BAB I: Orang buangan?

9 2 0
                                    

"Terkadang hidup tak adil bagi si bodoh."
----


"Kalian buat kelompok, satu kelompok 5 orang. Lalu kalian kerjakan tugas ini di kertas selembar" Ucap lantang seorang guru muda seraya menunjuk soal menggunakan penggaris.

Riuh ricuh mulai terdengar dari dalam kelas, "Siapa yang mau sekelompok sama aku?" Ujar seorang anak kecil dengan bando di kepalanya.

"Aku! Aku! Akuuu!!!" Sahut beberapa anak.

Amel menunduk, "Lagi-lagi si pintar dengan si pintar, si bodoh dengan si bodoh" gumamnya sembari melihat sekeliling, berharap ada yang mengajaknya untuk bergabung dengan kelompok. Namun, setelah beberapa lama Amel menunggu, tak ada satu orang pun yang mengajaknya.

"Apa Amel sebodoh itu ya?" ucapnya dalam hati, menahan rasa sakit yang tak tahu darimana datangnya.

Amel memberanikan diri, mendorong kebelakang kursi yang ia duduki, dengan ragu amel menelan saliva nya. Sedetik kemudian bibirnya pun mulai terbuka, "Ada yang mau sekelompok sama Amel nggak?" Tanyanya ragu-ragu terhadap seisi kelas

Hening....

Hanya itu yang Amel dapatkan, guru yang melihat kejadian itupun bangkit dari kursinya. "Amel belum kebagian kelompok?" tanya guru muda berparas cantik.

"B-belum bu" jawab Amel terbata-bata.

Guru menatap Amel dengan tatapan yang tak dapat di artikan, "Kenapa tidak ada yang mengajak Amel buat bergabung dengan kelompok?" Tanya bu guru kepada seisi kelas. Namun tak ada satu suara pun yang menjawab.

"Amel, kamu masuk kelompok Darus ya" lanjut guru muda itu.

Seorang lelaki dengan perawakan botak itu langsung berdiri dari tempat duduknya, rasa tak suka muncul dari wajahnya. "Ih apaan sih bu, Darus nggak mau sekelompok sama Amel. Dia sekelompok sama Zikra aja buu." tolak Darus kepada bu guru

Zikra yang merasa namanya di bawa pun menampakkan wajah tak suka, ia segera mengangkat bokong nya untuk berdiri.

"Amel masuk kelompok Zikra!" Ucap guru itu sebelum Zikra mengucapkan kata-kata penolakan.

"Kalian ini kan semuanya teman, jangan saling membedakan" Lanjut guru itu dengan suara tegasnya, "Sekarang kalian lanjutkan mengerjakannya, ibu tunggu sampai bel pulang sekolah berbunyi. Bisa di pahami?"

"Bisa bu." Ucap siswa dan siswi di dalam kelas. Bersamaan dengan itu Zikra kembali duduk di tempat nya. Mau tidak mau ia harus sekelompok dengan gadis yang paling di hindari satu kelas- 2B

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

thliʹpsisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang