"Aku pulang...".
Aku sampai dirumah lalu mengucapkan salam.
"Eh sudah pulang kakak, sana ganti baju dulu baru makan".
Setelah mengucapkan salam, ibuku langsung menyambut kepulangan ku dengan senyumannya, dan tanpa menolak aku mengiyakan ucapannya.
"Iya bu".
Aku langsung pergi menaiki tangga menuju ke kamarku yang berada di lantai kedua, setelah sampai aku langsung membuka pintu kamarku yang tidak terkunci dan menaruh tas ku di samping meja belajar lalu menatap keluar jendela melihat matahari yang terbenam dengan indahnya.
"Hari-hari yang damai seperti biasanya".
Namaku Himejima Reiji, seorang remaja berusia 14 tahun yang menjalani kehidupannya dengan damai, aku memiliki satu adik perempuan bernama Himejima Mirai, ibuku bernama Himejima Tatsuki, dan ayahku bernama Himejima Teji. Kami berempat adalah keluarga yang hidup dengan damai dan biasa-biasa saja.
"Reiji ayo cepat turun, sudah waktunya makan".
"Iya bu sebentar".
Mendengar suara ibuku memanggil aku langsung mengganti baju dan turun kebawah menuju ruang makan, sesampainya di ruang makan aku melihat adikku sudah menunggu.
"Lama banget kak ganti bajunya".
"Iya ya maaf dek, tadi kakak liat matahari terbenam dulu, indah loh".
"Iya aku juga liat, dah buruan duduk aku mau cepet-cepet makan".
"Ok ok, oh iya bu, ayah belum pulang?".
"Belum, katanya bakal lembur dia hari ini".
"Ohh ya sudah, jadi kita makan apa hari ini?".
"Nihh, ibu sudah masak ikan tongkol dan sayur sop kesukaan kakak".
"Wah enak nih, yaudah yuk langsung makan".
Kami pun menikmati makan malam bersama-sama dan setelah makan aku kepikiran untuk keluar dan mencari udara segar.
"Bu aku keluar sebentar ya, mau cari udara segar".
"Iya, tapi jangan sampai kemalaman ya pulangnya".
"Iya bu, tenang aja".
Setelah mendapat izin dari ibu, aku langsung mengambil hoodie ku dan pergi keluar menuju taman dekat rumahku, jarak nya tidak terlalu jauh, hanya butuh 5 menit berjalan. Dan setelah sampai aku langsung duduk di gazebo yang ada di taman sambil menikmati pemandangan bintang di malam hari.
"Haa... Cuacanya cerah, jadi bisa melihat bintang-bintang, udara malam juga segar, memang pilihan tepat datang kesini setelah makan malam".
Aku terus memandangi bintang yang ada di langit, dan tiba-tiba aku melihat kilauan cahaya jatuh tapi anehnya kilauan cahaya itu seperti mengarah ke diriku.
"Kilauan cahaya apa itu? Tunggu itu mendekat ke arahku?".
Dan aku pun menyadari kilauan cahaya itu mulai jatuh mendekat ke arah ku.
"Tunggu yang benar saja! WAHH!!".
Kilauan itu pun jatuh ke arah ku, tapi aku beruntung berhasil lari dan menghindar. Anehnya tidak ada suara hantaman walaupun Kilauan itu jatuh dari tempat tinggi, kilauan itu sepertinya mendarat dengan sempurna.
"Ugh... Kilauan apa itu?".
Aku pun berdiri dan mencoba mengecek kilauan tersebut.
"Hah? Apa ini? Sebuah kapsul?".
Aku melihat sebuah kapsul kecil didepan ku, karena aku penasaran aku pun mendekati nya dan aku melihat pintu dari kapsul itu terbuka, aku menengok sedikit kedalam kapsul tersebut dan tidak ada apa-apa selain kursi kecil, aku merasa lega tapi juga sedikit kecewa.
"Hahh... Ternyata tidak ada apa-apa, huft... Bikin panik aja, sebaiknya aku segera pergi dan melaporkan hal ini".
Niatku ingin pergi tapi tiba-tiba aku tertarik masuk kedalam kapsul itu dan seketika pintu kapsul itu terkunci rapat.
"WAHH! Apaan ini!? Tolong! Tolong!".
Aku terjebak di dalam kapsul tersebut dan kapsul itu tiba-tiba bergetar, aku pun menjadi semakin panik, aku mencoba menenangkan diri tapi getarannya semakin hebat.
"Aduh bagaimana ini! Akh getarannya semakin hebat! Ah iya kursinya!".
Aku langsung duduk di kursi yang ada di dalam kapsul dan memasang sabuk pengaman, getarannya semakin hebat dan melalui jendela kecil yang ada di pintu kapsul aku bisa melihat pemandangan taman yang perlahan-lahan menghilang tertelan cahaya biru yang sangat terang, dan seketika getarannya menghilang dan aku melihat dari jendela kecil di pintu kapsul pemandangan langit biru dan awan.
"Hah? Awan? Aku ada di langit!? Yang benar aja aku akan jatuh!".
Kapsul itu mulai terjun layaknya pesawat jatuh, kalau aku tidak memakai sabuk pengaman aku pasti sudah melayang-layang
"Ukhh!.. Tahan Reiji, beranikan dirimu".
Tidak lama kemudian kapsul akhirnya menghantam daratan, untungnya aku duduk di kursi dan memakai sabuk pengaman, kalau tidak aku bisa saja mati menghantam dinding-dinding kapsul.
"Ughh... Kepalaku pusing... Hantamannya keras sekali, benar-benar pendaratan yang parah".
Tidak lama kemudian pintu kapsul terbuka dan aku pun keluar dari kapsul, disekitar ku hanya terlihat pepohonan yang ditutupi salju tipis begitu juga dengan tanah yang kupijak.
"Brrr... Sedikit dingin disini, untung aku memakai hoodie Dan celana panjang, sebaiknya aku berjalan saja dulu untuk meminta bantuan".
Aku memutuskan untuk berjalan lurus ke arah Selatan untuk mencari bantuan, dan setelah 30 menit berjalan aku tidak menemukan apapun atau siapapun, hanya ada hutan belantara disekitar ku.
"Haa... Dimana ini sebenarnya? Aku sudah berjalan selama 30 menit dan tidak menemukan siapapun- WAH! Hampir saja jatuh ke jurang! Telat sedikit aja bisa jatuh".
Aku terus berjalan tanpa sadar ada jurang dan hampir saja terjatuh.
"Hah!? Apa-apaan itu!?".
Aku melihat ke bawah jurang tersebut dan ternyata di bawah jurang yang dalam itu ada sebuah pangkalan militer yang sangat besar dipenuhi dengan alat-alat canggih dan robot-robot canggih, benar-benar sebuah pemandangan di luar ekspektasi.
"Ap... Apa yang sebenarnya terjadi!?, Ada dimana aku ini!!!".
-Prolog end-
KAMU SEDANG MEMBACA
Menuju Masa Depan
FantasyReiji seorang remaja biasa yang menjalani kehidupan yang damai, tiba-tiba harus mengalami nasib buruk karena dia tidak sengaja memasuki kapsul yang mengirimnya ke masa depan.