petunjuk?

258 21 36
                                    

Sebelumnya :

Karena asik melihat ke atas, Vera tak sengaja menabrak seseorang cukup keras.

"Aduh.." ucap Ultra itu sambil mengelus dada nya yang tertabrak.

"Eh.. ah maaf ma-" ucapan Vera terpotong setelah dia melihat siapa yang ditabraknya.

.
.
.

"Iya, maaf juga. permisi..." ultra itu berjalan melewati Vera dengan santai sementara Vera masih terpaku ditempat.

"T-ta..tadi.. Zero.. s-serius?!" Vera menengok kebelakang dan memastikan siapa Ultra yang tadi dia tabrak.

"Huft.... Tahan...... Jangan teriak.... Tahan... Stay cool.. nanti di rumah aja nge reog nya. Oke.. huh.." Vera mencoba mengawal dirinya yang udah tremor. Jantungnya dag dig dug dan dia super salting (rasanya sentuhan sama idola gimana sih??).

Meanwhile Zero...

"Banyak gaya, banyak gaya, masuk" ucap Zero yang bicara melalui earpiece di telinganya.

"Heh, ngasih nama bagus dikit ngapa sih.."
Jawab Ultraman Gaia dari earpiece itu.

"Kan emang bener namamu gaya, yaudah jalan di sekitar pasar aman" Kata Zero sambil memantau sekitarnya.

"Sekitar air pancur juga aman. Eh bentar, kenapa nggak Agul aja yang jaga air pancur?" Tanya Gaia.

"Karena nanti Agul malah berendam mulu di pancuran.." jawab Zero.
Zero menutup panggilan dan menghubungi ultra lain dari earpiece itu.

"Mas Agus, masuk Agus" panggil Zero.

"NAMAKU BUKAN AGUS B*GO!" Jawab Agul ngegas dan membuat Zero terkejut. Kesian telinga Zero..

"Auu.. kupingku.. akh dasar, udahlah, gimana kondisi jalanan bang?" Tanya Zero sambil mengusap telinganya.

"Gak tau, gak peduli" jawab Agul santai.

'sudah kuduga ni orang bakal susah diajak..." Gumam batin Zero.

"Bang, kita ini ngurus tentang pembunuhan lho bang. Masalah nyawa. Serius sikit ngapa sih" jelas Zero.

"Pertama, kenapa codename-ku, nama Gaia, nama Ginga dan Victory kau buat aneh aneh? Kedua, kondisi sekitar ini aman. Ketiga, cara ini lebay tau! Kita cukup memastikan keadaan doang kenapa malah jadi kayak Intel begini?!" Gerutu Agul.

"Yaelah bang marah mulu, yaudah kalo semua aman kita kumpul balik dah" Jawab Zero menutup panggilan.

-skip time

Kelima Ultra (Zero, Agul, Gaia, Ginga, Victory) yang mendapat jadwal patroli hari ini berkumpul kembali ke IGDF.

"Hah... Udah nyari lama kagak nemu juga..
Oh ya Ginga.. tumben lu kagak takut?"
Tanya Victory.

"Jadi leader newgen itu harus pemberani.. lagian aku takut ama setan. Kalo nyelidikan gini doang mah ngapain takut?" Jawab Ginga.
"Sok sok-an" ejek Agul.

"Hai semuaa~!"
Sapa seorang ultra orange yang mukanya mirip kucing, alias dedek Mebius ditemani si ilmuwan kulkas, Hikari.

"Halo Mebius!" Jawab antusias Ginga. Mebius terkekeh, "Kangen ya? Semangat bener jawabnya"
"Eh, kepedean.. nggak kok!" Jawab Ginga.

"Kalian kenapa kesini?" Zero buka suara.
"Nggak boleh?" Jawab datar Hikari.
"Nanya doang astaga, ada apaa?" Ulang Zero.
"Cuman mau mastiin misi kalian, dan bagi tau kalo jadwal patroli berikutnya adalah Geed, Rosso Blu, Z dan Taiga" jelas Hikari lalu hendak berjalan pergi.

"Gimana misi kalian?" Mebius penasaran.
"Gak dapet apa apa.." jawab Ginga terlihat sedih.

"Sudah kuduga.." ucap pelan Hikari yang berhenti sebentar lalu lanjut jalan.

"Hei, apa menurutmu kita gak ada cara lain? Daripada tiap hari patroli sia sia tanpa dapet apapun?" Tanya Zero.

Hikari berbalik lalu kembali.
"Lalu, apa kau punya usulan?" Tanya Hikari dengan nada datar seperti biasa.

"....tidak. eh, tapi... Ada satu yang mengganjal dipikiran ku"
Semua ultra menatap Zero seakan penasaran dengannya.

"Semua korban wanita itu... Adalah ultra yang baru saja kutemui. Kayak habis aku melihatnya, besok atau gak lama setelah itu dia jadi korban" ucap Zero.

Para ultra kaget, sekaligus agak merinding dengan ucapan Zero barusan. Gaia yang duduk paling dekat sama Zero langsung ngejauh.
"Ehhh malah kabur.."

"Takut, ntar aku jadi korban berikutnya pula.." ujar Gaia.
"Tapi beneran? Kau gak salah sangka?"
Tanya Hikari.
"Iya, suer no boong boong" ucap Zero.

"Kayaknya Zero harus di karantina"
"Eh enggak lah!"
Kesal Zero tak terima ucapan Mebius.

"Mungkin pelakunya gak suka kamu deket sama siapapun kali..." Agul memainkan ponselnya dan berucap santai. Sejujurnya dia cuman asal ngomong aja. Tapi, terkadang ucapan tanpa sengaja adalah kenyataan.

"Eh... Bentar.." bagai ada lampu menyala diatas kepalanya, Hikari mencatat ucapan Agul sebagai sekadar kemungkinan. Bisa saja memang benar kalau alasan si 'silent killer' itu membunuh kayak yang dibilang Agul.

"Kenapa dia gak mau aku deket siapa-siapa?" Zero penasaran.
"Mungkin aja dia punya perasaan sama kamu! Fans mu kan bertebaran. Hahahaha"
Canda Mebius.

Tanpa mereka sadari, ucapan demi ucapan mereka adalah kebenaran yang tak diketahui.
Sebagai ilmuwan yang tak pernah menyia-nyiakan peluang apapun, Hikari terus mencatat kata-kata mereka yang berhubungan dengan pembunuhan ini.

Pikiran Hikari terus berjalan walau terus diganggu dengan obrolan mereka.

Bukan kah semua itu masuk akal?
Korban sejauh ini adalah wanita semua.
Berarti, si pembunuh ini cemburu jika Zero dekat dengan ultrawoman?
Karena jika Zero dekat dengan teman sesama ultra nya, mereka baik-baik saja. Termasuk saat ini.

Apa berarti... Pelakunya wanita?
Kan gak mungkin pelakunya cowok.
Anjir, jadi gay dong!
Ih, jijik.

Batin Hikari berucap sendiri pada dirinya.

Tiba-tiba saja, Hikari memikirkan semua ultrawoman yang dekat dengan Zero.
Untuk antisipasi korban tentunya, dia mulai memikirkan siapa saja yang lumayan sering bersama Zero ya?

Ibu ultra? Ah, tidak. Itu jarang.
Teman New generation-nya? Tapi Newgen cuma punya 1 anggota ultrawoman yaitu Grigio.
Lalu temannya...
Varia? Varia ultra yang sangat pendiam dan gak deket amat ama Zero.

Lalu... Chikari.
Eh bentar, Chikari?
Adiknya sendiri itu cukup dekat dengan Zero, iya kan?
Sebagai kurang lebih sepupu, Chikari juga cukup ramah dengan Zero dan gak jarang mereka berinteraksi.
Apa... Chikari akan jadi korban???

Waw, sebagai abangnya jelas Hikari was-was sendiri.

"Hello.... Bang, jangan ngelamun!"
Gaia melambaikan tangannya didepan wajah Hikari yang bengong aja daritadi.

"Semburkan aja air ke mukanya"
Victory diam-diam mengerikan ya bund...

"Bang! Woi! Melamun malem malem ntar kesurupan baru tau!" Mebius berteriak tepat disebelah kepala Hikari.

"Shhttt! Bising bener orang lagi berpikir malah diganggu. Aku ada nemu petunjuk nih!"

"Petunjuk..?" Semua mengulang kalimat itu kompak. Tak lama Hikari menjelaskan pemikirannya kepada ultra dihadapannya.

".....kita harus sampaikan ke ultra brothers"

.
.
.

Holla, thanks for reading this story!
I hope you like it.
Don't forget to vote and comment ♡

Mungkin jadwal up bakal lebih slow lagi karena bentar lagi UAS. So kita harus banyakin belajar 💪🏻

Ultraman : Silent KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang