Chapter 3

4 0 0
                                        

*Bip *Bip

"Heh mereka benar-benar keras kepala ya, yosh! Datanglah! Aku akan bermain-main dengan kalian semua!". Ucap Lia dengan semangat berapi-api.

"Fokus Lia, jangan gegabah, kita berada di area musuh, salah satu langkah saja maka kita akan terkepung". Balas Abel dengan nada tegas dengan ekspresi yang serius, dia bisa menjadi sedikit menyeramkan jika berada di situasi seperti ini.

"Jadi apa rencana kita Abel? Kita tidak akan melawan para Rogue itu kan?".

Aku bertanya kepada Abel sembari mempersiapkan barang-barang ku, tubuhku memang sudah membaik dan aku pun juga cukup terkejut dengan betapa cepat pemulihan ku, tapi tetap saja aku tidak mau melawan para robot gila itu untuk kedua kalinya.

"Tentu saja tidak, kita berada di wilayah musuh, melawan mereka sama saja menarik perhatian seluruh pasukan musuh". Balas Abel.

"Tujuan kita adalah keluar dari hutan ini ke arah Utara, setelah keluar dari jangkauan area musuh kita baru bisa memanggil bantuan". Abel  mengeluarkan semacam remote dan memencet tombolnya yang lalu menampilkan sebuah peta hologram.

Aku melihat peta hologram dengan seksama, mencoba mengetahui posisi kita bertiga, aku bisa melihat tanda bulat merah besar di dalam peta, *hmm... Jadi jurang yang menjadi markas para robot gila itu ada di arah Selatan hutan*

"Kita sekarang sedang berada di arah Tenggara, tujuan kita adalah gerbang yang menjadi pembatas hutan ini di arah Utara". Abel lalu memperluas peta hologramnya. Aku bisa melihat lebih jelas lagi bentuk geografis daerah sekitar.

"Tunggu apa itu gunung?". Aku pun sedikit terkejut saat melihat peta hologram lebih teliti, seingat ku aku tidak melihat gunung sama sekali sebelumnya, atau memang aku tidak menyadarinya?.

"Hmm, jadi kau tidak sadar? Yah kurasa karena kondisi lingkungan sekitar yang berkabut tebal dan pohon-pohon menjulang tinggi membuatmu tidak sadar akan adanya hal 'ini'. Abel pun menjawab kebingungan ku, memang hutan ini memiliki kabut yang tebal sampai aku kira awalnya sedang hujan salju, belum lagi aku juga dikejar-kejar oleh robot-robot gila itu, mana mungkin aku punya waktu untuk mengamati dengan seksama.

"Tunggu hal 'ini'? Maksudmu?". Lanjut ku, aku menyadari ada keganjilan di kalimat yang Abel sampaikan.

"Ya hal 'ini', atau lebih tepatnya menara ini, adalah hal yang menjadi penyebar virus yang menghancurkan teknologi-teknologi kita, menara ini dinamakan Menara Agrin/ Agrin Tower, tapi untuk yang satu ini, mereka belum selesai membangunnya". Jawab Abel.

"Belum selesai? Tunggu para Rogue ini? Markas militer yang ada di tebing itu? Semuanya untuk membangun menara ini?". Aku akhirnya mendapat suatu kesimpulan.

"Heh jeli juga ya kau Reiji". Balas Lia sambil menyikut lenganku.

"Yap betul sekali Reiji, seluruh hutan ini sudah dikuasai oleh mereka untuk membangun menara ini".

*Jadi alasan atau lebih tepatnya misi mereka berdua disini adalah untuk menginvestigasi hutan ini, dan yah memang benar ada yang ganjil di hutan ini, huff... Aku beruntung karena datang di saat mereka menjalankan misi ini, atau pertemuan ku dengan mereka sudah direncakan?* Ada banyak hal yang terpintas di kepala ku, tapi aku mengabaikan nya dulu untuk sekarang, aku merasa harus fokus dengan masalah yang lebih genting ini.

"Baiklah kita lanjut dengan rencana kita, maaf Reiji jika kau punya pertanyaan, kita akan menjawabnya setelah semua sudah lebih baik". Abel pun berkata membuatku terlepas dari renunganku.

"Baiklah, silahkan lanjutkan Abel". Balasku

"Seperti yang sudah kubilang tadi, tujuan kita adalah menuju ke arah Utara untuk keluar dari hutan ini, kita tentu tidak bisa berjalan di tengah hutan melewati aliran sungai yang ada disini". Abel menunjuk ke arah aliran sungai yang menjadi tempat pertemuan ku dengan robot-robot gila itu sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menuju Masa DepanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang