Warrior of the Kingdom

204 17 2
                                    

Tepak kaki seekor kuda menggema dikeheningan malam, melewati sunyinya hutan yang gelap, kecipak air yang dilewati sang jantan berkaki empat itu menandakan bahwa ia tengah berlari menyusuri pinggiran sungai, pantulan sinar bulan yang tercetak nyata di atas air sungai cukup memberinya titik cahaya untuk melihat jalan.

"Ha!!" Sang penunggang kuda berikan perintah agar kuda berlari lebih kencang.

Hwang Hyunjin, menengadahkan kepalanya untuk memandang langit malam bertabur bintang.

Takdir...

membuatnya harus bertahan hidup sendirian, bersembunyi dari semua orang.

Ditengah kencangnya kuda berlari, Hyunjin meraih busur dan anak panahnya, membidik seekor rusa yang sedang meminum air sungai. Dalam satu tembakan, anak panah pun berhasil meluncur dan kenai leher sang rusa.

Sudut bibirnya meninggi, membentuk seringai puas. Lari kuda melambat hingga akhirnya Hyunjin berhenti di dekat sang rusa yang telah jatuh terkapar.

Ia tersenyum penuh kepuasan, turun dari tunggangan kudanya untuk mengambil hewan tersebut sebagai makan malam. Namun disaat Hyunjin hampir membungkuk, mendadak kuda miliknya menggeram dan lepas kendali, hingga berlari kencang meninggalkan Hyunjin yang terpaksa membiarkan talinya terlepas dari genggaman.

Hendak mengumpat marah tetapi urung, Hyunjin lebih dulu menyadari jika kudanya bersikap demikian karena ketakutan, merasakan adanya tanda bahaya, sehingga kini Hyunjin memilih untuk ikut berlari dan bersembunyi pada salah satu batang pohon besar yang tumbang di sekitar sana. Ia mengatur napas dan mencoba tenang, sebelum mengintip untuk memastikan keadaan sekitar.

Sunyi, hanya ada suara jangkrik yang memenuhi keheningan malam itu bersama riak air sungai, dan Hyunjin senantiasa bertahan untuk mengintai, sampai langkah seseorang mulai terdengar oleh indera tajamnya.

Dedauan kering yang diinjak membuat langkah kaki itu terdengar kian jelas, Hyunjin berjongkok lebih rendah, berusaha sembunyikan tubuhnya sembari tetap waspada. Namun ketika sebuah belati meluncur bebas menuju ke arahnya, Hyunjin tak punya pilihan lain kecuali menarik pedangnya dari sarung, lalu menangkis belati yang hampir mengenainya itu.

Suara khas kedua besi tajam yang beradu, seakan menggema. Belati terlempar jatuh dan Hyunjin segera bersiap untuk lari. Sayangnya, semua itu hanya bisa menjadi rencana, karena orang yang melemparkan belati itu lebih dulu berbicara, "ketemu kau.. omega."

Seketika Hyunjin membeku, jantungnya berdegup nyaring seperti terdengar sampai ke telinganya sendiri, dan ia tak berani menoleh, hingga sang tuan kembali lanjutkan kalimatnya. "Wangi bunga tulip, feromon-mu tercium sangat jelas."

Bagaimana mungkin? Hyunjin membatin, ia sudah bekerja sangat keras dalam menyembunyikan bau feromon aslinya.

"Percuma kau lari."

Sekali lagi, gerak tubuh Hyunjin yang ingin melarikan diri, digagalkan oleh orang itu.

"Aku akan kembali menemukanmu dimanapun kau bersembunyi."

Akhirnya Hyunjin memutuskan untuk berdiri dan menoleh pada sang tuan. "Apa maumu?" Ia bertanya sembari berusaha menyambunyikan rasa takutnya.

"Membawamu ke istana, Rajamu ingin kau datang menemuinya."

"Rajaku?" Hyunjin mengambil perhatian dengan mengulangi kata tersebut, seraya meneliti secara menyeluruh sosok yang berdiri cukup jauh darinya itu.

The Last OmegaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang