Jeno memacu kendaraannya membelah jalanan yang cukup sepi. Sudah lama dia tidak menggunakan motor kesayangannya. Dia berusaha menenangkan hatinya, mendamaikan pikirannya.
Stop mikirin Haechan, Jen.
Dia baik-baik aja.
Ada mark, lo nggak perlu terus-terusan mikirin Haechan!
Gerutunya dari dalam hati.
Reflek Jeno menarik rem tangan dan pedal rem di kakinya ketika seseorang tiba-tiba saja berlari melintas di depannya. Hanya hitungan detik seseorang terpelanting karena usaha jeno untuk mengerem sudah terlambat.
BRAKK
Mata sipit itu membelalak tak percaya, bahwa dia baru saja menabrak sesrorang. Jeno segera menyetandarkan motornya, dia membuang helmnya asal.
"Hey, kau baik-baik saja?" Jeno memeriksa lelaki bertubuh lebih pendek darinya.
Tiga orang siswa yang mengejarnya terperangah melihat target yang mereka kejar kini sudah tersungkur karena tertabrak motor.
"Cabut guys."
Jeno melihat gerombolan siswa tadi, dia mengamati seragam yang dikenakannya berbeda dengan seragamnya.
"Akh.. uhuk.. shhㅡ" rintih pemuda itu sembari meringkuk menutupi wajahnya.
Dia satu sekolah sama gue?
Batin Jeno, ketika melihat seragam pemuda itu mirip dengannya. Dia membaca nametagnya.
"Renjun?!"
Jeno menarik pelan lengan renjun yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya.
"Jㅡjeno."
"Ren, lo gapapa? Badan lo ketabrak motor gue? Ayo ke rumah sakit." Tanya Jeno panik, dia memapah renjun menuju ke motornya.
"Lo masih kuat kan naik motor?"
"Gue gapapa." Ucap Renjun sedikit kliyengan akibat terpelanting.
"Kita ke rumah sakit dulu, lo harus diobatin." Jeno memasangkan helm ke kepala Renjun, dia sedikit melirik sudut bibir Renjun yang berdarah.
Jeno membantu Renjun naik ke motornya, lalu dia segera menaiki motornya. Tidak lupa dia juga menarik lengan ringkih lelaki di belakangnya itu untuk melingkar diperutnya.
"Tahan ya Ren, jangan pingsan dulu."
Renjun hanya tersenyum tipis, tidak membalas ucapan jeno karena bibirnya terasa ngilu. Renjun menyandarkan kepalanya ke punggung lebar milik jeno.
ㅡ Puzzle Piece ㅡ
"Balik bareng gue ya chan, gue anter sampai rumah."
"Nggak perlu. Lo kenapa sih?! Udah gue bilang 'nggak' juga masih aja di sini." Semprot Haechan galak, dia muak mendengar Mark merengek ingin mengantarnya pulang.
"Udah sore, daripada lu nunggu jemputan. Keburu malem sampai rumah."
"Siapa bilang gue nunggu jemputan?! Gue bisa pulang sendiri."
"Chan, please. Kasih gue kesempatan. Kali ini gue nggak akan ngulangin yang dulu."
"Mark, lo lupa? Yang mutusin hubungan kita siapa? Orangtua lo. Jadi mau ngulang lagi kayak dulu nggak akan bisa. Gue juga udah nggak ada rasa sama lo."
"Apa ini karena jeno?"
"Stop bawa-bawa jeno, ini nggak ada kaitannya sama jeno. Mending lo pergi." Usir Haechan kesal mendorong mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece | Nohyuck✔
FanfictionAku merasakan kekosongan pada dunia yang aku tuju, dan entah bagaimana kau telah menjadi segalanya bagiku. Potongan puzzleku yang hilang... ❝ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴍʏ ᴍɪssɪɴɢ ᴘᴜᴢᴢʟᴇ ᴘɪᴇᴄᴇ❞ Warn; Bxb #1 Jendong [200820]