Pagi ini suasana di tempat syuting begitu cerah, Luffy kembali menjadi Luffy yang periang tidak emosional seperti kemarin yang bahkan menangisi seekor semut yang Zoro tak sengaja injak.
"Pagi pak produser! Pagi Eiden dan pagi semuanya" ucap Luffy dengan suara yang sedikit kencang, Law yang sedari tadi membawa barang milik Luffy hanya menghela nafas panjang. Dia sudah terbiasa dengan hal itu disetiap pagi.
"Pagi Luffy, kamu kelihatan cerah hari ini" sapa Eiden sembari memberikan lembaran kertas kepada Luffy dan dibalas oleh senyuman super ceria oleh si pemilik mata bercodet.
"Wah wah lihat karakter utama kita sudah datang" ucap sang produser, Luffy mengangguk lalu duduk di kursi yang sudah disediakan khusus, jari lentik si manis telaten membuka satu persatu lembaran yang diberikan Eiden dan sesekali membaca beberapa dialog disana.
"Ace.. mat- tunggu.. Ace bakal mati di series kali ini??" Gumam Luffy dengan raut wajah serius, Eiden mengangguk sebagai jawaban. Mata Luffy membulat sempurna, bibirnya terbuka membentuk huruf O.
"Wow! Ini bakal menjadi scene yang sangat luar biasa!" Pekik Luffy girang membayangkan adegan dimana ia akan menyelamatkan Ace dari para Marine walau nantinya saudara angkatnya itu akan meninggal dan putus peran di dalam series kali ini.
"Jadi lo seneng gue mati, Luff?" Ucap Ace yang baru saja datang dengan Sabo, Luffy memalingkan wajahnya pada Ace lalu menggeleng perlahan.
"Ini cuman akting Kak, disini juga kayaknya bakal jadi legend scene! Sang tinju api gugur dipelukan sang adik" ucap Luffy dengan antusias, Ace dan Sabo hanya menanggapi dengan gelengan kepala.
"Ehm, kalian sudah sarapan belum? Kebetulan saya ingin order makanan" sela Law
"Gue americano aja deh" ucap Ace sembari melihat layar handphone milik Law yang menunjukkan menu.
"No, don't dare you Ace. Ganti aja Law, jangan americano, susu aja." Sabo menimpali, Law hanya mengangguk karena tau Sabo pasti akan melarang jika Ace memesan kopi terlebih lagi saat pagi hari seperti ini.
"Sab? Kenapa sih? Gue mau minum kopi.." rengek Ace ketika tau pesanannya diganti dengan susu, Sabo hanya diam tak menjawab ucapan pacarnya itu.
Ace berjalan mendekati Sabo yang kini meletakkan mantelnya pada kursi tempat ia duduk, "Ah okay, kiss for today? Can i?" Ucap Ace
"Bro, 7am please.." gumam Luffy saat melihat kelakuan kakaknya, sungguh Luffy saja muak dengan tingkah manja kakaknya jika ada Sabo. Cuih.
"Babe? Mau pesan sesuatu?" Ucap Law yang sedari tadi menatap Luffy, si manis yang dipanggil pun mengangguk.
"Samain kayak kamu" ucap Luffy, si dominan yang mengerti pun segera menyelesaikan kegiatan memesan makanannya dan kembali fokus pada mengurus pacar kecilnya.
Netra gelap Luffy terfokuskan oleh handphone miliknya dengan laptop berada di pangkuan si aktor kecil ini, beda dengan Law yang kini sedang membaca scrip adegan miliknya.
"Hari Minggu gini ada kelas?" Tanya Law tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas yang ia baca
"Ya, aku ngejar mapel kemarin yang sempet kosong. Aku pengen cepet lulus.." jawab Luffy sembari menunjukkan ekspresi sedih
"Manager mu emang gak ngatur jadwal antara sekolah sama syut?" Luffy yang mendengar ucapan kekasihnya itu hanya menggeleng
"Ganti manager aja boleh gak sih, aku capek banget.."
"Kalau kamu bisa kerja tanpa manager, mending lepas aja. Tapi bakal susah, aku takut kamu ketitiran"
"Kamu sendiri bisa tanpa manager atau kamu aja yang jadi manager ku?"
Law menatap Luffy yang fokus dengan laptopnya, senyum kecil terukir pada wajah dingin Law.
"Karena aku gak punya jadwal yang terlalu sibuk dan padat di dunia hiburan jadi aku gak butuh manager. Kalau aku jadi manager mu emang kamu mau aku atur terus?"
Tangan Luffy berhenti mengetik, kini pandangan Luffy teralihkan pada Law yang menatapnya. Si manis tersenyum lalu mendekatkan dirinya pada Law, mengikis jarak diantara dia dan kekasihnya hingga nafas mereka saling terasa mengenai kulit satu sama lain.
Satu ciuman singkat Luffy berikan pada Law tepat di bibir pria itu, yang mendapatkan ciuman hanya tersenyum kecil beda dengan Luffy yang tersenyum puas dengan tindakannya.
"Apapun kalau sama kamu.. aku juga mau" ucap Luffy
"Do that?"
Senyuman Luffy luntur kala mendengar respon dari Law, padahal ia hanya bercanda namun kekasihnya itu malah merespon diluar nalarnya.
"Gamau, aku takut" jawab Luffy sembari menutupi bagian dadanya, entah apa yang ditutupi oleh si manis padahal gundukan gunung saja tidak punya.
"Bercanda, aku tau kamu belum siap buat itu"
Luffy tersenyum, matanya kembali fokus pada layar laptop hingga pesanan yang Law pesan sampai di tempat. Sabo, Ace, Luffy dan Law duduk bersama memakan makanan yang mereka pesan tadi sembari sedikit bercerita.
"Oh iya, bentar lagi Luffy kan kelulusan-"
"Masih 6 bulan lagi kak, kelulusan ku masih tahun depan itu aja kalau semua nilai akademik ku tuntas" sela Luffy saat Ace berbicara
"Makannya denger dulu, orang tua kalau ngomong gak boleh dipotong" ucap Ace sembari meminum susunya, "jadi lo mau lanjut kuliah atau fokus karir dek? Kalau kuliah nanti kakak saranin kamu hengkang dulu dari dunia hiburan" lanjut Ace
"Saya setuju dengan Ace" sela Law dan diangguki Sabo
"Aku gak mau lanjut kuliah, tapi gak tau deh nanti gimana.. mungkin pengen lanjutin dulu" ucap Luffy
"Matengin ya" singkat Ace dan mendapatkan anggukan dari Luffy
"Oh iya, kalian gak mau nikah?" Tanya Sabo, Luffy yang sedang meminum jus nya tersedak kala mendengar ucapan kekasih kakaknya.
"Siapa yang nikah?" Sahut Eiden yang tak sengaja mendengar ucapan Sabo, kru film yang lain menatap ke arah Luffy termasuk teman-temannya yang kini menatapnya dengan pandangan terkejut.
"Siapa yang nikah?!" Ucap Nami sembari mendekati Luffy, yang ditanya hanya menggeleng
"Yah, kirain Luffy mau nikah" Nami pergi dengan ekspresi sedih.
"Aku masih 17 tahun dan terlalu dini buat nikah, apa kata media nanti? Hey aku gak mau citra Law nanti rusak cuman karena aku dan aku juga gak mau hidupku makin ribet sama cacian maki atau komentar netizen" jelas Luffy
"Kan bisa gak usah di publish, nikah diem diem" sahut Ace
"Gamau" jawab Luffy dengan cepat
"Udah, saya dan Luffy bakal urus masalah nikah nanti. Itu juga urusan kita, kalau memang sudah matang mau nikah kapan juga bakal saya kasih informasinya ke kalian. Saya juga gak maksa Luffy buat jadi milik saya seutuhnya." Ucap Law
"Haih ucapan orang tua emang beda" canda Ace
Selesai makan dan mengobrol ringan, Luffy bersiap diri untuk perekaman, sedangkan Law tetap mengamati kekasih kecilnya sembari mengobrol ringan dengan kru film dan para pemain lain.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene
FanfictionBagaimana jika One Piece adalah sebuah film dan seluruh karakter di dalamnya adalah seorang aktor dan aktris? Cerita dibalik layar dalam pembuatan film berjudul One Piece, sebuah cerita huru-hara dari para aktor-aktris yang turut andil dalam pembuat...