Ayah... Aku melihat darah..." Raut wajah Jaemin berubah menjadi sangat ketakutan. Ia terjatuh karena kakinya lemas dan terus merangkak ke belakang hingga punggungnya menyentuh tembok. "Ayah! Ayah jangan tinggalkan aku! Ayah di sini penuh darah! Hik- Ayah aku akan mati... Ayah..." Kedua tangan Jaemin menyentuh lehernya, seolah mencekiknya dengan tangannya sendiri. "Jaemin berhenti! Kau kenapa nak!" "A- Yah..." Jaemin kehilangan kesadarannya.
Saat Jaemin membuka kelopak matanya, ia sudah kembali berada di kamarnya. Ia melihat sekeliling kamarnya yang sangat luas. Tak menemukan satupun orang di sampingnya. Ia terduduk dan menghela nafasnya. "Hhhhh... Ini terjadi lagi... Semua karena aku, semua orang repot dan terbebani karena diriku... Aku memang bodoh dan tak pantas hidup." Jaemin mulai meremas kaos bagian dadanya, merasakan sakit yang begitu amat. Hatinya sakit kembali melihat dirinya tak berdaya seperti ini. Ia tidak mau membebani orang tuanya, namun ia juga tidak mau mati. Ia terlalu takut untuk mati.
Jaemin berlari ke kamar mandi, mencari alat tajam yang bisa mengurangi rasa luka di dalam hatinya. "Ketemu..." "Srat~ Srat~" Darah mengucur dari pergelangan tangannya. "Ini tidak sakit... Ini tidak membantu! HAH! ARGH!" Jaemin mulai menjambak rambutnya sendiri dan membanting barang-barang yang terlihat dari jangkauan nya. "BRAK!" "Jaemin!" Siwon langsung membawa masuk dokter dan menenangkan Jaemin yang sudah tak karuan. Dokter dengan cepat langsung menyuntikkan obat penenang pada Jaemin dan membawanya ke ranjang.
Setelah menginfus dan mengobati luka di tangan Jaemin, dokter tersebut pamit dan keluar dari mansion keluarga Choi. "Hhhhh, Jaemin-a... Apa kau tidak apa-apa? Kau merasa sakit? Ayah mohon, jangan menyerah... Ayah sayang kamu, nak... Tolong jangan sakiti diri kamu lagi, itu membuat Ayah sedih..." Jaemin menatap kosong sang ayah yang terus meneteskan air mata di hadapannya. Ia juga melihat sang ibu di depan pintunya yang terus menangis tanpa henti. "Aku... Hanya ingin kalian bahagia. Dan kalian akan bahagia, jika aku pergi." Tangisan kedua orang tua itu semakin menjadi-jadi. "Tidak nak, kami tidak akan bisa hidup tanpamu. Omong kosong macam apa itu!" Bentak Siwon yang masih terdengar halus. Yoona pun sudah memeluk Jaemin dan mencium kening anaknya itu. "Kami sayang kamu, Jaemin-a..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Me, Heal Me [2Jae]
FanfictionA Fanfiction of NCT's Jung Jaehyun x Na Jaemin 🛑Mature🔞 🛑BxB 🛑Harsh Words 🛑21+ Scene/s start: 10/10/22 end: - Written by: atingsee