i

621 39 1
                                    

"tempat ini begitu banyak orang seperti mu, bahkan ada seseorang yang memiliki nilai buron di atas dirimu" jelas wanita yang kini menyesap batangan tembakau bakarnya.

"Apa? Ada seseorang yang nilai buronan nya lebih tinggi dari LUFFY?!" Pekik seekor rusa kutub yang juga ikut duduk disamping sang kapten, wanita itu kembali mengangguk dan menghembuskan asap rokoknya di udara.

"Pertama Capone Bege kapten dari Mafia pirate dengan harga buronan 138 juta berry, kedua Scratchmen Apoo kapten dari Musician pirate dengan harga buronan 198 juta berry, ketiga Jewelry Bonney kapten dari Bonney pirate dengan harga buronan 140 juta berry, Basil Hawkins kapten dari Hawkins pirate dengan harga buronan 249 juta berry, X Drake kapten dari Drake pirate dengan harga buronan 222 juta berry, Eustass "Captain" Kid kapten dari Kid pirate dengan harga buronan 315 juta berry.." wanita itu menghembuskan nafasnya dan mengeluarkan asap dari mulutnya.

"Trafalgar Law kapten dari Heart pirate dengan harga buron 200 juta berry.." lanjutnya

Latar berganti dimana memperlihatkan satu persatu anggota dari Supernova, seorang gadis yang sedang makan di suatu resto dengan kerusuhan yang dia perbuat lalu disusul dengan pria yang ikut menyantap makanan dalam satu resto yang sama.

"Gadis yang berisik" gumam nya geram saat mendengar suara gadis itu semakin kencang meneriaki pizza yang ia pesan.

"Tuan tolong makan dengan tenang dan jangan membuat keributan du–" belum sempat menyelesaikan ucapannya mata seorang bawahannya ditusuk dengan garpu, "aku tidak butuh saran darimu" lanjut Bege.

Disisi lain, dimana Eustass Kid yang sedang menikmati perjudian bersama dengan kru nya. Ditatapnya lelaki dengan lengan panjang itu, "oi, siapa pria itu?" Tanya Kid, salah satu kru nya yang mendengar itu pun menjawab, "Scratchmen Apoo dari bajak laut Musisi!"

Mendengar nama nya disebut, Apoo mengacungkan jari tengahnya kepada Kid yang sedang menatapnya dengan sinis. Kid yang merasa ditantang pun tersenyum lebar dan mulai meluncurkan serangan namun dibalas Apoo dengan menggunakan kekuatan dari devil fruit nya.

Beralih pada sang Biksu tua yang sedang mengamuk dijalanan, Urouge, salah satu anggota dari Supernova.

"Awas! Biksu gila mengamuk!" Pekik salah seorang warga yang berlarian untuk menghindari serangan dari Urouge.

Disaat Urouge sibuk mengobrak-abrik kota, seseorang berambut pirang panjang dengan wajah ditutup topeng besi melompat hendak menyerang Urouge namun dengan cepat X Drake berlari ke arah mereka berdua dan menangkis kedua serangan tersebut dengan kapak dan juga pedang miliknya.

"Kamu beruntung masih bisa hidup, pria topeng besi" ucap Urouge lalu pergi begitu saja bersama dengan kru nya, X Drake turut pergi meninggalkan tempat kejadian dan berjalan bersama kru nya.

Dipertengahan jalan ia menjumpai seorang lelaki yang duduk di box kayu, pria dengan suara berat dan juga topi bintik sebagai ciri khasnya. Dia Trafalgar Law.

"Drake-ya.. berapa orang yang sudah kamu bunuh?" Ucap Trafalgar sembari tersenyum aneh kepada X Drake.

Cut!

Lampu sorot yang begitu terang kini meredup secara perlahan, orang orang berlarian kesana kemari dengan membawa berbagai alat. Seorang lelaki dengan topi di kepalanya berjalan mendekati Law, "Law, kamu melupakan dialog sebelumnya" ucapnya sembari memberikan kertas berisi dialog.

"Oh? Maaf saya tidak fokus" ucap Law dan menerima lembaran kertas tadi, ia membaca perlahan dialog miliknya, "ah disini ternyata.." ucapnya sembari menunjuk pada dialog yang seharusnya ia ucapkan.

"Yap, istirahat untuk 15 menit lalu take ulang!" Teriak sang produser, ia menepuk pundak Law lalu kembali ke tempat duduknya guna melihat rekaman ulang.

"Mr. Trafalgar, apa sedang tidak sehat?" Tanya penata rias yang menghampiri Law, yang merasa dipanggil hanya menggelengkan kepalanya dan kembali fokus pada dialog miliknya.

"Baiklah, saya izin merias ulang anda."

"Saya kira anda tidak akan ikut serta dalam film ini, ternyata anda setuju" lanjut sang penata rias, Law tidak berniat membalas dan tetap fokus pada scrip yang ia baca.

"Anda menerima menjadi lakon dalam film ini karena kekasih anda ada disini?" lanjutnya, tangannya masih sibuk membenahi beberapa riasan yang sudah mulai memudar. Law berdeham sebagai jawaban.

"Baiklah, sudah selesai."

"Terima kasih" ucap Law dan diberi anggukan kecil dari wanita penata rias itu sebagai jawaban.

Disisi lain pada waktu dan juga ruang yang sama, lelaki dengan topi jerami sibuk bermain dengan ponselnya, ia mengutak-atik benda persegi panjang pipih itu membuatnya mengabaikan orang-orang disekitar yang berlalu lalang.

"Lu? Gak mau gabung sama yang lain?" Ucap Robin kala melihat Luffy yang duduk sendiri dengan mata yang terfokus oleh handphone miliknya

"Ah.. Robin, bisa bantu nggak? Aku hari ini ada ulangan matematika tapi aku gak ngerti cara ngerjainnya.." Luffy menunjukkan deretan soal yang ada pada handphone nya, Robin melihat beberapa soal itu dan mengukir senyum kecil. Ia hampir lupa jika pemeran utama ini masih bersekolah di kelas akhir.

"Okay, apa 10 menit cukup Luffy?" Tanya Robin dan dijawab anggukan antusias dari Luffy, ia senang dijauhkan dari soal perhitungan.

Robin duduk disamping Luffy dan mulai mengajari bocah hampir menginjak dewasa itu agar otaknya tidak terlalu kolot dalam berhitung, Luffy yang beberapa kali mencoba menghitung dan mengeluarkan rautan wajah kebingungan membuat Robin dan para staff tertawa melihatnya.

Disisi lain lagi Nami dan Usopp yang sibuk bermain dengan peralatan syuting, mulai dari kamera yang tak digunakan dan properti lainnya yang sekira mereka bisa dimainkan.

"Hei Usopp coba lihat sini!" pekik Nami dan mulai mengarahkan kamera kepada Usopp, dalam hitungan detik Nami sudah mengambil beberapa foto wajah Usopp yang konyol. Mereka tertawa melihat hasilnya.

"JELEK BANGET MUKA GUE, NAMI" protes Usopp saat melihat hasil jepretan Nami yang sangat tidak cocok sebagai fotografer.

"This is better ketimbang foto yang Zoro ambil ya" bela Nami, Zoro yang merasa dirinya terpanggil hanya mendengus kasar lalu kembali fokus pada dialognya.

"Gue gak banyak muncul disini" gumam Zoro dan disetujui oleh Sanji yang turut duduk disampingnya beberapa menit lalu.

"Lo gak begitu berguna jadi munculnya gak sesering gue" balas Sanji, Zoro yang mendengar itu melirik sinis partner akting nya.

"Peran lo cuman godain cewe" timpal Zoro tak mau kalah

"Lo tukang nyasar, rambut ijo lumutan, otak kolot, tukang nyolot" balas Sanji yang juga tak mau kalah, pandangan Zoro kini beralih menghadap Sanji sepenuhnya, ia menatap tidak suka Sanji dan mulai menimpali balik ucapan demi ucapan.

"Asik nih ribut" Kid berdiri sedikit jauh dari pandangan Zoro dan Sanji, melihat kedua sejoli itu tampak sedang beradu mekanik satu sama lain.

"Mereka sehari gak ribut kayaknya gabisa deh" Hawkins datang berdiri disamping Kid yang sepertinya menikmati keributan diantara Zoro dan Sanji

"Oke, istirahat selesai. Ayo kembali ke posisi awal semuanya!" Ucap sang produser dengan menggunakan speaker, semua yang mendengar itu kembali pada posisi masing-masing. Lampu dinyalakan, kamera disiapkan, microphone dan berbagai alat serta properti ditata dengan baik, tak lupa para aktor dan aktris yang sudah siap memerankan karakter mereka-pun kembali pada posisi masing-masing.

"Roll camera One Piece 392 take 12 action!"

To be continue...

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang